55

50K 1.8K 90
                                    

          Johana tampak memejamkan matanya menahan emosi yang akan keluar. Ingin dia melemparkan semua barang dirumah ini ke wajah mama Davi. Walaupun mama Davi menangis dan menunjukan raut wajah merasa bersalah sedikit pun Johana tidak iba.    

"Silahkan..saya tunggu anda menyebarkannya" tantang Johana saat sudah membuka matanya dan langsung keluar dari tempat itu.

Saat Johana sudah pergi, Davi yang sudah keluar dari kamarnya juga menuntut penjelasan.

"Ma, jelaskan kenapa aku dan Johana bisa berdua?" Tanya Davi

"Maafkan mama.." lalu Ana menangis

Davi mengusap wajahnya kasar
"Demi Tuhan..apa yang mama lakukan tadi malam? Apa mama sudah gila? Mama mungkin terlalu sering berkumpul dengan orang gila seperti Davi, jadi mama sekarang juga ikut gila"

"Sekarang Johana pasti tambah membenci Davi, ma. Davi kecewa sama mama" ujar Davi sambil menundukan kepalanya

"Kamu harus menikahi Johana, Dav. Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kalian lakukan" tegas mama Davi

"Ma..Johana tidak mungkin mau. Apalagi setelah kejadian tadi malam. Davi mau saja bertanggung jawab  bahkan dengan senang hati. Tapi Davi sudah terlalu menyakitinya jadi tidak mungkin Johana bersedia begitu saja untuk kembali bersama Davi. Lalu bukankah mama yang dulu selalu membela Jo, kenapa sekarang mama malah menyakitinya. Biarkan Johana bahagia, ma" marah Davi pada sang mama

"Ya..dan membiarkan kamu jadi gila. Mama gak sanggup melihat kamu seperti ini terus. Lagipula Johana sampai saat ini masih sendiri. Mama yakin dilubuk hatinya yang paling dalam Johana masih mencintai kamu" jawab Ana berusaha meyakinkan Davi

"Ma..please..jangan memaksakan kehendak mama. Jujur Davi memang sangat mencintai Johana, tapi prioritas utama Davi adalah kebahagiaan Jo. Kalau mama maksa Davi untuk balik sama Jo. Mungkin Jo akan merasa tersiksa"

"Sudahlah..semua sudah terjadi. Bagaimana nanti kalau Johana hamil? Apa kamu mau anak kamu lahir sebagai anak haram?" Ucap Ana

Davi langsung terdiam dan membenarkan dalam hati ucapan mamanya mengingat mereka melakukan itu hingga berkali-kali tanpa pengaman, tidak menutup kemungkinan Johana akan hamil. Namun mendesah lelah "Tapi ma..Jo pasti tidak akan pernah bersedia menikah dengan Davi. Belum lagi soal ibunya Jo yang sangat membenci Davi. Terlalu banyak rintangan, ma"

"Itu urusan mama. Mama akan mencoba membujuk Johana. Dan andai Johana bersedia kembali padamu. Mama mohon jangan sakiti Johana lagi, Dav" ucap Ana

                             ***********

          Vivi tampak memandang wajah temannya yang duduk disampingnya dalam perjalanan pulang ke Bandung. Apa yang terjadi pada temannya itu. Kemarin malam Johana tidak pulang, awalnya Vivi sangat khawatir pada Johana. Tapi melihat Johana tiba pagi kemarin dalam keadaan sehat wal'afiat, Vivi menjadi tenang. Namun setelah kejadian itu, Johana menolak mengikuti rangkaian acara kantor dengan alasan tidak enak badan. Vivi yang mengira Johana benar-benar sedang sakit membiarkan Johana istirahat. Tapi hingga pagi ini Johana terus diam, membuat Vivi curiga telah terjadi sesuatu

"Jo, loe masih sakit?" Tanya Vivi

"Vi, please..gue butuh sendirian" jawab Johana

Vivi menyadari kalau memang terjadi sesuatu, tapi melihat Jo yang hanya diam selama perjalanan Johana, sambil menutup wajahnya dengan jaket. Vivi juga ikut diam saja. Sesampainya Johana dirumah, Johana terkejut melihat mama Davi sudah duduk diruang tamu rumahnya dan ibunya sudah menangis.

"Ibu..,ibu kenapa?" Ucap Johana yang berlari kearah ibunya

"Apa yang anda lakukan?" Bentak Johana pada Mama Davi. Entah kemana rasa hormatnya pada sang mantan mertua yang dulu begitu besar

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang