42

54.4K 2.3K 143
                                    

      Davi terus berjalan masuk ke dalam sebuah hutan, Davi melihat ada seorang gadis kecil yang sangat cantik sedang tertawa riang sedang bermain ayunan dan memegang boneka beruang putihnya. Davi memperhatikan gadis kecil itu, wajahnya persis seperti dirinya. Gadis ini adalah versi perempuan dirinya dan ada perasaan hangat saat Davi menatap mata gadis kecil yang saat ini juga sudah menatapnya.

"Papa..papa..aku sayang papa" ucap gadis kecil itu tersenyum dan menatap polos ke arah Davi.

"Tapi papa gak sayang aku" wajah gadis kecil itu berubah sendu kemudian tiba-tiba menangis

Davi hanya diam memperhatikannya tapi hatinya sakit sewaktu anak itu mengucapkan kalimat itu.

"Papa kenapa buat aku pisah sama mama?"

"Papa jahat...aku benci papa. Aku benci papa..AKU BENCI PAPA.." Teriak gadis kecil itu lalu berlari menjauhi Davi.

        Davi terbangun dari tidurnya dan mengusap wajahnya kasar karena mimpinya barusan. Dia melirik ke arah jam yang ada didinding, hari sudah jam enam sore. Tadi Davi sampai rumah jam dua siang dan memutuskan untuk langsung tidur karena fisiknya sudah benar-benar lelah. Melangkah keluar kamar, rumahnya tampak sepi karena hanya dia yang ada dirumah saat ini. Bi Inah sedang dirumah sakit menjaga Donna dan Johana istrinya kata Bi Inah sudah tidak dirumah sejak tadi malam. Davi sepertinya tahu kemana Jo saat ini mengingat sahabatnya menelponnya berulang-ulang tadi malam. Davi tersenyum miris dengan yang terjadi saat ini. Lalu entah mengapa Davi melangkahkan kakinya menuju kamar Johana. Kamar itu masih sama seperti waktu mereka masih satu kamar dan masih baik-baik saja sebagai pasangan suami istri. Wangi lavender langsung menguar dari kamar tersebut waktu Davi memasuki kamar itu. Davi terduduk dipinggir ranjang. Dia kembali mengingat semua momen bahagia saat bersama Johana, senyumnya terkembang.

"Bodoh..bodoh..bodoh..gue bodoh" ucap Davi berbicara ke dirinya sendiri sambil memukul-mukul kepalanya.

       Davi merenungi semua ucapan Donna yang mengatakan kalau dia hanya menganggap Donna sebagai seorang adik. Awalnya dia menentang semua ucapan Donna yang dianggap sok tahu dengan perasaannya, namun semua argumen Donna mematahkan semuanya. Davi tidak dapat menyangkal lagi dan akhirnya sadar, kalau dia memang mencintai Johana.

"Maafin aku sayang..maaf..aku mohon maafkan aku. Aku mencintaimu..maaf sayang..maaf" Davi menangis sendiri dikamar Jo yang gelap. Davi berpikir masih mau kah Johana memaafkannya setelah semua yang terjadi. Davi ingin sekali menjemput Johana agar segera pulang saat ini, tapi dia takut melihat Johana emosi dan malah meminta cerai. Sekarang saja dia ketar-ketir karena Johana yang kabur dari rumah. Davi sudah bertekad akan memperbaiki rumah tangganya. Dia masih punya waktu sampai beberapa bulan lagi sampai Jo melahirkan.
  
        Memutuskan untuk mandi dan kembali kerumah sakit untuk melihat keadaan Donna. Davi saat ini sudah sampai kembali dirumah sakit. Berada dilobi rumah sakit, Davi heran saat melihat Raga juga ada dirumah sakit yang sama dengannya. Apa laki-laki itu benar-benar tidak sabar mau menghajarnya sampai menyusulnya kerumah sakit, tapi siapa yang memberitahukannya kalau Donna dirawat disini. Akhirnya Davi mengikuti Raga dari belakang untuk melihat siapa yang ingin dijenguk oleh sahabatnya itu. Melihat Raga masuk ke salah satu kamar VVIP yang bukan kamar Donna, Davi berbelok ke arah ruangan suster jaga dan melihat Daftar nama Pasien yang saat ini dirawat. Davi meyakinkan dirinya dan membaca nama itu berulang-ulang

"Ny. JOHANA ADRIANA" itulah nama pasien yang kamarnya dimasuki oleh Raga barusan. Davi akhirnya memutuskan untuk bertanya pada suster jaga

"Maaf sus..pasien kamar 403 , sakit apa ya?" Tanya Davi

Suster yang melihat ketampanan Davi hanya tersenyum-senyum malu-malu saat diajak bicara oleh Davi "Oh..Ibu Johana ya!! Tadi malam Ibu Johana mengalami keguguran, pak. Jadi saat ini sedang masa pemulihan"

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang