10

31.9K 1K 5
                                    

            I hate Monday kata Jo pelan. Mata Jo rasanya malas terbuka. Sang ibu terus membangunkannya mengingatkan untuk shalat subuh dan langsung ke dapur untuk membantu menyiapkan sarapan. Jo baru tidur sehabis tengah malam gara-gara membalas pesan Davi.

          Ya...setelah acara nonton film dan makan bersama kemarin. Jo mulai mencoba untuk dekat dengan Davi. Dia mulai membalas pesan-pesan dari Davi.  Seperti tadi malam dia tidur telat karena berchat ria dengan Davi.

           Jo terkejut saat hari minggu pagi kemarin bunga mawar itu tiba lagi dirumahnya. Sang ibu yang memberitahukannya pagi itu waktu dia ingin jogging ditaman dekat rumah.

"Dari Davi itu bunganya" kata ibunya sambil tersenyum

          Malam itu setelah nonton saat Davi mengantarkannya pulang. Davi ngotot ingin pamit kepada kedua orang tua Johana. Dia tidak enak karena sewaktu mengajak Jo pergi tadi dia tidak ijin pamit untuk mengajak anak gadis mereka keluar. Setidaknya begitulah Davi diajarkan oleh mamanya. Jika ingin membawa anak gadis orang hendaklah ada ijin dari orang tuanya. Davi sukses membuat ibu Jo terpesona. Benar-benar menantu idaman. Sudah Ganteng,sopan dan sepertinya mapan lihat saja mobilnya. Itulah yang ada dipikiran ibu Jo. Dan karena sikap sopan Davi sang ayah pun jadi ikut menyukai Davi. 

        Rasanya semua orang yang disekitarnya mendukungnya agar dia mencoba menjalani hubungan dengan Davi. Jo berpikir kembali atas omongan teman-temannya yang menyuruhnya untuk mencoba melakukan pendekatan dulu dengan Davi. Karena itulah Jo mau membalas pesan-pesan dari Davi yang isinya bisa membuat dia merona karena malu. Cowok satu itu benar-benar basi tapi Jo suka. Yang paling terpenting adalah dukungan dari kedua orang tuanya. Melihat kedua orang tuanya sangat menyukai Davi, Jo bertambah yakin ingin mencoba.

        Jo segera bangun untuk mengambil wudhu dan sholat. Setelah selesai dia membereskan tempat tidurnya lalu langsung menuju dapur.

"Kamu dadarin telornya ya,Jo" perintah sang ibu. Hari ini ibunya sepertinya akan membuat nasi goreng untuk sarapan pagi.

Dengan sigap Jo langsung melakukannya.

"Davi ganteng ya. mana sopan lagi anaknya. Pacar kamu itu aduh..ibu suka deh. Jangan pacaran lama-lama deh cepetan nikah" ucap sang ibu

"Davi bukan pacar Jo,bu. Cuma temen kalau sekarang" jawab Jo

"Kamu itu langsung diterima aja Davinya buat jadi pacar kamu. Jangan lama-lama cowok kayak gitu dianggurin. Dia ganteng,sopan dan mapan. Cowok model gitu banyak yang nungguin kalau kamu tolak Jo" cecar sang Ibu

Entah sudah berapa kali Jo mendengar sang ibu memuji lelaki yang bernama Davi itu dengan sebutan lelaki ganteng,sopan dan mapan. Dari kemarin semenjak sang ibu tahu kalau Davi yang mengantarkannya pulang.

"Jo baru kenal empat harian ini bu sama Davi. Jo gak mau beli kucing dalam karung. Kalau ternyata dia udah punya istri kan kacau,bu. Atau dia playboy yang cuma ingin mempermainkan,Jo" jelas Jo dengan sabar.

"Ah...nak Davi gak mungkin gitu,Jo. Ibu bisa lihat itu" ngotot ibu Jo.

       Ratna adalah ibu-ibu pada umumnya yang senang melihat anaknya didekati oleh pria tampan yang kaya. Selama tinggal dikomplek perumahan guru ini. Ratna sering ditanyai oleh para tetangga kenapa tidak pernah ada cowok yang mengunjungi Jo. Cantik-cantik kok gak laku. Begitulah kata para tetangganya. Untuk menghilangkan rasa malu Ratna berkata sebenarnya banyak lelaki yang mendekati Johana tapi Johana tolak semua. Nah saat ini ketika didepannya muncul calon menantu idaman tentu tidak akan disia-siakannya. Nanti saat belanja di abang sayur keliling,dia berencana akan menceritakan tentang anak gadisnya yang sudah punya pacar ke para tetangganya. Dia ingin memamerkan Davi ke para tetangganya yang nyinyir itu.

     Jo menghela nafas melihat ibu dan semua kengototannya.

"Pas banget ya Jo..si Davi muncul dalam hidup kamu. Pas ayah sama ibu punya rencana balik ke kampung. Jadi nanti kami bisa tenang kalau ninggalin kamu di sini. Itu namanya semesta mendukung kamu buat sama Davi,Jo" ujar ibu lagi

"Jo udah selesai goreng telornya, bu. Jo mandi dulu ya. Udah jam enam" Jo memilih menghindar dari cecaran ibunya.

"Iss...anak itu dibilangin susah banget. Apa salahnya sih baru kenal empat hari. Mumpung model gitu yang deketin dia" omel Ibu Jo setelah ditinggalkan sendirian didapur.

Selesai mandi Jo langsung sarapan bersama kedua orang tuanya. Mereka bercerita-cerita seperti biasa. Didepan sang ayah, ibunya tidak berani mendesak Jo tentang Davi. Jo membuka handphonenya karena mau memesan ojek online seperti biasanya.
Terlihat icon ada pesan masuk. Pasti dari Davi pikir Jo

Davi : Pagi...matahariku. Terima kasih karena masih bersinar pagi ini. Janganlah berhenti menyinari hidupku untuk sekarang dan selamanya.

Ternyata benar dari Davi. Jo tersipu malu setiap hari ada saja pesan sejenis ini dari Davi.

"Aduh...yang dapat sms dari Davi. Eh..dari Davi kan??" ejek ibu Jo tapi juga memastikan anaknya tersipu malu karena pesan dari Davi.

Jo hanya tersenyum melihat ayah ibunya yang tersenyum menggodanya sambil menganggukkan kepalanya. Dasar Davi membuat dirinya malu saja.

Jo mengetikan balasan untuk Davi

Jo : Apaan sih..!!! Kamu basi banget tau gak?😥

Setelah dia menekan tombol kirim tidak lama ada pesan masuk kembali

Davi : Tapi kamu suka kan???😍😍

Jo tambah lebar tersenyum. Dia sampai lupa tujuan pertamanya membuka handphone untuk memesan ojek online. Si ibu ikut tersenyum juga. Tiba-tiba ayah berdehem mengingatkan Jo tentang jam yang sudah menunjukan pukul tujuh. Jo menepuk jidatnya sendiri dia baru ingat harus memesan ojek online untuk mengantarkannya ke tempat kerja. Dia memutuskan untuk tidak membalas pesan Davi lagi. Bisa-bisa dia terlambat kalau harus berchat ria dengan lelaki satu itu. Setelah pesanan ojeknya datang dia langsung mengucapkan salam ke kedua orang tuanya dan menuju ke kantor dengan hati yang berbunga-bunga.

                        ***********

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang