22

36.8K 1.2K 18
                                    

         Sudah dua bulan pernikahan Johana dan Davi berlangsung. Pasangan itu selalu terlihat mesra setiap hari. Mereka berdua juga memutuskan untuk mandiri dengan membeli rumah sendiri. Walaupun mama Davi memaksa agar Davi dan Jo tinggal dengannya karena untuk apa Ana tinggal sendirian dirumah besarnya. Tapi Davi menolak karena ingin mandiri tanpa ada campur tangan orang tuanya. Mereka membeli rumah yang tidak terlalu besar. Design rumah mereka dikerjakan oleh Raga sahabat Davi. Khusus untuk dapur Jo meminta beberapa permintaan salah satunya dia yang akan menentukan tema dapurnya dan harus berwarna kuning. Banyak orang bilang warna kuning buat sakit mata tapi tidak bagi Jo. Kuning adalah warna favoritnya. Sebenarnya Davi juga bingung dengan warna favorit Jo umumnya wanita lebih sering menyukai putih atau pink.

"Pagi...sayang" ucap sang suami yang memeluknya dari belakang dan mencuri kecupan kecil pada pipi kirinya dan hanya Jo tanggapi dengan senyuman bahagia.

"Duduklah sayang.. sebentar lagi sarapannya siap. Aku sudah menyiapkan kopi untukmu dimeja" ucap Jo.

Sambil menunggu sarapan selesai sang suami membaca koran pagi yang ada di meja makan sambil menyesap kopi hitamnya.

"Sup ayam spesial siap dihidangkan" Jo mengucapkan dengan riang. Jo mengambilkan nasi untuk sang suami. Lalu mengambil untuk dirinya sendiri. Mereka makan dengan saling bertatapan dan tersenyum. Ya..begitulah pengantin baru rasanya dunia milik berdua.

"Sayang..sup ini kamu masukin apa??" Sambil mengernyit tanya Davi.

"Kenapa??? Apa tidak enak???" Jo menjawab dengan sedih.

Sambil tersenyum usil, Davi berucap "Bukan begitu sayang...kenapa habis makan sup buatanmu aku semakin cinta. Apakah kau membuatnya memakai bumbu cinta??" Ah....Jo tersipu malu wajahnya merona.

"Apaan sih kamu tiap hari kerjaannya ngerayu melulu?" Ucap Jo

"Aku merayu istriku sendiri bukan istri orang. Jadi apa salahnya sayang?" Balas Davi

Jo mendengus melihat Davi yang selalu saja bisa menjawab pernyataannya.

Davi terkekeh-kekeh melihat wajah cemberut istrinya yang menggemaskan.

"Aku cuma bercanda, sayang. Lihatlah hari yang cerah akan berganti mendung kalau kamu terus cemberut seperti itu" rayu Davi lagi.

"Apaan sih!!" Ujar Jo sambil tersenyum

         Saat sarapan mereka mengobrol tentang kegiatan mereka masing-masing. Jo sendiri masih diijinkan bekerja oleh Davi mengingat mereka belum punya anak. Davi mengerti Jo pasti bosan jika hanya dirumah saja tanpa kegiatan. Jo sebenarnya ditawarkan oleh Davi untuk memegang salah satu perusahaannya sebagai wakil direktur. Tapi Jo menolak karena merasa tidak mampu memegang jabatan itu. Jo berjanji kepada Davi kalau seandainya nanti Jo mengandung dia akan mengundurkan diri dari pekerjaannya demi buah hati mereka. Semenjak menikah Davi jugalah yang setiap hari mengantar jemput istrinya untuk pergi bekerja. Kadang saat dia tidak sempat maka dia akan meminta tolong ke supir kantornya untuk mengantar jemput sang istri. Davi sendiri sengaja membeli rumah yang lokasinya tidak terlalu jauh dari kantor istrinya. Melihat semua yang dilakukan oleh Davi, Jo merasa sangat bahagia karena dicintai oleh pria sebaik Davi. Nikmat Tuhan mana lagi yang mau Jo dustakan.

                       *********

       Setibanya dikantor Jo mencium tangan Davi untuk pamit. Yang Davi balas dengan mencium pipi Jo.

"Bye...sayang. Nanti sore aku jemput ya" ujar Davi

"Bye..hati-hati dijalan ya,mas" balas Jo yang tersenyum sambil melambaikan tangannya berdadah ria ke Davi yang mulai melaju meninggalkan area kantornya.

"Pagiiii buuuu...bossss" ucap Anita tiba-tiba

"Astaga naga" Jo tampak terkejut sambil mengelus dadanya

"Sori bu bos..kaget ya??" Tanya Anita pura-pura tidak bersalah

"Basi tau..pura-pura gak tau gue kaget lagi" kesal Jo

Anita terbahak-bahak sambil mengikuti Jo yang sudah berjalan menuju ke arah lift.

"Aduh..bu bos sensi ih..gak dapat jatah ya tadi malam" goda Anita

Jo malu sekali dengan pernyataan vulgar yang keluar dari mulut Anita. Beberapa orang yang sedang ikut menunggu kotak besi bersama Jo dan Anita tersenyum-senyum.

"Loe mau gue gantung di monas??" Tanya Jo

Anita tambah terbahak-bahak. Anita senang sekali menggoda Jo. Jo tidak pernah benar-benar marah padanya. Anita memang tukang gosip tapi dia bukan orang jahat. Gosip-gosip yang dia sebarkan rata-rata akurat bukan asbun alias asal bunyi.

      Tak lama kotak besi yang mereka tunggu tiba. Saat pintu lift terbuka semua orang langsung berebut masuk kedalam kotak itu. Namun ternyata alarm lift berbunyi menandakan kalau lift yang sedang mereka naiki kelebihan beban.

Anita langsung mendorong Dodi. Entah kenapa Dodi itu jam tiba dia dikantor selalu bareng dengan Jo. Mau tak mau Jo sering sekali satu lift dengan Dodi.

"Eh...apaan loe dorong-dorong gue" protes Dodi

"Loe yang bikin lift ini kelebihan beban" ucap Anita

"Loe kira gue gendut. Tuh si Rini yang gendut harusnya dia yang keluar" protes Dodi ke Anita

"Emang gendut dia sih. Tapi dosanya beratan elo. Loe gak tau aja mulut loe yang nyablak itu banyak nyakitin hati orang" jelas Anita

"Berat dosa tukang gosip apa berat dosa orang kayak gue?" Tanya Dodi melotot ke Anita

"Aduh..aduh...udah deh. Gue aja yang keluar" akhirnya Jo yang mengalah. Melihat Jo keluar dari lift Anita yang merasa tidak enak ikut keluar dari lift juga untuk menemani Jo. Sementara Dodi memilih untuk tidak perduli seperti biasanya.

         Sementara dikantor Davi terlihat pria itu sedang mengetikan pesan dihandphonenya untuk memberi kabar kepada sang istri kalau dia sudah sampai dengan selamat di kantornya. Davi sangat bersyukur mempunyai istri seperti Johana. Johana adalah istri yang sangat baik dimata Davi. Johana sangat telaten dalam mengurus semua yang dibutuhkannya. Jo juga selalu berusaha memasak apa-apa saja makanan favorit Davi. Walaupun Jo bekerja tapi kebutuhan suaminya adalah yang paling diprioritaskan. Setiap Davi lelah karena lembur, jo akan memijatnya hingga Davi terlelap.

      Hari yang melelahkan bagi Davi akhirnya berakhir. Dia melirik ke arah jam Rolex yang melingkar ditangannya. Setengah jam lagi dia harus menjemput istrinya di kantornya. Davi mendengar suara berisik dari luar. Terdengar suara seorang wanita memohon-mohon untuk bisa bertemu dengannya. Davi yang merasa orang yang memohon itu sangat berkepentingan dengannya segera berdiri dan menuju pintu ruangannya untuk melihat kekacauan yang terjadi diluar. Saat pintu itu terbuka perdebatan antara sekretarisnya  dengan wanita hamil yang wajahnya terlihat babak belur berhenti mendadak. Davi melotot terkejut melihat wanita itu. Wanita itu sendiri terpaku ditempatnya dan meneteskan air matanya saat melihat Davi.

"Maaf pak...saya sudah melarang" ucapan sang sekretaris terpotong dengan satu kata yang keluar dari mulut Davi

"Donna" sebut Davi lirih

                       **********

Jeng..jeng...benernya mau up date besok. Tapi berhubung deadline SPT ku mepet banget. Aku update malam ini.

Selamat membaca😘😘

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang