30

42K 1.6K 56
                                    

         Bandara Soekarno Hatta tampak ramai seperti biasanya. Seorang laki-laki tampan terlihat membawa tas berisi pakaian, baru tiba dari penerbangan lintas negara. Raga Harjono laki-laki tampan itu baru tiba dari Australia. Dia sudah menyelesaikan S2 nya dan memutuskan berkarir ditanah kelahirannya. Lebih cepat dari rencananya yang akan pindah ke Indonesia tahun depan. Karena banyak rekan bisnisnya yang meminta agar dia segera membuka kantornya sendiri di Indonesia, Raga memutuskan untuk kembali sebelum tahun depan.

           Raga melihat ke kanan dan ke kiri mencari orang yang akan menjemputnya. Merasa risih karena diperhatikan orang-orang terutama kaum wanita, Raga menarik kacamata yang dia selipkan dileher baju kaosnya untuk digunakannya. Justru karena gerakannya tersebut membuat para wanita makin histeris. Tak lama orang yang menjemputnya memukul pundaknya pelan

"Yow...brooo.." ucap Davi pria yang menjemput Raga saat ini.

           Raga sudah memberitahukan perihal kepulangannya ke Davi seminggu yang lalu dan Davi berjanji dia sendiri yang akan menjemput sahabat satu-satunya itu.

"Hoi..my..man" mereka berdua berpelukan antar pria. Wanita yang tadi mupeng karena Raga, makin mupeng karena kehadiran Davi. Dua pria tampan sedang berada disekitar mereka saat ini. Oh...indahnya ciptaan Tuhan.

"Yuk..jalan kita. Sori gue gak bisa lama. Abis ngantar loe gue harus pergi lagi" ucap Davi

          Saat ini mereka berdua sedang berada dimobil. Mereka mengobrol tentang banyak hal. Saat sedang mengobrol handphone Davi berbunyi dengan nyaring

"Hallo.."

"....."

"Innalillahiwainnailaihirojiun.. kamu yang tenang sayang..aku kerumah sakit sekarang juga. Oke"

Setelah Davi mematikan telepon, dia melihat ke arah Raga dengan wajah cemas.

"Bro..kita kerumah sakit ya. Mertua gue meninggal" ucap Davi

"Innalillahiwainnailaihirojiun..oke..oke. gue ikut aja"

             Mereka berdua saat ini sudah sampai dirumah sakit. Davi tampak berlari menuju ruangan rawat mertuanya. Raga yang mengikuti tampak ikut berlari kecil mengejar Davi. Saat sudah sampai didepan ruangan, Davi membuka pintu dan mendapatkan pandangan memilukan seorang wanita hamil menangis memeluk mayat yang sudah ditutupi kain putih. Dia segera memanggil wanita itu

"Sayang.." panggil Davi pelan

            Donna menoleh dan segera berbalik memeluk Davi erat. Sementara Raga terkejut bukan main. Bukankah itu Donna Hardikusuma mantan terindah sahabatnya. Yang mengkhianati Davi demi laki-laki lain hanya karena alasan Davi terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Bukankah dua bulan yang lalu Davi baru menikah dengan seorang wanita. Lalu kemana istrinya? Kenapa Davi mengatakan Tante Friska adalah mertuanya? Banyak pertanyaan dibenaknya saat ini. Termasuk tentang pertanyaan karena melihat perut Donna yang sedang hamil. Padahal seingatnya Davi tidak pernah lagi bertemu Donna.

           Raga memutuskan mendekat dan dilihatnya Donna melepaskan pelukan dan melihat Raga sahabat suaminya dari kecil berada disini.

"Hai..Don. Gue turut berduka ya" ucap Raga

"Makasih, Ga" jawab Donna kaku.

           Raga membantu Davi mengurus administrasi untuk kepulangan jenazah mama Donna agar dapat dimakamkan. Sementara Davi sibuk menenangkan Donna yang syok berat karena kepergian ibunya. Setelah selesai Raga disuruh Davi agar pulang saja. Davi mengerti Raga pasti lelah, baru tiba dari luar negeri tapi masih sempat membantunya. Satu bulan yang lalu sebelum bertemu dengan Donna lagi, Davi berjanji pada Raga bahwa Raga bisa menempati apartemennya menjelang Raga mendapatkan apartemen yang cocok baginya, karena orang tua Raga yang tidak tinggal di Jakarta melainkan tinggal di Bandung. Saat didalam perjalanan menuju apartemen Davi, Raga berpikir apa yang sedang terjadi saat ini dengan Davi dan dia benar-benar butuh penjelasan dari sahabatnya itu.

                             *********

         Gorden jendela rumah sakit itu tampak  bergerak pelan karena angin sepoi-sepoi. Jo sedang melihat-lihat handphonenya untuk menghilangkan suntuk karena hanya sendirian didalam ruangan berbau obat tersebut. Menurut Dokter, Jo harus istirahat selama dua hari karena kekurangan nutrisi dan itu berbahaya bagi anak yang didalam kandungannya.

          Davi tidak datang dan Jo sudah bisa menebaknya. Untung saja Jo tidak mau terlalu berharap. Jo sendiri kemarin sudah mengabari kedua orang tuanya bahwa dia dirawat karena hamil. Tadi malam orang tuanya mengunjunginya dan menunjukan rasa bahagia karena akan segera menimang cucu, saat ditanya soal Davi, Jo menjawab kalau Davi sedang berada diluar kota karena pekerjaan. Kedua sahabatnya Tia dan Yuli juga sudah menjenguknya. Mereka berdua janji akan datang lagi malam nanti. Mereka pun menanyakan dimana Davi, dan Jo memberikan jawaban yang sama.

Terdengar pintu terbuka "Sayang..menantu mama" Ana mama Davi datang segera memeluk Jo bahagia.

"Kamu hamil ya, sayang?" Tanya Mama Davi antusias.

Jo tersenyum kecil dan mengangguk.

"Akhirnyaaaa.. mama punya cucu. Davi mana??" Tanya Ana heran kemana anak laki-lakinya padahal istrinya sedang dirawat karena hamil.

Jo menjawab dengan alasan yang sama. Namun mama Davi berkerut tanda tak suka

"Kenapa kamu bohong?" Tembak sang mama. Ana tau semua jadwal Davi karena dia juga ikut turun tangan dalam urusan perusahaan. Dia tau semua jadwal pertemuan. Wajar dia tahu kalau Jo berbohong

Jo gelagapan tak menyangka wanita paruh baya ini mengetahui kebohongannya.

"Kamu kenapa sayang? Mana Davi? Cerita sama mama. Apa ini sesuatu yang bikin kamu makin kurus?" Tanya mama Davi beruntun

"Aku gak kenapa-napa kok,ma" jelas Jo mencoba meyakinkan

"Kalo jawaban gak kenapa-napa berarti ada apa-apa. Mama ini mama kamu juga sayang,mama bisa tau kalau ada sesuatu yang terjadi saat ini" jelas Mama Davi

           Jo menangis karena diingatkan akan masalahnya dengan Davi dan dibawah tatapan mata menyelidik Mama Davi  yang menuntut penjelasan. Namun tak urung Ana terlihat menepuk-nepuk pelan pundak Jo untuk menenangkan menantunya yang meneteskan air matanya. Jo pun mulai bercerita tentang penemuan foto dilemari Davi sampai pertengkaran mereka. Jo tidak bermaksud mengadu tapi dia butuh seseorang untuk berbagi. Ana terlihat sangat marah, wajah putihnya tampak merah padam. Dia harus segera berbicara dengan Davi, apalagi saat ini Johana sedang mengandung cucunya.

"Dia mantan kekasih Davi. Namanya Donna. Davi sangat mencintai Donna tapi wanita itu meninggalkan Davi hanya karena masalah sepele padahal mereka sudah menjalin hubungan dari jaman sekolah. Dia juga wanita cinta pertama Davi. Waktu itu Davi hancur karena wanita itu dan melarikan diri ke pekerjaan. Dia tidak mau bergaul hanya bekerja dan bekerja. Sampai dia bertemu kamu,Jo. Davi berubah, dia jadi suka tersenyum" Ana memutuskan menceritakan tentang Donna

"Jadi aku sedang melawan cinta pertamanya ya, ma?" Jo tersenyum miris. Dia pasti kalah telak. Bukankah cinta pertama tak pernah lekang oleh waktu?

"Sayangg..." Ana bingung harus menjawab apa

"Mama akan berbicara dengan Davi" ucap Ana

"Gak usah ma..kalau dia gak cinta aku jangan dipaksa. Kasihan Davi pasti menderita hidup dengan aku" ujar Jo

"Kamu gak bisa ngomong gitu. Gimana nasib cucu mama? Mama akan segera bicara dengan Davi. Titik"

"Tapi ma.." omongan Jo terhenti karena sang mama menyuruhnya diam.

"Ma, boleh Jo minta tolong jangan sampai ayah dan ibu tahu masalah ini ya. Jo gak mau buat mereka sedih" Mama Davi mengangguk mengerti dan menyesalkan anaknya yang menyia-nyiakan wanita sebaik Jo.
               

                                ********

Pagi-pagi udah update aja nih. Tar malam kita satu part lagi. Lagi lancar jaya idenya. Dari pada malah lupa mending dipublikasikan deh😉😉 Nyok..comentnya tentang cerita ini...😋😋

Mari taburkan bintang-bintang dicerita saya😄😄

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang