14

21.4K 982 3
                                    

      Jo segera berdiri dan merapikan bajunya serta memastikan make upnya masih rapi setelah menerima telepon dari resepsionis yang mengatakan kalau CEO Pramana Group sudah tiba untuk bertemu dengan Pak Sakti. Hari ini Jo terlihat cantik dengan setelan kantor berwarna pink yang baru saja dibelinya beberapa hari yang lalu. Rambutnya dia biarkan terurai dan wajahnya hanya  dipoleskan make up yang minimalis. Hei...Jo seorang sekretaris. Tentu saja harus selalu tampil cantik. Apalagi dia adalah seorang sekretaris direktur.

        Sewaktu sampai ke mejanya tadi pagi dia melihat bunga mawar yang sama seperti kemarin. Tapi saat Jo melihat ke bunga itu kali ini rasanya tidak sesenang seperti kemarin. Kali ini dia hanya diam dan menghembuskan nafasnya kasar. Davi semenjak membalas pesannya hanya dengan kata "oke" kemarin. Sampai saat ini belum menghubunginya lagi tetapi anehnya pagi ini lelaki itu masih mengirimkan bunganya. Jo memilih untuk segera duduk dimejanya dan mengerjakan pekerjaannya. Bunga yang diberi Davi hanya tergeletak disudut meja kerjanya yang agak kosong. Hari ini karyawan kantornya terlihat masih sepi mungkin karena hujan lebat. Banyak yang terjebak macet mungkin. Dia bersyukur atas itu jadi dia tidak harus menjelaskan tentang bunga hari ini karena Jo benar-benar tidak mood untuk menjelaskannya.

       Jo sudah memberitahukan ke Pak Sakti kalau Davi sudah tiba tadi via intercom. Tak lama Pak Sakti langsung keluar dari ruangan. Mereka berdua langsung menuju ruang rapat yang berada satu lantai dengan ruangan direktur dan wakil direktur.
   

                         ********

       Pertemuan selama satu jam dengan pihak dari Pramana Group sukses. Kedua belah pihak sepakat atas kerja sama ini. Tapi dengan beberapa syarat yang diajukan oleh pihak Davi dan disetujui oleh pihak PT. Emerald.

      Selama pertemuan berlangsung Johana selalu menghindari kontak mata dengan Davi. Davi sendiri merasa heran padahal kemarin Davi merasa Johana sudah mau membuka hati. Kenapa gadis ini menghindarinya lagi.

"Baiklah Pak Davi saya akan segera mengirimkan kontrak perjanjiannya ke kantor Pak Davi. Kami akan melakukan yang terbaik untuk bapak" ucap Pak Sakti dengan senyum bahagianya. Pak Sakti bangga bisa bekerja sama dengan perusahaan Davi. Setelah ini pasti dewan direksi akan memberikan pujian karena dapat menggandeng perusahaan sekelas Pramana Group.

"Oke,pak. Saya harap semua berjalan dengan lancar" sambung Davi

      Setelahnya mereka saling bersalaman. Sewaktu Davi bersalaman dengan Jo. Tangan itu diremasnya lembut. Wajah Davi memunculkan senyum hangatnya ke seraut wajah cantik dihadapannya. Jo balas dengan tersenyum paksa. Davi yang melihatnya hanya menaikan alisnya.

"Pak Sakti, saya boleh bicara sebentar dengan sekretaris anda?" Ujar Davi tiba-tiba

Pak Sakti tersenyum mengerti. Pak Sakti sepertinya sekarang paham siapa yang mengirimi Johana buket bunga mawar merah setiap hari. Pak Sakti tau karena saat tiba dikantornya dia selalu melihat buket bunga mawar dengan kertas kecil yang terselip diatasnya. Tapi karena merasa itu adalah urusan pribadi Johana dia tidak terlalu menggubrisnya.

"Baiklah kalau begitu saya permisi duluan ke ruangan saya" ucap Pak Sakti sambil berlalu bersama sekretaris Davi yang mengerti kalau bos nya sedang ingin berbicara berdua saja.

Jo melongo karena melihat kenekatan Davi barusan "Kamu apa-apaan sih. Mau buat saya malu?"

"Kamu kenapa?" Davi menjawab dengan pertanyaan.

"...."

Karena melihat Jo yang hanya diam. Davi berbicara kembali "Kamu tau kamu seperti kekasih yang merajuk karena tidak dihubungi kekasihnya seharian kemarin" dengan senyum menggoda

Oh..Jo tersipu malu. Benar dia bukan siapa-siapa Davi kenapa dia harus marah ketika Davi tak menghubunginya kemarin. Jo masih diam karena tak tahu harus menjawab apa karena pernyataan Davi tadi benar.

"Oh..apakah saya benar berasumsi seperti itu? Buktinya kamu sekarang diam dan tersipu malu" bidik Davi tepat setelahnya terkekeh-kekeh.

"Asal kamu tau saya lagi kesal bukan gara-gara itu. Tapi gara-gara kamu ibu saya tidak mau bicara pada saya" elak Jo

"Hah...kenapa? Emang saya ngapain?" Bingung Davi

Setelahnya Jo menghentak-hentakkan kakinya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kesal karena frustasi. Lalu Jo menceritakan semua yang terjadi dengan ibunya tadi pagi. Davi yang mendengarkan cerita Jo tersenyum-senyum.

"Jadi saya menantu idaman ibu kamu ya?" Tanya Davi

"Is...apaan sih" jo melengos kesal

Davi terbahak-bahak "oke...kalau gitu kapan saya harus makan malam kerumah kamu?malam ini?"

"Heh..kenapa kamu harus?" Tanya Jo bingung

"Bukankah barusan kamu cerita karena ingin saya makan malam dirumah kamu?" Davi menanyakannya kepada Jo sambil tersenyum menggoda

"Kamu...kamu..haiss..." sambil menunjuk Davi

"Hahahaha...kamu lucu jika bersikap salah tingkah seperti ini. Jadi kapan? Saya sih senang saja dikenalkan dengan calon mertua" ucap Davi enteng

"Gimana kalau besok. Ya..besok saja lebih cepat lebih baik. Atau kamu mau jadi anak durhaka karena tidak bertegur sapa dengan ibu kamu" putus Davi

"Hmm.."

Mendengar Jo hanya bergumam yang menunjukan malu-malu tapi maunya. Davi tersenyum dan mendekatkan dirinya ke Johana. Jo berjalan mundur karena melihat seringaian Davi.

"Eh..kamu mau apa?" Cici Jo pelan

Davi berjalan semakin mendekat segera menahan badan Jo yang terus berusaha mundur dan membisikan ditelinga gadis itu

"Ini gak gratis. Kamu harus membalas saya"

"Kamu rupanya sama saja dengan laki-laki kebanyakan. Saya tidak mau memberikan tubuh saya. Jangan mimpi kamu" jawab Jo marah

Davi melepaskan pegangannya di tangan Jo karena terbahak-bahak tertawa sambil memegangi perutnya. Setelah tawanya sedikit reda dan melihat muka Jo yang ditekuk karena ditertawakan. Davi langsung berkata

"Saya tidak pernah bilang gitu kan. Saya hanya minta kamu mentraktir saya malam minggu nanti untuk makan malam"

Jo malu harusnya dia mendengarkan sampai selesai ucapan Davi. Setelahnya Jo langsung mengambil map miliknya yang ada dimeja dan berjalan keluar dengan muka memerah padam karena malu. Sebelum mencapai pintu dia mendengar Davi berucap

"Kamu sudah terima bunga saya hari ini? Nanti saya akan hubungi kamu ya"

Jo memilih mendiamkannya dan tambah menunduk saat melihat sekretaris Davi. Meninggalkan Davi yang masih tersenyum didalam ruangan. Gadis yang lucu pikir Davi.

                              **********

Tadi malam gak jadi up date satu bab lagi karena mendadak demam. Ini aja maling-maling ngetik disela jam kerja. Padahal kerjaan kantor lagi seabreg.

Cuss..dibaca jangan lupa vomentnya guys😘😘😘

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang