54

41.3K 1.6K 167
                                    

             Johana tampak memeluk mama Davi yang masih menangis setelah menceritakan semua tentang Davi pada Johana. Johana terkejut mendengar Davi mengalami hal-hal yang tak diduganya. Mulai dari beberapa kali percobaan bunuh diri hingga membuat mantan suaminya berakhir dirumah sakit jiwa.    

           Sisi baiknya memunculkan setitik rasa iba untuk Davi tapi mengingat kesalahan mantan suaminya atas dirinya, sisi jahat Johana merasa Davi memang pantas menanggung rasa bersalah itu selama seumur hidupnya.

"Jo, mama mohon maafkan Davi. Mama tau kesalahan Davi begitu besar padamu, tapi mama benar-benar memohon pengampunan kamu untuk Davi, Jo"

           Johana hanya menunjukkan wajah datarnya saat Ana mengucapkan kata-kata itu. Bisakah dia memaafkan Davi? Bahkan luka itu masih menganga lebar dihatinya hingga saat ini, belum lagi dirinya yang masih trauma atas pukulan-pukulan yang dilayangkan Davi sewaktu mereka masih menikah. Johana pun teringat ibunya yang menjadi berubah lebih murung karena kehilangan sang ayah. Semuanya karena Davi, walau waktu sudah berlalu tiga tahun, rasanya Johana belum bisa memaafkan Davi.

"Jo, kamu kan kemarin hampir punya anak. Kamu pasti akan melakukan apapun kan untuk anak kamu, gitu juga mama, Jo"

Lalu Ana tiba-tiba turun dari sofa yang didudukinya dan bersujud mencium kaki Johana. Johana sendiri melotot karena terkejut melihat yang dilakukan oleh mama Davi

"Mama.." panggil Johana dan langsung menarik tubuh Ana untuk duduk disampingnya lagi.

"Mama..apa-apaan!!!" Ujar Johana lagi

"Ya..mama rela bersujud dikaki kamu, agar kamu mau memaafkan Davi, Jo" ucap Ana

"Ma, Jo nggak segampang itu bisa memaafkan Davi. Davi sudah menyakiti Jo terlalu dalam. Hal yang Davi lakukan ke kehidupan Jo bukan sesuatu yang mudah dilupakan.Maaf..ma, Jo belum bisa"

"Tapi Jo janji, Jo akan berhenti memaki Davi jika kami bertemu kembali nanti. Hanya itu yang bisa Jo janjikan, ma" ucap Jo

Ana menangis terisak,cara apalagi yang akan dia lakukan untuk membuat Johana memberi maaf pada anaknya. Ana pikir wanita sebaik Johana pasti akan langsung iba melihat keadaan Davi seperti tadi dan Ana tinggal membujuk Johana agar mau rujuk dengan Davi walau atas dasar kasihan. Tapi tidak..rasa sakit hati Johana pada Davi terlalu besar hingga mantan menantunya itu biasa saja ketika melihat keadaan Davi yang depresi. Ana kecewa pada Johana, tidak menyangka kalau Jo akan tega seperti ini. Ana bertanya,apakah Jo tidak bisa melihat rasa sakit yang ditanggung oleh Davi selama tiga tahun ini?

"Sebentar ya,Jo. Mama mau ke kamar Davi . Mau lihat keadaan dia, takutnya dia sadar dan mengamuk lagi" ucap Ana lalu berdiri meninggalkan Johana

Johana mengangguk, selama ditinggalkan Mama Davi. Johana termenung memikirkan segalanya. Saat masih sibuk dengan lamunannya, terdengar bunyi langkah kaki yang mendekat kearahnya dan akhirnya membuyarkan lamunan Johana.

"Gimana keadaan Davi, ma?" Tanya Johana

"Mama lihat tadi masih tidur" jawab Ana

Ana meletakkan dua gelas teh di meja dan pie strawberry yang dijanjikannya tadi siang pada Johana.

"Jo, kamu janji ya sama mama untuk berhenti memaki Davi lagi kalau kalian bertemu. Mama rasa itu cukup untuk saat ini. Tapi suatu hari nanti kamu pasti akan maafin Davi kan, Jo" tuntut Ana

Johana menghela nafasnya lelah karena desakan mama Davi "Ya..ma..tapi andai nanti Johana sudah bisa memberi maaf, Jo hanya memaafkan bukan bermaksud untuk rujuk ya, ma" jelas Johana telak pada mama Davi

         Ana terkejut karena kata-kata Johana yang tepat sasaran dan melarikan omongan ke arah lain

"Minum dulu tehnya sama cicipi kue mama dulu" ucap Ana yang langsung meminum tehnya

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang