45

55.7K 2K 104
                                    

Tiga tahun kemudian

          Ana menangis sedih menatap sang putra. Ana memandang Davi yang terlihat diam saja memandang keluar jendela rumah sakit menatap pohon-pohon diluar sana seakan pohon itu sangat menarik dimatanya. Wajahnya yang dulu tampan sekarang tampak berantakan. Ana pun teringat kembali kecelakaan yang menimpa Davi tiga tahun yang lalu.  

Flashback

        Bunyi monitor jantung diruangan ICU tampak berbunyi teratur. Ana memandang wajah putranya sambil bersimbah air mata. Dia memang marah pada putranya tapi dia tidak pernah menginginkan putranya pergi dari dunia ini. Bagaimana pun Davi adalah putra satu-satunya. Ana mendengar dari para saksi mata bahwa Davi menabrakan mobilnya dengan kecepatan tinggi ke pembatas jalan. Tapi sepertinya Tuhan masih menginginkan Davi untuk hidup didunia ini. Davi hanya mengalami patah tulang, saat ini dia sedang koma tapi sudah melewati masa kritisnya. Ana juga sudah tau bahwa kecelakaan itu terjadi setelah putusan cerai antara Davi dan Johana.

          Ana masih diluar negeri saat kejadian tersebut terjadi. Yang menemani Davi sebelum Ana datang adalah Donna. Tapi Ana bukan berterima kasih pada Donna saat sudah sampai dirumah sakit. Ana menyalahkan Donna habis-habisan.

"Pergi kamu...pergii.." bentak Ana

Donna hanya menangis sesenggukan dan menunduk

"Kamu wanita pembawa sial dalam kehidupan anak saya. Apa salah Davi sama kamu? Kenapa kamu tega?"

Namun tiba-tiba mama Davi menjatuhkan kedua lututnya kelantai memohon kepada Donna

"Saya mohon jauhi Davi. Saya mohonnn..."

"Tante..maaf!! maafin Donna, tante.." Donna menarik bahu Ana supaya berdiri

"Donna dan Davi sudah berpisah. Disini Donna hanya sementara menemani Davi karena Davi sendirian dan Donna akan menghilang dari kehidupan Davi selamanya. Tapi Donna mohon tante jangan begini" ucap Donna sambil menangis.

Ana terkejut, Donna dan Davi sudah berpisah. Ana pun mencari kebohongan dimata Donna tapi dia tidak menemukannya. Donna akhirnya menceritakan semuanya kepada Ana.

"Dasar anak bodoh" ucap Ana pelan masih dengan air mata yang mengalir

"Donna pamit dulu, tante. Donna minta maaf atas semua yang Donna lakuin" ucap Donna

"Donna janji gak akan pernah muncul lagi dihadapan Davi" lanjut Donna lalu melangkah menjauh dan Ana hanya diam memandang kepergiannya. Ana masih membenci Donna. Walau bagaimanapun Donna lah sumber masalah atas semua yang terjadi saat ini.

         Setelah Davi sadar, Davi terus mengucap kata maaf terus menerus sambil menangis. Ana bahkan dikira Davi adalah Johana. Dia bersujud dihadapan Ana sambil berkata

"Sayang, aku mohon maafkan aku. Aku mencintaimu. Aku akan menebus semua kesalahanku. Jangan tinggalkan aku..aku mohon"

Ana menangis sedih melihat sang putra begitu hancur apalagi melihat keadaannya yang menyedihkan sehabis kecelakaan. Tidak cukup sampai disitu, Davi mencoba bunuh diri lagi dengan memotong urat pergelangan tangannya saat sedang sendirian didalam kamar karena Ana sedang keluar sebentar untuk mencari makan. Untungnya Davi masih bisa diselamatkan. Dan setiap Davi tertidur tiba-tiba ia akan terbangun dan berteriak histeris mengamuk sambil memohon maaf.

"Maafkan papa sayang..maafkan papa. Harusnya papa yang mati"

Davi pun tiba-tiba pernah menghentak-hentakan kepalanya ke dinding hingga berdarah agar dia dapat melupakan semuanya. Lebih baik dia mati dari pada hidup dihantui mimpi buruk tentang putrinya yang selalu menyalahkannya dan hidup dengan rasa bersalah yang begitu besar"

           Dokterpun mau tidak mau harus mengikatnya ditempat tidur dan memberikan obat penenang karena takut Davi akan melakukan hal aneh-aneh yang lainnya. Davi pun tidak mengenali siapapun lagi, matanya hanya memancarkan kesedihan. Dokterpun memvonis Davi mengalami depresi. Davi  dirujuk ke rumah sakit jiwa karena depresi beratnya. Sementara Johana tidak tahu apa-apa tentang Davi karena Ana tidak mau menyakiti lagi mantan menantunya tersebut.

Flashback end

            Ini sudah tiga tahun Davi berada dirumah sakit jiwa tapi Davi tidak mengalami kemajuan sedikitpun. Bahkan untuk keluar dari ruangannya saja Davi tidak diijinkan karena takut Davi akan kembali menyakiti dirinya sendiri.

          Davi tidak pernah mengeluarkan suara lagi. Davi yang sekarang hanya terus diam dan matanya selalu memandang kosong sekitarnya. Dia masih sesekali mengamuk namun air matanya sering mengalir dengan deras tanpa sebab. Ana pun tidak tahu apa yang ditangisi oleh Davi. Perusahaan Pramana Group mau tidak mau harus dikendalikan oleh Mamanya Davi langsung karena keadaan Davi yang tidak memungkinkan. Davi sebenarnya sudah ditangani oleh psikolog terbaik tapi Davi sendiri pada dasarnya tidak berniat untuk sembuh dan kembali ke dunia nyata. Karena di dunia khayalannya dia hidup bahagia bersama Johana dan putrinya. Ana merasa sangat lelah dengan kehidupannya saat ini, dia harus mengurus perusahaan dan putranya dalam waktu bersamaan. Dulu dia memang sangat marah kepada Davi, tapi saat ini dia sangat sedih melihat keadaan Davi yang sangat menyesali segala perbuatannya terhadap mantan istrinya.

        Sementara tentang Johana, Ana pernah mendengar dari mantan bosnya Johana, wanita itu sudah pindah dari kota Jakarta tapi Johana tidak memberi tahu dia pindah kemana kepada Pak Sakti. Ana pun juga tidak ingin mencari tahu karena ingin memberi ketenangan hidup pada Johana dengan tidak memberitahukannya tentang keadaan Davi. Saat ini Ana tidak tahu apakah Johana sudah menikah lagi atau belum. Atau apakah saat ini Jo bersama Raga atau tidak? Ana benar-benar tidak tahu karena hanya fokus pada perusahaan dan keadaan Davi yang makin memburuk. Apalagi dengan keadaan Donna, Ana tidak perduli sedikitpun dan tidak mau tau sama sekali. Johana sendiri diketahui Ana sudah resign dari kantornya sejak ayahnya meninggal. Jadi saat sidang perceraiannya selesai Jo langsung pindah kota bersama ibunya.

"Bagaimana perkembangan anak saya, dok?" Tanya Ana ke dokter yang menangani putranya

Menghela nafas dokter menjawab "Davi merasa nyaman didunia yang dia ciptakan dipikirannya. Dia memang tidak ingin kembali ke dunia nyata. Tapi saya akan terus mencoba yang terbaik untuk kesembuhan anak ibu"

"Apa dia masih mencoba menyakiti dirinya?" Tanya Ana

"Saya tidak bisa pastikan itu. Saat ini Davi bisa terlihat tenang namun dia masih bisa mengamuk tiba-tiba"

Ana meneteskan air matanya menatap Davi, lalu pamit kepada dokter karena harus meeting dengan rekan kerjanya.

       Sesampainya direstoran di salah satu hotel ternama di Jakarta, mama Davi diantarkan oleh pelayan menuju ruangan yang sudah dipesan oleh rekan kerjanya untuk keperluan meeting mereka. Tampak sudah beberapa orang sudah menunggu keadaannya

"Selamat siang, maaf saya terlambat" ucap Mama Davi

      Saat seseorang berbalik mata Mama Davi terbelalak terkejut, tidak menyangka akan bertemu dengan orang itu disini.

"Halo tante..apa kabar??"

"Loh..sudah kenal ya?" Ucap salah seorang yang ikut dalam pertemuan ini

"Ya..kami sudah kenal lama. Tapi sudah lama tidak bertemu" ucap Ana gugup

     Meeting pun berjalan lancar dengan mama Davi yang terus memandangi orang yang sudah lama tak ditemuinya. Terakhir mereka bertemu adalah tiga tahun yang lalu.

                       ********

Jenggg...jengg...siapakah yang dilihat mama Davi???🤔🤔🤔 mari vote dan comentnya😚😚😚 bagaimana menurut kalian ceritaku kelanjutannya? Klise yah!!!Pro kontra pasti yess...🤣🤣  part depan kita cerita tentang kehidupan Jo sekarang ya😉😉🤗🤗

   

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang