9

23.9K 1.1K 3
                                    

         Sesampainya didalam mobil Davi. Jo melongo melihat kemewahan mobil Davi. Seumur-umur baru kali ini naik mobil mewah. Biasanya cuma naik ojek online doangan. Mana yang bawa super ganteng. Eh..tapi harusnya gue lagi marah ini.pikir Jo..menormalkan wajahnya. Jo berkata ketus

"Bapak Davidio yang terhormat. Apa maksud bapak seperti ini?"

"Jangan panggil saya Bapak lagi atau kamu saya cium saat ini juga. Kamu sudah tentu bisa melihat kenekatan saya bukan?" Davi berujar sambil menajamkan matanya memandang Jo

        Tanpa sadar Jo memundurkan badannya bersandar pada pintu mobil. Mobil mewah ini jadi tidak nyaman disaat seperti ini.

"Kamu bisa panggil saya Mas atau sayang" pinta Davi dengan muka menyebalkannya

"Gini loh pak..eh...Davi. Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu melakukan semua ini? Demi Tuhan kita baru bertemu 3 hari yang lalu"

"Ijinkan saya untuk dekat dengan kamu. Ijinkan saya mencoba dulu. Baru kamu bisa lihat apakah saya serius dengan kamu atau tidak" tiba-tiba Davi jadi serius

"Tapi kamu gak bisa seenaknya saja. Selama tiga hari ini kamu bersikap sesuka hati kamu. Terus kamu menyelidiki saya kan? Itu bukan tindakan yang menyenangkan sama sekali" kesal Jo

"Oke maaf...maaf!!!tapi saya mohon kamu mau memberikan saya kesempatan untuk mencoba dekat dengan kamu. Atau kamu lebih memilih saya mengganggu terus seperti ini sampai saya bisa mendapatkan perhatian kamu seperti saat ini"

Heh..pria ini mengancamnya.
"Saya tidak tau. Ini bukan hal yang bisa dibicarakan dengan nada seenteng ini. Lagian sepertinya saya tidak ada pilihan untuk menolak" Jo mendengus kasar yang disambung dengan kekehan dari Davi

"Ngomong-ngomong kita mau kemana?" Davi bertanya

"Saya dan sahabat saya mau nonton. Kamu pulang aja nanti ngerusak acara kita" sindir Jo

"Sepertinya dua sahabat kamu datang berpasangan. Harusnya kamu bersyukur saya datang disaat yang tepat. Apa enaknya jadi obat nyamuk" Sahut Davi

"Terserah...!!!" Jo tidak bisa membantah. Lelaki disampingnya ini benar-benar keras kepala. Jo hanya duduk diam sambil memandang keluar jendela mobil. Aroma parfum Davi yang lembut tercium dihidung Jo. Jantungnya berdebar saat berada disamping lelaki tampan disampingnya. Iman Jo semakin goyah dia menyukai Davi juga sebenarnya tapi dia takut. Takut semua ini cuma permainan Davi.

                              ********

         Selesai menonton tiga pasangan itu memutuskan untuk makan di salah satu restoran Jepang Sushi Tei. Sewaktu tiba dibioskop tadi Tia yang sudah ditelepon Yuli untuk tambahan satu tiket untuk pasangan Johana. Tia terkejut melihat lelaki yang disamping Johana. Sebelumnya Yuli sudah bergosip ria dengan mengatakan pasangan sahabat mereka yang jomblo sampai umur dua puluh lima tahun itu adalah cowok super hot. Tapi setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri Tia sampai mupeng karena Davi. Andi suami Tia sampai terlihat kesal karena melihat cara Tia memandang Davi.

          Para pria terlihat mengobrol bertiga. Davi tidak banyak bicara. Dia berbicara seperlunya kalau ditanya dia menjawab. Kadang dia ikut bertanya kembali tapi tak terlalu sering. Davi tidak dingin dan kaku. Dia menampilkan senyum ramahnya. Entah untuk basa-basi atau memang benar-benar ramah.

"Loe kenal dari mana tuh cowok?" Tanya Tia ke Jo.

"Gila...gue nyesel kawin cepet kalau ternyata ada cowok seganteng ini" ucap Tia lagi

"Awas tar kedengeran Andi. Dicerein mau? Bersyukur aja loe punya laki kayak Andi" ucap Yuli

Tia mendengus kesal "Doa loe sebagai temen jelek banget sih, tuyul. Gue kan cuma mengagumi doank. Cinta gue hanya buat mamas Andi seorang"

"Jangan panggil gue Tuyul, dasar Tiarap" kesal Yuli

Jo terkekeh-kekeh dan menjawab "Tuh cowok rekan bisnis kantor gue. Baru tiga hari ini dia kenal gue. Dia ngakunya cinta pada pandangan pertama ke gue. Gue nya gak yakin. Tampang-tampang kayak dia gitu tampang play boy cap kodok. Malas gue"

"Loe masih suka sama Kak Raga ya,Jo?" Tanya Tia

"Ya..elah Tia. Gak lah apaan. Gue cuma kagum aja sama Kak Raga" jawab Jo

"Kalau gitu coba jalanin dulu aja, jo. Cowok unlimited edition gini sayang banget dilewatin. Kan bisa aja dia serius ama loe. Loe mau sampai kapan gak mau punya pasangan? Sampe loe udah jadi nenek-nenek?" Ucap Tia

"Bener sih kata Tia kali ini. Loe coba dulu aja ama Davi. Gue lihat tuh anak baik deh. Ya ganteng ama mapannya nilai plus buat dia. Bisa aja sih dia bener serius ama loe,Jo. Ya..intinya coba loe pendekatan dulu lah sama Davi" sambung Yuli

"Gue...gue...sebenarnya juga suka sih sama Davi. Dimana-mana loe tau kan dari mata turun ke hati. Jadi gue sebenarnya udah kagum sama kegantengan Davi"ujar Jo dengan muka memerah

"Tapi gue takut. Gue takut patah hati. Loe pada tau kan gue jarang ngadepin masalah. Gue takut gue gak kuat karena gue gak tau cara ngadepin masalah" sambung Jo lagi

"Ya...ampun Jo..loe kok mikirnya sejauh itu. Dijalanin aja dulu,say. Lagian ada kita dua sahabat loe yang selalu siap sedia buat loe" timpal Yuli

Dan hanya disambung anggukan oleh Tia. Obrolan mereka terhenti karena pelayan mengantarkan pesanan mereka. Para lelaki yang mengobrol tadi ikut bergabung ke meja yang sudah diisi para wanita. Mereka makan sambil mengobrol ringan. Davi  menunjukan perhatiannya ke Jo didepan teman-temannya. Davi menarik mangkuk  Spicy Miso Ramen milik Jo kearahnya karena melihat Jo meniup-niupnya karena kepanasan. Dia membantu meniup-niup ramen tersebut sampai uap panasnya tidak terlalu banyak. Jo merona malu dan teman-teman Jo tersenyum-senyum tidak jelas melihat mereka berdua.

                              ************

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang