25

32.5K 1.3K 33
                                    

           Sebuah mobil bergerak perlahan mencoba menembus kemacetan yang pagi ini terlihat lebih parah dari pada kemarin. Entah apa yang terjadi didepan. Apa ada kecelakaan atau hanya para pengemudi kendaraan yang saling tidak mau mengalah, berlomba supaya cepat sampai ke tujuan mereka. Lelaki tampan itu duduk dibalik kemudinya tampak sedang memikirkan sesuatu. Dia teringat semua hal yang terjadi kemarin. Kehadiran mantan kekasihnya yang tiba-tiba dan pertengkaran nya dengan sang istri tadi malam.

          Sore itu setelah mengantarkan Donna ke dokter. Davi mengajak Donna makan dulu direstoran yang perempuan itu mau. Donna sudah lama mengidam ingin makan bebek bakar madu tapi mana berani dia meminta pada suaminya yang kejam. Jadi waktu Davi menawarkannya makan malam, dia langsung mengatakan ingin makan bebek bakar saja. Donna bersikap manja kembali kepada Davi seperti waktu mereka masih menjalin hubungan. Donna benar-benar senang seperti anak kecil yang dibelikan es krim saat bebek bakar madu yang diidamkannya tersaji didepan matanya. Sikap manja dan ceria Donna yang seperti itulah yang sangat disukai Davi. Kadang ada laki-laki yang suka wanita manja seperti Donna. Jenis pria yang ingin menjadi pahlawan dimata wanitanya seperti Davi. Tetapi ada juga pria yang tidak suka tipe seperti itu karena wanita manja dianggap merepotkan. Sewaktu di rumah sakit, Davi terkejut melihat sekujur tubuh Donna yang dipenuhi memar-memar. Ternyata bukan hanya wajahnya tetapi juga tubuhnya yang mengalami penganiayaan. Davi tidak menyangka Donna mengalami hidup yang benar-benar berat. Davi menyuruh dokter untuk melakukan visum yang akan dijadikan bukti kekerasan fisik yang dilakukan suami Donna. Davi akan membuat laki-laki itu membusuk dipenjara.

       Sewaktu dirumah sakit Davi melihat ke arah handphonenya yang disilent. Ada tiga puluh lima panggilan tak terjawab dan semua dari istrinya. Davi mengusap wajahnya kasar karena lupa menjemput sang istri dan tidak memberi kabar. Dia merasa bersalah kepada Jo. Tapi melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, Davi memutuskan tidak akan menelpon Jo karena dia yakin tak mungkin Jo bodoh mau menunggunya sampai dua jam setengah. Paling Jo sudah pulang naik taksi online pikir Davi malam itu. Di restoran Davi berbicara serius tentang niatnya untuk membantu Donna dan ibunya lepas dari jeratan suami Donna. Mereka membicarakan langkah-langkah yang akan diambil kedepannya untuk menjebloskan suami Donna ke penjara. Donna merasa sangat senang melihat Davi mau membantunya. Donna sendiri belum tau Davi sudah menikah. Davi pun juga tidak ada niatan untuk memberitahukan kalau dirinya sudah menikah. Davi takut Donna akan pergi meninggalkannya lagi padahal laki-laki itu menangkap sinyal kalau Donna ingin kembali padanya. Davi jadi menyesal terlalu terburu nafsu untuk menikahi Johana. Johana memang cantik. Itu pasti!!! bahkan lebih cantik dari Donna. Tapi Jo bukan tipe Davi. Jo adalah wanita yang memiliki sifat yang sangat berkebalikan dengan Donna. Johana adalah wanita mandiri dan dewasa. Dia tidak pernah mau menyusahkan Davi. Dulu saja soal antar jemput Jo ke kantor, Jo pun harus dipaksa oleh Davi. Mungkin Jo adalah istri idaman setiap pria. Jo cantik, baik, pintar, dewasa dan telaten dalam mengurus rumah tangganya. Johana adalah teman yang menyenangkan. Hal-hal itulah yang membuatnya mau menjalani pernikahan dengan Jo. Tapi setelah Donna kembali rasanya Davi menyadari kalau ternyata Jo tak cukup baik untuknya. Donna lah wanita yang paling tepat dalam hidupnya.

     Davi sebenarnya terkejut mendengar Jo yang menunggunya sampai tiga jam. Dia marah karena melihat Jo begitu bodoh menunggunya datang menjemput dan malah menyalahkan dirinya makanya dia membentak Jo. Atau mungkin Davi marah untuk menutupi kesalahannya. Seperti hukum dijalanan, jika terjadi tabrakan antar kendaraan, yang marah duluan maka pihak yang marah duluan lah yang benar.

           Mobil yang dikendarai Davi mulai bisa lolos dari kemacetan dan Davi pun melajukan mobilnya ke arah lain bukan ke arah kantornya. Hari inilah Davi akan bertindak untuk menyelamatkan Donna dan ibunya, Davi takut kalau dia bertindak lambat nyawa Donna bisa hilang melihat kejamnya suami Donna kemarin. Davi tadi juga sudah menghubungi kenalannya yang bekerja di kepolisian untuk menangani kasus ini.

                       ********

        Hari ini seperti biasanya Jo tiba dikantor berbarengan dengan Dodi. Dodi sering melihat Jo diantar oleh suaminya dan merasa heran pagi ini wanita itu datang menggunakan ojek online lagi seperti saat dulu masih belum menikah. Apalagi melihat mata Jo yang sedikit sembab seperti habis menangis. Dodi tersenyum sinis dan langsung berpikir sepertinya suami Jo adalah tipe pria seperti Andre. Miris sekali pikir Dodi. Padahal bagi Dodi, Jo beda dengan wanita-wanita dikantornya bahkan dulu dia berpikir untuk mendekati Jo. Soalnya dia merasa berjodoh dengan Jo karena entah kenapa mereka selalu tiba berbarengan setiap pagi. Entah kebetulan atau tidak hari ini mereka menunggui lift cuma berdua. Saat sudah didalam lift, Dodi tiba-tiba berbicara

"Kamu nggak apa-apa?" Tanya Dodi

          Jo yang sedang termenung karena masalahnya dengan Davi terkejut karena pertanyaan dari Dodi. Tapi Jo memilih untuk diam sambil memperhatikan Dodi. Jo meyakinkan dirinya, apa yang berkata barusan adalah Dodi atau setan penunggu lift. Dodi itu adalah manusia paling dingin dikantor ini. Jo memang sering satu lift dengan Dodi tapi selama ini Dodi hanya diam sambil memainkan handphonenya. Terkadang Dodi mengeluarkan celetukan ketusnya tapi itupun kalau ada si trio reseh.

"Hei...saya bertanya. Jawab donk!!! Kamu bisu?? Apa kamu budek??" Tanya Dodi

Jo mendengus kesal mendengar pertanyaan sarkas dari Dodi "Saya gak kenapa-napa kok. Biasa aja!! Kamu kesambet ya, dod?"

"Hah..kenapa kamu bilang saya kesambet. Emang saya aneh?" Heran Dodi

"Ya..aneh aja" ucap Jo

"Kamu sama suami kamu bermasalah kan?? Benerkan ucapan saya waktu itu? Suami kamu tipe-tipe anj*ng kan? Saya yakin suami kamu selingkuh" Tanya Dodi

Jo melotot, kurang ajar sekali mulut Dodi ini. Omongannya pedes bagai bon cabe level seribu "Suami aku bukan orang kayak gitu. Sembarangan kamu!! Kamu kali yang gitu?? Enak aja" Bela Jo

Dodi menjawab dengan satu kata sambil mengendikan kedua bahunya

"Maybe.."

"Kamu beneran gak papa kan? Besok kalau ada apa-apa cerita aja. Coba kamu jadi istri saya pasti kamu gak akan nangis" ujar Dodi ambigu lalu keluar dari lift karena sudah tiba dilantai yang ditujunya. Sementara Jo melongo dengan sukses, berpikir

"Asli..si Dodi kesambet setan penunggu lift" ucap Jo sambil melirik ke kanan kiri dan menekan cepat-cepat tombol lift berharap dia cepat sampai tujuan.

                           **********

Dikit lagi dua ribu kali dibaca😲😲👏👏👏makasih temen-temen😚😚😚

Jangan pelit vote nya ya😉😉😉
                               

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang