23

29.4K 1.3K 11
                                    

"Donna" hanya suara lirih yang keluar dari Davi karena terkejut melihat kedatangan mantan kekasih tercintanya.

Sementara Donna yang masih diam berdiri ditempatnya menangis sesegukan melihat Davi lagi setelah sekian lama tidak bertemu. Dipandangnya lekat wajah Davi. Lelaki itu masih tampan seperti dulu bahkan terlihat jauh lebih tampan saat ini dimatanya. Taukah kalian kalau pria yang sudah beristri lebih menggoda bagi seorang wanita. Dirinya juga kecewa melihat reaksi Davi saat melihatnya lagi. Davi tidak langsung memeluknya seperti biasa. Padahal dulu setiap mereka tidak bertemu satu minggu saja Davi seperti ayam yang kehilangan induknya. Donna juga kecewa melihat keadaan Davi yang baik-baik saja tanpa dirinya. Tapi apa yang Donna harapkan setelah mengkhianati Davi. Berharap kalau Davi akan menyambutnya seperti tidak terjadi apa-apa. Tentu itu tidak mungkin. Saat masih saling bertatapan terdengar suara dari sang sekretaris yang memperhatikan drama diantara kedua orang dihadapannya.

"Permisi pak..jadi gimana? Apa perlu saya panggil security?" Tanya sekretaris Davi yang bernama Ani takut-takut

Ani sebenarnya tidak tega dengan keadaan wanita dihadapannya. Wanita itu terlihat dalam keadaan hamil mungkin sekitar lima bulanan. Diwajah wanita itu tampak bekas-bekas luka seperti dianiaya. Wajahnya memar-memar bahkan mata sebelah kirinya bengkak seperti habis ditonjok. Wanita itu benar-benar menyedihkan dimata Ani dengan air mata yang mengalir deras dikedua pipinya memohon untuk menemui Davi. Tapi dia hanya melakukan pekerjaannya. Semuanya mesti pakai prosedur.

"Hah...oh...gak perlu" jawab Davi gugup

"Lebih baik kita bicara didalam" ucap Davi dingin ke Donna

Davi berjalan masuk kedalam ruangannya diikuti oleh Donna. Davi mempersilahkan Donna duduk di sofa tamu yang tersedia didalam ruangannya. Davi terlihat sengaja duduk menjauh dari Donna. Sebenarnya Davi sangat ingin memeluk wanita yang terlihat menyedihkan dihadapannya saat ini. Dia ingin menghapus air mata diwajah cantik wanita itu. Davi menyadari ternyata dia masih merindukan dan masih mencintai wanita ini. Tapi mengingat pengkhianatan yang wanita itu lakukan dulu, Davi mencoba menahan rasa itu. Davi masih diam menatap datar wanita dihadapannya. Setelah dapat meredakan tangisnya Donna tampak mulai mengatakan maksudnya datang menemui Davi

"Maaf" ucap Donna hanya kata itu yang mampu dia ucapkan lalu terisak kembali. Davi masih diam menatap datar wanita itu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Melihat Davi yang terus diam akhirnya Donna menarik napasnya kuat agar lebih kuat untuk berbicara

"Maaf Dav...aku tau aku gak pantas untuk menemui kamu lagi setelah apa yang aku lakuin ke kamu dulu. Aku nyesal Dav..aku nyesal. Aku emang benar-benar bodoh ngelepasin kamu yang tulus mencintai aku" Davi masih diam mendengarkan tanpa berkata apa-apa.

"Mungkin sekarang ini karma buat aku karena udah nyakitin hati kamu. Laki-laki yang aku pikir mencintai aku dengan tulus ternyata hanya penipu. Dia seorang pemabuk dan penjudi. Setiap malam dia pulang dalam keadaan mabuk dengan membawa pelacur kerumah kami. Dia selalu menyiksaku tiap aku melawannya atau meminta cerai. Dia juga mengancam akan membunuh papa dan mamaku kalau aku sampai mengadu soal masalah ini. Sampai pada saat dia diketahui ternyata punya banyak hutang. Dia menipu papa untuk menandatangani surat-surat tentang hak waris. Saat papa tau semua hartanya diambil alih oleh suamiku untuk membayar hutang-hutangnya pun syok dan terkena serangan jantung. Mama juga terlihat syok dan sekarang sakit-sakitan. Asal kamu tau Dav..aku udah pernah hamil tiga kali dan keguguran karena aku yang disiksa oleh suamiku. Tapi untuk kehamilan kali ini aku selalu mencoba menghindar darinya agar dia tidak terlalu sering menyiksaku. Tapi kemarin dia berhasil menyiksaku kembali untunglah kali ini anakku bisa bertahan. Aku tidak ingin kehilangan anakku lagi Dav. Aku takut Dav..aku takut" tangis Donna pun pecah kembali.

Davi yang mendengar cerita Donna terenyuh. Dia benar-benar mengutuk laki-laki yang menyakiti wanitanya sampai seperti ini. Davi tidak tahan lagi. Davi berdiri bergerak menuju sofa yang diduduki oleh Donna. Dia segera meraih Donna ke dalam pelukannya.

"Sst...ssst...jangan menangis lagi" ucap Davi sambil menepuk-nepuk punggung Donna yang bergetar karena tangisannya.

Melihat Donna seperti ini hatinya ikut sakit. Davi merasa sepertinya dia masih sangat mencintai wanita ini. Davipun bertekad akan mengembalikan perempuan ini kedalam pelukannya. Dia berpikir inilah saatnya dia akan merebut Donna dari suaminya. Sesaat dia lupa kalau dia sekarang sudah menikah dengan Johana. Mereka berdua masih berpelukan, tangan Davi dengan lembut membelai rambut panjang Donna. Setelah tangis Donna mulai mereda. Donna mengangkat kepalanya melihat ke wajah Davi.

"Terima kasih ya karena kamu masih mau mendengarkanku" ucap Donna dengan tatapan sendunya

Davi memilih tidak menggubris ucapan terima kasih dari Donna. Dia malah menyentuh luka-luka diwajah Donna

"Apakah ini sakit?" Tanya Davi

Donna mengangguk dan meneteskan air matanya. Hari ini Donna ke kantor Davi dengan pakaian yang tertutup. Sebenarnya ditubuh Donna saat ini banyak memar-memar hasil siksaan suaminya makanya dia menggunakan baju yang tertutup untuk menutupi memarnya.

"Kamu sudah ke dokter?" Tanya Davi dengan lembut lagi.

Donna menggeleng. Bagaimana dia mau kedokter, dia tidak mempunyai uang sedikitpun. Suaminya benar-benar kejam. Bahkan ibunya Donna yang sakit-sakitan hanya dirawat oleh Donna dirumah dan sama sekali tidak dibawa kerumah sakit. Donna tidak biasa bekerja karena dulu hidupnya yang sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Sekarang Donna dan ibunya hanya hidup dari belas kasihan suaminya yang kejam. Donna terpaksa menerima keadaan tapi sepertinya dia sudah tidak tahan lagi. Jadi tadi siang dia memutuskan untuk menyelinap keluar untuk menemui Davi. Sebenarnya dia tidak mau merepotkan Davi. Dia tau diri dan dia malu karena sudah menyakiti laki-laki itu. Tapi dia tidak tau lagi harus meminta tolong kepada siapa

"Kita harus ke dokter secepatnya. Luka-luka kamu sepertinya parah" ucap Davi cemas

Jam menunjukan pukul enam sore. Davi tidak ingat harus menjemput sang istri dikantornya. Jo terlihat terus mencoba menghubungi Davi melalui handphonenya tapi tidak ada jawaban. Jo merasa cemas dengan suaminya. Hatinya sudah tidak enak dari tadi pagi. Dia merasa seperti akan ada hal buruk yang akan terjadi. Jo berdoa kepada Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa pada suaminya. Jo terus menunggu dan menunggu berharap kabar datang dari suami tercintanya.

*********

Hai..hai..novelnya udah dibaca 1000 kali. Belum lagi kalau sejuta ya🤣🤣🤣 mimpi!!!!🤔🤔Tapi ini Wow...banget😲😲😲 aku pikir gak bakal ada yang mau liat😆😆 Maaf ya kalau EYD nya masih kacau. Makasih atas apresiasinya teman-teman yang mau liat ceritaku.

Jangan lupa vomentnya guys..😁

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang