38

38.7K 1.6K 100
                                    

       
Warning sedikit (18+)

    Makan malam yang berlangsung terlihat sunyi dirumah dua lantai berwarna putih tersebut, hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring. Sampai suara seorang wanita memecah kesunyian diantara mereka

"Kamu kenapa,Dav? Apa ada masalah?" Tanya Donna lembut

       Semenjak kejadian seminggu yang lalu, semuanya berubah. Davi menjadi lebih pendiam dan Johana tidak pernah tampak lagi. Entah wanita itu masih tinggal dirumah ini atau tidak karena sekalipun Donna tidak pernah melihatnya. Tapi setiap Donna bertanya ke Bi Inah, beliau menjawab Jo selalu pulang kerumah tapi kapan wanita itu pulang Donna tidak mengetahuinya dan Jo selalu pergi pagi-pagi sekali.  Donna ingin menyerah dan pergi dari kehidupan Davi, tapi sekali lagi Davi menentangnya. Davi bilang dia akan segera berbicara dengan Jo, meminta Jo untuk segera keluar dari rumah ini karena itu jalan yang terbaik untuk menjaga perasaan masing-masing. Sekali lagi Donna luluh dengan segala bujuk rayu Davi, karena wanita itu juga masih sangat mencintai Davi.

"Aku gak apa-apa, kenapa?" Jawab Davi

"Tapi kamu lebih pendiam sekarang. Apa gara-gara peristiwa minggu kemarin?"

"Aku lagi ada masalah dikantor hanya urusan pekerjaan" Davi menjawabnya sambil tersenyum menenangkan

       Tapi hati Davi sendiri sedang tidak tenang. Pertemuannya dengan Raga hampir dua minggu yang lalu, membulatkan tekad Raga untuk merebut Johana dari dirinya dan itu membuatnya gusar. Melihat Raga yang mendekati istrinya terang-terangan, membuat Davi kesal. Tapi dia tidak tau kenapa bisa kesal padahal dia tidak cemburu sama sekali. Oke..dia cemburu..hati kecilnya memaksakan untuk mengakuinya.

"Johana, apa kabar ya, Dav?" Donna bertanya lagi ke Davi.

Namun Davi langsung tersulut emosi, dia teringat istrinya satu itu sampai saat ini belum pulang, dan dipikirannya dia menebak Jo sedang bersama Raga
"Bisa kamu tidak bicara tentang wanita itu. Dia pasti sedang bersenang-senang dengan Raga saat ini" Davi terlihat membanting sendoknya kepiring dihadapannya.

Donna terkejut karena bentakan Davi dan menangis lalu berlari kekamarnya. Davi terlihat menghela nafas berat. Masalahnya dengan Johana saja belum selesai. Davi sedang merasa sangat teramat menyesal karena sudah menyakiti Johana. Dia merasa kelewatan dan tidak ada bedanya dengan suami Donna. Entah kenapa dia menjadi lepas kendali pagi itu. Davi emosi karena Raga yang mendekati Johana secara terang-terangan dan melihat Johana yang membiarkannya membuat Davi marah besar. Emosi yang sedari kemarin ditahan terlampiaskan ke Johana.

Menyusul Donna ke dalam kamar

"Hai..maaf sayang, aku gak sengaja bentak kamu. Wanita itu memang pembawa masalah dalam hidup kita. Lihat cuma gara-gara menyebut namanya kita bertengkar. Maaf ya sayang..kamu jangan nangis lagi, oke" sambil mengelus rambut Donna dengan sayang

"Tapi aku kan cuma nanya,kalau gak mau jawab ya jangan ngebentak. Jangan-jangan kamu cemburu sama Raga ya?" Ucap Donna curiga

"Lagian kenapa sih kamu masih bersahabat dengan Raga. Dia itu bisa bawa pengaruh buruk buat kamu. Aku gak suka sama Raga dari dulu. Lihat saja sekarang dia berani terang-terangan mengganggu istri orang. Istri sahabatnya lagi" ucap Donna tidak sadar diri.

"Iya sayang...aku sama Raga gak gitu dekat lagi kok. Kamu tenang aja"

"Terus masalah mama kamu gimana? Tante Ana gak ngerestuin kita,Dav. Aku gak mau buat kamu sama mama kamu musuhan"

"Nanti pasti mama baik sendiri kok. Kamu tenang aja ya,sayang"

"Satu hal lagi,kita jangan membahas Johana oke. Dia saja tidak menganggap kita dirumah ini. Pulang dan pergi sesuka hatinya tanpa ijin" ucap Davi terlihat kesal karena susah sekali untuk menemui Johana yang selalu menghindarinya.

     

                        *********

        Dua jam kemudian, Davi masih terlihat menemani Donna menonton televisi. Entah bagaimana ceritanya mereka berdua saat ini sudah berpindah tempat dikamar dalam keadaan tidak memakai sehelai pun pakaian. Davi yang terlalu bersemangat sampai tidak menutup pintu kamar dengan rapat. Walhasil sesampainya Jo dirumah sehabis menghadiri acara ulang tahun Deka, Jo mendengar suara desahan yang keluar dari mulut keduanya. Entah kenapa pula kaki Jo bergerak sendiri menuju kamar laknat itu. Padahal dia sama sekali ingin seperti biasanya langsung naik kekamarnya untuk tidur. Sesampainya didepan pintu kamar terlihat dari celah pintu yang tidak tertutup rapat tersebut, Davi sedang melakukan percintaan panas dengan Donna. Davi yang terus bergerak diatas Donna belum menyadari kehadiran Jo yang syok berat menyaksikan kegiatan dua orang dihadapannya. Jo menangis dan menggigit bibirnya kuat sampai berdarah menahan isakan yang akan keluar dari mulutnya. Davi akhirnya menyadari kalau ada seseorang yang berdiri dibalik pintu kamarnya saat ini. Dia pun menghentikan gerakannya untuk melihat siapa yang ada dibalik pintu. Saat dapat melihat jelas, tampak tatapan terluka dari mata itu. Mata itu menunjukkan segalanya, kemarahan, kekecewaan, cinta, cemburu tapi dibalik itu semua, mata itu menunjukkan kesakitan yang luar biasa. Hal itu membuat hatinya ikut sakit, gairahnya langsung turun seketika. Donna pun terkejut saat melihat ke arah pintu ada Johana yang mengintip mereka. Davi langsung melepas penyatuannya dengan Donna, Jo saat menyadari kalau Davi sadar akan adanya dirinya langsung berlari kekamarnya. Davi langsung memakai boxernya dan langsung mengejar Jo.

       Davi berhasil mengejar Jo setelah menahan pintu kamar yang akan segera ditutup oleh Jo.  

"Mau apa kamu kesini? Menertawakan ku? Kamu benar aku gak akan sanggup tinggal dirumah ini. Besok aku akan pergi"

Davi terdiam tidak menyangka kalau Johana dengan suka rela pergi dari rumah ini, Davi mulai berpikir negatif lagi, pasti Jo pindah dari rumah ini agar lebih leluasa berhubungan dengan Raga dan itu membuatnya kembali marah. Padahal sebelumnya dia yang ingin Jo segera keluar dari rumah ini agar masing-masing merasa nyaman.

"Jadi kamu mau tinggal sama Raga? Gak malu kamu?" Ucap Davi ketus

"Apa maksud kamu,Dav? Kenapa kamu jadi maling yang teriak maling ? Saya tinggal dimana itu bukan urusan kamu" balas Jo

"Tentu saja itu urusan saya karena kamu mengandung anak saya dan saya tidak mau anak saya terkena dosa zinah kalian"

"Anak kamu!!! Bahkan kamu tidak pernah perduli sama anak kamu. Kamu malah lebih peduli sama anak pelakor gak tau malu itu" Jo terlihat emosi dengan napas yang sudah naik turun

Sekali lagi Davi menampar Johana

Plakkk..

Dan membuat Davi menatap tangannya tambah merasa bersalah.

"Belum puas kamu pukul aku..pukul lagi Dav...pukul. dasar laki-laki bajingan..berengsek" lalu Jo mulai membanting barang-barang didekatnya. Melihat Jo tidak bisa mengontrol emosinya Davi langsung mendekat dan memeluk Jo mencoba menenangkan istri pertamanya tersebut.

"Maaf Jo..maaf.." sesaat Davi sadar kalau Jo sudah lemas ditangannya, wanita itu pingsan. Davi terlihat cemas melihat Jo pingsan dan itu tak luput dari pandangan Donna karena wanita itu dari tadi sudah berdiri didepan pintu kamar Jo, melihat semua kejadian. Ada rasa cemburu dihatinya melihat Davi yang mencemaskan Johana. Donna juga menangis. Ternyata ada banyak hati yang terluka gara-gara keegoisan Davi. 

                           *********

Makasih teman-teman atas dukungannya. Oleh karena itu aku hari ini akan update 2 part😁😁😁 tapi satu part lagi nanti malam. Ee...lupa genk..kalau tanya kenapa aku bisa update cepet karena draftnya udah ada pagi tinggal pencet publish deh😉😙Yang ini dibaca dulu ya😉😉😉

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang