41

52.5K 2.1K 113
                                    

            Raga sedang berhenti di lampu merah saat handphonenya berbunyi nyaring. Dilihatnya ternyata Johana yang menelponnya, padahal beberapa menit yang lalu dia baru saja mengantar wanita itu pulang kerumahnya. Awalnya Raga berpikir Johana menelponnya, mungkin karena ada barang Johana yang tertinggal didalam mobilnya. Namun saat menjawab telepon dari Jo, dia mendadak panik mendengar suara diseberang sana terdengar bergetar dan menangis. Tanpa pikir panjang Raga langsung memutar balik menuju rumah Jo. Saat tiba wajah Raga pucat seketika melihat darah yang berceceran, apa barusan terjadi perampokan di rumah Davi pikirnya. Memburu masuk kedalam rumah yang didapatnya adalah Jo yang terbaring dilantai dekat tangga dengan banyak darah disekitarnya. Raga langsung berlari kearah Jo dan membawa wanita itu ke rumah sakit.
  
"Maaf pak, kandungan istri anda tidak dapat dipertahankan. Terjadi pendarahan dan kami harus melakukan tindakan kuretase secepatnya atau nyawa istri anda dalam bahaya" ucap Dokter yang menangani Jo.

        Raga bingung. Dia bukan suami Johana yang berhak menandatangani persetujuan tindakan medis terhadap Johana. Tapi jika dia tidak segera membuat keputusan, nyawa Johana bisa melayang. Raga sudah mencoba menghubungi Davi tapi suami Johana satu itu tidak mengangkat telepon darinya sekalipun. Akhirnya setelah berpikir dengan matang, Raga nenyetujui rencana dokter tersebut, yang penting nyawa Jo bisa diselamatkan saat ini.

         Siang itu Johana terbangun,matanya menyisiri ruangan tempat ia terbangun. Ditangannya tertancap infus, dirasakan perutnya masih terasa perih. Melirik ke arah kanan, ada Raga yang tertidur disofa. Seketika kelebatan kejadian tadi malam berputar membuatnya panik dan terduduk tanpa memikirkan rasa sakit yang masih terasa pada perutnya.

"Bayi..bayi..bayiku" Jo menangis histeris sambil meraba-raba perutnya yang mengecil kembali.

Raga terbangun karena terkejut dengan tangisan histeris Johana

"Kak Raga..bayiku gimana kak? Dia masih disinikan? Kenapa perut aku kempes kalau dia masih disini?" Tanya Jo sambil menangis  pilu, sementara Raga hanya bisa menatap sendu Johana

"Jawab kak..JAWABBBBB.." teriak Jo

"Maaf.." ucap Raga menunduk dengan mata memerah menahan tangis.

        Seketika Jo tahu, anaknya sudah tidak ada lagi dari jawaban singkat Raga barusan. Jo terdiam dengan air mata yang mengalir dipipinya yang pucat. Jo dan Raga terdiam tidak berbicara satu katap pun, hanya terdengar suara tangisan dari mulut Johana. Tanpa Jo tahu, Raga juga menangis melihat wanita yang dicintainya hancur seperti ini. Tiba-tiba dengan menghapus air matanya kasar, mata Johana berubah seketika penuh dengan kilatan kebencian. Dia menoleh ke arah Raga.

"Tolong bantu aku untuk mengurus perceraian dengan Davi. Secepatnya!!!" Ucap Jo tiba-tiba

         Raga terlihat terkejut, benaknya bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi tadi malam. Raga mengiyakan permintaan Johana dan langsung menelpon pengacara pribadinya untuk mengurus perceraian Johana. Setelah selesai menelpon, Raga mencoba bertanya pada Jo yang terlihat diam saja, pandangan matanya kosong menatap ke dinding dihadapannya.

"Jo, apa yang terjadi tadi malam?" Tanya Raga pelan

          Awalnya Jo masih diam tidak mau menjawab pertanyaan Raga. Tapi akhirnya Jo tersenyum miris dan matanya yang terlihat kosong berubah menjadi penuh kebencian, Raga yang berdiri disamping Jo sampai merinding melihatnya

"Bajingan itu PEM-BU-NUH. Dia sudah membunuh anakku dan aku tidak akan pernah bisa memaafkannya" Jo berkata dengan menekankan kata pembunuh yang terselip dikalimatnya barusan

"Maksud kamu siapa, Jo? Kita harus lapor polisi. Karena ini tindakan kriminal" jelas Raga berkata baik-baik

"Tidak usah!! Bantu saja agar perceraian aku dengan laki-laki itu segera terlaksana. Aku tidak ingin lagi berurusan dengannya"

          Raga tersadar siapa yang dimaksud Jo. Pasti maksud wanita ini pembunuh anaknya adalah Davi, ayah dari anaknya sendiri. Raga yang awalnya terkejut menjadi emosi, kali ini tidak akan ada ampun untuk Davi walau Jo mencegahnya menghajar laki-laki itu.

                         ********

          Davi tertunduk lesu didalam kamar perawatan Donna yang sedang tertidur. Dia tidak beristirahat sedikitpun dari tadi malam. Dia termenung memikirkan semuanya setelah dia menenangkan Donna yang baru saja menangis. Tadi malam Donna sudah dioperasi, Donna berhasil melahirkan bayi yang cantik. Walau bayi Donna lahir diumur kandungannya yang masih tujuh bulan alias prematur tapi anaknya dapat bertahan, saat ini bayi mungil cantik itu berada didalam incubator karena berat badannya yang belum mencukupi. Namun karena anak Donna tidak menangis sewaktu lahir, dokter melakukan pemeriksaan lanjutan ke bayi mungil tersebut. Setelah pemeriksaan selesai, dokter segera memberi tahukan hasilnya, bayi perempuan Donna divonis oleh dokter mengalami kecacatan. Anak Donna tidak akan bisa bicara dan mendengar selama seumur hidup. Menurut penjelasan dokter hal ini terjadi karena sering terjadi benturan keras sewaktu Donna hamil muda sehingga menyebabkan kerusakan syaraf pada bayinya tersebut. Artinya anak Donna cacat karena siksaan-siksaan dari mantan suaminya dulu. Donna syok berat mendengar hal tersebut, tapi dia berjanji pada dirinya sendiri akan menyayangi anaknya apa adanya.

        Davi sedang merasa menyesal saat ini, dia ingat bagaimana kerasnya dia membentak Johana tadi malam. Dia juga sedang merenungi semua kata-kata Donna padanya. Tadi Donna sempat menjelaskan kenapa dia bisa terjatuh dari tangga. Donna ingin Jo memaafkan Davi dan menerima Davi kembali dan berjanji akan pergi dari kehidupan Davi. Donna juga menunjukkan kepada Davi bahwa selama ini Davi sebenarnya hanya menyayanginya sebagai seorang adik. Donna membuka mata Davi agar menyadari bahwa wanita yang dicintai Davi sebenarnya adalah Johana bukan dirinya. Walaupun hati Donna sakit harus melepaskan Davi, tapi dia harus melakukannya agar semua kembali pada tempatnya. Namun sayang tadi malam Jo tidak mau sedikitpun mendengarkannya hingga terjadilah peristiwa tadi malam.

        Davi memilih pulang kerumah sebentar untuk berganti baju. Saat ini dia menunggu Bi Inah datang untuk bergantian menjaga Donna dirumah sakit.

"Pak, ibu Johana tidak ada dirumah" lapor Bi Inah sesampainya dia dirumah sakit. Tadi malam Bi Inah disuruh Davi untuk pulang saja setelah operasi Donna selesai. Setelah membersihkan darah yang berceceran, Bi Inah memutuskan untuk melihat keadaan nyonyanya yang satu lagi. Tapi waktu melihat ke dalam kamar, ranjang itu masih terlihat rapi. Dipikiran Bi Inah mungkin nyonyanya sudah tidak tahan lagi dan memilih kabur dari rumah setelah peristiwa tadi malam. Bi Inah tau semua kisah tentang majikannya, Donna yang sudah menganggap Bi Inah seperti ibunya sendiri sering bercerita tentang hidupnya. Itulah sebabnya Bi Inah sangat paham tentang kisah cinta tiga orang yang tinggal bersamanya. Bi Inah juga lah yang menyadarkan Donna kalau Davi hanya menyayanginya sebagai adik dan menjelaskan Davi saja yang bodoh karena tidak menyadari perasaannya ke Johana.

"Oh ya pak...ini handphonenya bunyi terus dari tadi malam dan ini dompet bapak" ucap Bi Inah. Sewaktu Davi ingin meminta agar Bi Inah kerumah sakit menggantikan dirinya, Davi baru ingat kalau handphonenya tertinggal didalam kamar karena terlalu panik bahkan dompetnya pun juga tertinggal dirumah. Tadi saja dia meminjam telepon rumah sakit untuk menghubungi Bi Inah.

        Melihat ke handphonenya ada sembilan  puluh panggilan tak terjawab dari Raga. Mendengus kesal pasti Johana sudah mengadu ke laki-laki itu. Dan sekarang klise, Raga ingin menghajarnya dan mengomelinya. Mengabaikannya Davi memutuskan untuk segera pulang karena Davi ingin memejamkan matanya barang sebentar saja karena dia terlalu lelah dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini dihidupnya.

                           *******

Haiiii....makin bertambah nih readernya. Makasih semuanya😉😉😘😘😘 baca terus jangan lupa vomentnya🤗🤗🤗 Jangan lupakan dokter muda kita yang ganteng untuk bisa saja menjadi pasangan Jo🤣🤣🤣🤣 cerita ini masih lama endnya. Gak lama-lama banget sih rencana 60 part nanti kalau kepanjangan malah mual🤣🤣Oh ya..masihkah kalian membenci Donna?🤔🤔🤣🤣🤣

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang