33

36.3K 1.7K 88
                                    

         Davi terlihat menghembuskan nafasnya kesal tapi tidak dapat berbuat banyak. Barusan Donna menelponnya merengek minta dibelikan ayam goreng. Padahal saat ini masih jam kerja, seharusnya istrinya satu itu bisa mengerti. Namun Davi tidak punya pilihan lain, dia harus mengalah karena dulu hal seperti inilah yang membuat mereka putus. Sementara lelaki didepannya tertawa mengejek.  

"Jadi gak berubah ya?" Ucap Raga sambil mengelus-elus dagunya

Davi hanya menanggapinya dengan senyuman malas

"Ada yang mau loe ceritain? Sepertinya banyak hal yang gue lewatin?" Setelah pertemuan dengan Johana tadi di Cafe, Raga menuju ke Kantor Davi karena penasaran akan semua hal yang dilihatnya kemarin.

Davi yang berada dimeja kerjanya pindah ke tempat Raga dan duduk di sofa di samping Raga.

"Ya..gitu deh. Jadi dari mana dulu gue harus cerita?" Tanya Davi mengerti akan rasa penasaran sahabatnya.

"Terserah loe" Raga menjawab sambil mengangkat kedua bahunya.

              Davi menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Dia mulai menceritakan awal pertemuannya dengan Donna, kenapa dia bisa menikah dengan Donna sampai masalah kehamilan istrinya. Raga mendengar semua yang diceritakan oleh Davi tanpa memotongnya sedikitpun, Raga hanya menunjukkan wajah datar selama mendengar cerita Davi.

"Loe gila" ucap Raga setelah Davi selesai menceritakannya

"Gue akui gue berengsek, tapi gue gak pernah berpikir akan nyakitin wanita yang hamil anak gue sampai seperti itu"

"Kok loe jadi emosi?" Ucap Davi heran

"Terserah loe deh..itu urusan pribadi loe juga. Gue gak akan ikut campur, tapi ingat aja karma does exist, bro" Raga memperingatkan Davi lalu berdiri meninggalkan Davi yang heran melihat sahabatnya menjadi emosi karena membela wanita yang bahkan tidak pernah dikenalnya.

          Raga berpikir bagaimana mungkin Davi menjadi begitu bodoh dan kejam seperti saat ini. Dari dulu Raga tidak menyukai Donna yang egois dan manja. Donna bahkan melarang Davi untuk berteman dengannya karena Donna takut Raga akan membuat Davi menjadi seperti dirinya yang suka berganti-ganti wanita. Oleh karena itulah, walau Davi dan Donna menjalin hubungan bertahun-tahun, Raga tidak turut serta bisa berteman dekat dengan Donna. 

                                 ***********

              Hari sudah mulai gelap tapi Johana tidak mau turun untuk makan malam padahal perutnya sudah terasa lapar. Dia malas bertemu dengan istri kedua suaminya. Dia sempat berpikir untuk pindah saja dari rumah ini, tapi Jo takut kalau mendadak ibu dan ayahnya kerumahnya dan menemukannya tidak tinggal dirumah ini pasti mereka akan terkejut. Jo belum mau menceritakan masalahnya ke siapa-siapa. Buat apa?? Biarlah dia menyimpan sendiri masalahnya untuk saat ini.  Diliriknya jam sudah menunjukan pukul setengah delapan malam. Jo teringat kalau dia belum membeli susu ibu hamil, memutuskan untuk ke minimarket dipersimpangan kompleks saja sekalian mencari makan malam untuknya. Saat sudah mencapai lantai satu rumahnya dilihatnya wanita itu sedang menyantap makan malamnya bersama Davi berdua saja tanpa menawarinya turut makan bersama. Jo meneruskan langkah menuju pintu keluar dan berhenti saat mendengar panggilan dari Davi

"Kamu mau kemana malam-malam begini?" tanya Davi yang sudah berada didekatnya

"Mau ke minimarket sebentar" jawab Jo

"Kamu sudah makan malam?" 

"Belum, ini sekalian mau cari makan" Jo malas sekali berbicara dengan Davi jadi dia hanya menjawab seperlunya saja

"Saya ngomong baik-baik, kenapa kamu jawab ketus begitu. Terserah kamulah" Lalu meninggalkan Jo. Sebenarnya Davi ingin menawarkan makan malam untuk Jo. Tadi dia sudah membeli tiga porsi makanan untuk dirinya dan dua orang wanita yang bersamanya saat ini. 

"Jo marah ya, Dav?" tanya Donna saat Davi sudah duduk disampingnya

"Udahlah gak usah dipikirin, kamu makan aja lagi" jawab Davi cuek lalu kembali mengunyah makanannya.

        Satu jam kemudian sekembalinya Jo dari minimarket, Jo langsung menuju kedapur untuk membuat susu. Saat sedang mengaduk susunya sambil melamun, Davi muncul dan mengambil susu ibu hamil yang sepertinya milik Donna. Davi dengan lihai membuatkan susu untuk Donna. Jo tersenyum miris menatap segelas susu dihadapannya, padahal dia yang hamil anak Davi tapi Davi lebih mementingkan anak dari laki-laki lain. 

"Kamu sudah makan malam?" Tanya Davi menatap punggung Jo yang membelakanginya.

"Tadi saya beli makanan buat kamu, ada dimeja makan kalau kamu mau makan. Terus..mulai besok akan ada pembantu yang akan membersihkan rumah dan memasak"

"Hmm.." Jo hanya bergumam

Dengan emosi Davi karena merasa diabaikan, membalik tubuh Johana yang membelakanginya dengan kasar. Jo sendiri sedang mengaduk-aduk susu yang sudah rata sedari tadi seketika terkejut dengan cara Davi membalik tubuhnya agar menghadap ke arah Davi.

"Jo..dengar saya masih menghargai kamu sebagai istri saya. Tolong kamu hargai saya juga. Jadi bersikap seperti biasa saja, jangan bersikap kekanakan seperti ini"

Jo mendengus "Jadi kamu mau saya bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, begitu?"

"Ya..bersikap baiklah. Donna merasa bersalah karena kamu bersikap seperti ini"

"Kamu sudah saya tawarkan untuk tinggal ditempat lain kalau kamu gak betah. Tapi kamu bilang gak apa-apa tinggal dengan saya dan Donna. Mau kamu apa, Jo?"

"Mau saya, saya mau suami saya kembali seperti dulu. Bisa??" Ucap Jo ke suaminya

"Apa salahku sama kamu,mas? Kenapa kamu tega mempermainkan aku? Kamu tega buat aku jatuh cinta setengah mati sama kamu, lalu kamu dengan seenaknya berubah tanpa aba-aba, bilang kalau aku hanya pelarian kamu dan kamu mencintai wanita lain. Dan lihat sekarang aku hamil anak kamu tapi kamu malah lebih mengurusi anak laki-laki lain. Ya..aku cemburu hanya gara-gara segelas susu. Aku buat susu ini sendiri buat anak kamu, sementara kamu lebih mementingkan anak orang lain" Jo marah sambil mengangkat gelas susu hamil yang dibuatnya tadi.

Davi terdiam melihat Jo yang tiba-tiba meledak, padahal kemarin-kemarin wanita itu sedikitpun tidak menunjukkan emosinya. Sementara Jo juga terkejut karena tidak bisa mengontrol emosinya. Dia tiba-tiba saja marah saat melihat Davi membuatkan susu untuk Donna. Apa mungkin ini karena hormon kehamilannya.

"Maaf" ucap Davi pelan menunduk. Dia tidak tau harus bicara apa.

Jo menghembuskan nafasnya mencoba menata kembali emosinya lalu berbicara

"Sudahlah..saya hanya minta satu hal, bisa? saya mohon jangan sampai ayah dan ibu saya tau mengenai masalah rumah tangga kita sampai saya melahirkan" Lalu Jo memilih pergi menuju kamarnya meninggalkan Davi sendirian.

       Saat baru keluar dari area dapur, dia melihat Donna menangis menatapnya. Mungkin dia mendengar percakapan antara Jo dan Davi tadi

"Jo.." panggil Donna pelan

"Saya minta maaf" ucap Donna lagi karena melihat Jo diam saja

"Tolong jangan minta maaf karena kamu tidak akan pernah saya maafkan" ucap Jo sinis tanpa membalikan badannya dan terus menaiki tangga menuju kamarnya.

                      **********

Hari ini perasaan agak mampet idenya. Sori kalau kurang feel nya ya

Gak bosan-bosan aku bilang,jangan lupa voment ya🤗🤗

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang