52

41.6K 1.7K 69
                                    

           Terdengar isak tangis dari dalam kamar mandi Johana. Wanita itu tampak menggosok kuat leher dan dadanya yang terdapat bercak merah bekas cumbuan Raga sore tadi. Johana menangis merenungi yang terjadi padanya. Lelaki yang paling dia sayangi setelah ayahnya tega memperlakukannya dengan hina.

        Esoknya saat dikantor Johana sering melamun dan wajahnya terlihat murung.

"Jo..JOOO..." teriak Vivi pada akhirnya karena jengah melihat tingkah laku Johana yang aneh hari ini.

"Ya.." jawab Jo terkejut

"Kenapa, Vi?" Tanya Johana pada Vivi

"Loe kenapa?" Tanya Vivi balik

Johana hanya tersenyum menggeleng

"Loe habis nangis ya?" Ucap Vivi dengan mata menyelidik karena melihat mata Johana yang sembab. Vivi mendorong kursi kerjanya ke arah Johana

"Gue gak apa-apa" jawab Jo menghindari tatapan menyelidik Vivi, Jo gugup dan menunduk

"Loe pasti bertengkar kan sama Raga gara-gara kemarin?" Tembak Vivi

Melihat Johana hanya diam,Vivi berdecak kesal lalu melanjutkan kata-katanya

"Udah gue duga!!!" Vivi tersenyum masam

"Kemarin Raga pasti salah paham. Gue bisa lihat dia kecewa sama pernyataan loe tentang Keenan. Lagian Jo, masa sih loe gak bisa ngerasa kalau Raga cinta sama loe? Raga mungkin emang gak pernah ungkapin perasaannya ke loe, Jo. Tapi kami-kami yang berada disekitar loe, bisa lihat rasa cinta Raga yang besar buat loe. Atau sebenarnya loe pura-pura gak tau dan menutup mata hati loe dari cinta Raga karena loe takut jatuh cinta lagi?" Ucap Vivi

Johana terus diam dan malah mulai menitikan air matanya kembali "Ini gak adil buat Raga, Jo. Terus bukan satu dua orang kan yang ngomong kalau Raga mencintai loe. Bahkan orang bodoh aja tau kalau Raga cinta sama loe. Jadi, mustahil kalau loe sendiri yang dilimpahi rasa cinta dari Raga gak bisa merasakannya. Loe bahkan terus-terusan mengingkari ucapan kami semua tentang perasaan Raga"

         Johana jadi merasa bersalah pada Raga. Sebenarnya Johana bisa merasakan kalau Raga mencintainya lebih dari seorang adik. Tapi Johana sadar diri bahwa dia hanya seorang janda dan tidak pantas untuk Raga. Raga adalah lelaki yang belum pernah menikah dan berasal dari keluarga yang terhormat. Mungkin lelaki itu bisa menerima dirinya apa adanya tapi bagaimana dengan keluarga laki-laki itu. Jujur saja rasa itu sebenarnya sudah mulai tumbuh di hati Johana untuk Raga.

"Raga selama ini gak mau menyatakan perasaannya karena dia takut kalau loe akan menjauh. Raga hanya menunggu waktu yang tepat kalau gue lihat" jelas Vivi

"Tadi malam Raga sudah menyatakan perasaannya dan mencoba memperkosa gue" jelas Johana tiba-tiba

"APAAA???" Vivi terkejut

Johana jadi ikut terkejut gara-gara teriakan Vivi. Johana lalu menceritakan kejadian  kemarin pada Vivi dan melewatkan bagian Raga yang mencumbunya. Johana hanya bilang kalau Raga langsung berbuat hal yang tidak senonoh padanya

"Jadi dia mabuk??" Ucap Vivi manggut-manggut dan diiyakan oleh Johana

"Gue gak maksud bela Raga nih ya. Jo, orang mabuk mana bisa gunain akal sehatnya. Nah..hebatnya Raga ditengah ketidaksadarannya, dia mampu mengontrol dirinya sendiri karena sudah merasa menyakiti loe. Dia bisa aja melanjutkan hal "itu" kalau dia mau. Tapi dia gak mau kan?" Ucap Vivi pada Johana

"Dan dia mabuk setelah pergi dari restoran kan? Jadi, dia pasti minum karena ucapan loe kemarin. Loe ikut andil salah dalam hal ini. Loe buat dia patah hati dan dia melarikan diri ke minuman keras. Itu kesimpulan gue" 

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang