47

44.8K 1.6K 51
                                    

           Raga tersenyum menatap wanita dihadapannya yang sedang menikmati pizza dengan lahap.  

"Kak Raga gak mau pizzanya?" Tawar Johana menatap ke arah Raga

"Gak deh, tadi udah makan pasta. Ini aja udah kenyang banget" tolak Raga

"Untung kamu gak kenapa-napa ya tadi" ucap Raga lagi sambil menopangkan dagunya menatap Johana

           Tadi didalam perjalanan menuju restoran pizza, Johana sudah menceritakan kenapa dia bisa sampai diserempet mobil si dokter ganteng.

"Orang Indonesia selalu untung ya, gak pernah rugi. Padahal aku nya ditabrak tapi masih aja untung"

Raga tertawa "Ya..gak gitu, Jo"

Setelah mengobrolkan hal-hal tentang keseharian mereka, tiba-tiba raut wajah Raga menjadi serius

"Jo, ada yang pengen aku omongin?" Ucap Raga

"Hmm...kak Raga mau nembak aku buat jadi pacar kakak ya?" Ucap Johana pura-pura panik karena melihat gelagat Raga yang berubah serius

Tanpa bisa ditahan tawa Raga meledak "Geer kamu!! Mana mau aku sama perempuan kayak kamu"

Johana cemberut kesal mendengar ucapan Raga "Awas aja..kalau sampai beneran naksir aku. Langsung ku tolak, baru tau rasa"

          Raga terdiam mendengar ucapan Johana. Dia tahu Johana hanya bercanda, tapi ada rasa takut dihatinya. Raga selama tiga tahun ini tidak berani berterus terang tentang perasaannya karena dia takut Johana akan menjauhinya saat dia mengakui perasaannya. Saat ini Johana sangat dekat dengannya, cukup bersama wanita ini setiap hari saja dia sudah senang. Lagian juga setiap pria yang ingin mendekati Johana ketika melihatnya pasti akan mundur dengan sendirinya. Bukan bermaksud sombong tapi beberapa pria yang pernah mendekati Johana semenjak wanita itu menyandang status janda adalah laki-laki yang belum bisa menyainginya dalam hal ketampanan maupun kemapanan. Jadi dia cukup tenang saat ini tanpa takut tersaingi dan tanpa takut Johana akan dekat dengan pria lain selain dirinya. Tapi tiga hari yang lalu, saat Raga bertemu tante Ana semua berubah, hatinya mulai ketar-ketir apalagi setelah mendengar keadaan Davi yang menyedihkan. Raga bahkan menyempatkan mengunjungi sahabatnya di rumah sakit. Ada rasa takut dihatinya, Akankah nanti Johana kembali pada Davi karena tidak tega pada keadaan Davi. Awalnya Raga tidak ingin memberitahukan keadaan Davi kepada Johana tapi setelah berpikir panjang, Raga memutuskan untuk memberitahukannya ke Johana. Soal Johana yang mau atau tidak memaafkan Davi itu akan jadi urusan nanti. Raga tidak mau berspekulasi sendiri.

"Kalau aku beneran naksir kamu, gimana?" Ucap Raga tiba-tiba nekat

"Wah..sepertinya aku lagi suka sama cowok lain nih. Kak raga telat!! Dokter ganteng tadi tipe aku banget, jadi aku pilih naksir dia aja deh" ujar Johana bercanda karena tidak mungkin dia akan bertemu dengan laki-laki yang menyerempetnya tadi. Mereka saja tidak bertukar nomor telepon atau apapun itu yang membuat mereka bisa tetap berhubungan.

Raga terdiam karena kecewa namun hanya sesaat karena melihat Johana yang tertawa terbahak-bahak.

"Eh..serius banget sih mukanya. Becanda doank sih!!!" Ucap Jo sambil menggigit potongan pizzanya

Raga tertawa berusaha bersikap biasa "Got you..!!!"

"Heh..sudah ku duga" ucap Jo pura-pura kesal

"Eh..tapi menurut kak Raga, Dokter Keenan gimana?" Tanya Johana

Raga terkejut mendengar pertanyaan Johana. Apakah Johana serius tertarik dengan pria yang baru saja dikenalnya. Raga akui kali ini pria itu seimbang dengannya. Pria itu tampan dan dari pekerjaannya yang seorang dokter pastilah pria itu pria yang mapan.

"Emang kamu beneran suka?" Kata Raga

"Hmm...mungkin lebih ke tertarik sih. Aku gak mau munafik sih, kak. Gimana pun aku masih butuh pasangan hidup" ucap Johana

"Tapi udahlah..aku juga cuma kagum kok. Asal kak Raga tau Keenan itu senyumnya benar-benar menarik hati" ucap Jo sambil membayangkan senyum Keenan

Raga mendengus kesal "Sejak kapan kamu jadi centil begini"

"Ih..apaan sih kok jadi marah. Susah kalau jalannya sama kakak cowok protektif" ujar Johana

Raga tertawa lagi, lalu berusaha serius kembali. Tapi dia sempat terpikir apa Johana benar-benar tidak tahu soal perasaannya selama ini atau hanya pura-pura tidak tahu. Raga pun memikirkan kemungkinan lain, apakah Johana berbicara seperti ini agar Raga segera mengakui perasaannya. Menyingkirkan pikirannya tentang hubungannya dengan Johana, Raga memutuskan untuk segera memberitahukan hal tentang Davi

"Jo, aku serius!! Ada yang mau aku omongin, ini tentang Davi"

      Tubuh Johana menegang, setelah sekian lama semua orang tidak mau mengungkit segala hal tentang Davi, justru orang yang paling melindunginya saat ini yang tiba-tiba mengungkit soal Davi lagi.

        Wajah Johana berubah menjadi keruh, pizza yang ada ditangannya dibantingnya kepiring dihadapannya. Rasa laparnya menguap mendengar lagi nama laki-laki yang paling dibencinya di dunia ini.

"Dengar kak Raga, kalau kak Raga ingin membicarakan soal laki-laki berengsek satu itu, lebih baik aku pergi aja dari sini"

"Jo..please..Davi.." belum selesai Raga berkata Johana segera berdiri untuk pergi dari hadapan Raga walau langkahnya terseok-seok karena kakinya yang terkilir.

Raga segera berdiri mengejar langkah Johana saat tiba-tiba Johana berbalik

"Pizzanya bayarin!! Tadi kan janjinya mau traktir. Makasih atas traktirannya" ucap Johana lalu berbalik lagi untuk berjalan keluar restoran yang membuat Raga melongo karena tindakan Johana barusan

                            *********

          Ana merenungi pertemuannya tiga hari yang lalu dengan Raga. Mereka berdua menyempatkan mengobrol setelah meeting selesai. Perusahaan Pramana Group sedang membangun gedung apartemen, dan kebetulan pihak kontraktor yang mengerjakan pembangunan gedungnya mengajak Raga untuk mendesain gedung tersebut.

          Raga sudah mengetahui keadaan Davi karena Ana memutuskan menceritakan tentang Davi. Ana juga tahu tentang perkembangan hubungan antara Raga dan Johana yang tidak mengalami kemajuan. Kemarin Ana menanyakan langsung ke Raga tentang perkembangan hubungan Raga dengan mantan menantunya tersebut, dan melihat Raga yang pengecut karena tidak berani mengakui perasaannya, terbersit ide diotak mama Davi untuk membuat Johana rujuk dengan anaknya.

        Ana sudah tidak tega melihat keadaan Davi yang sangat menyedihkan, dan obat untuk Davi sembuh hanya Johana. Ana pikir tiga tahun sudah dia memberikan waktu kepada Raga untuk mendapatkan Johana tapi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh sahabat anaknya tersebut. Maka dari itu, Ana bertekad untuk membawa kembali mantan menantunya ke pelukan sang putra. Ana tau semua ini tidak akan mudah, Ibunya Johana saja sangat membenci Davi, pasti ibunya Jo akan sangat menentang rujuknya hubungan Davi dan Johana. Yang paling berat pastilah dari Johananya sendiri, karena jika yang bersangkutan tidak mau kembali ke Davi tentu Ana tidak tahu harus berbuat apa. Tapi jika diharuskan mencium kaki Johana untuk memohon, maka Ana bersedia melakukannya demi putranya.

Kringg...kringg....

"Hallo.."

"...."

"Apaaa...???"

         Dengan tangan yang gemetaran dan air mata yang bercucuran mama Davi bahkan tak sanggup memegang ponselnya sesudah mendapat telepon dari rumah sakit yang mengabarkan kabar buruk. Lalu tanpa pikir panjang, Ana buru-buru menuju rumah sakit tempat Davi dirawat.

                      ***********

Hai..malam. Mulai usaha update tiap hari🤗🤗😉😉 jangan lupa vomentnya genks😍😍😚😚 Makasih yang masih baca cerita ini🤗🤗

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang