FRAGILE (COMPLETE)

44

Meja disudut kafe itu tampak terisi dua orang yang duduk saling berhadapan. Ana tadi menghubungi Raga untuk menyerahkan surat perceraian yang sudah ditanda tangani oleh Davi. Tadi selepas melayat dari rumah Johana yang berakhir dengan keributan, Ana langsung menuju rumah Davi untuk memberi pelajaran kepada anak laki-laki satu-satunya tersebut. Namun sewaktu sampai dirumah Davi, dia melihat amplop coklat yang tergeletak didepan pintu yang ternyata isinya surat gugatan perceraian dari Johana. Ana mendukung keputusan Johana untuk berpisah dari Davi. Ana pikir Jo berhak untuk mendapatkan kebahagiaan. Dia tidak mau kalau Davi mengundur waktu untuk menandatangani surat gugatan cerai itu. Ana hanya ingin segera menghentikan penderitaan Jo karena putranya yang berengsek.

"Pasti Jo sangat membenci tante ya,Ga? Dia bahkan tadi membuang muka saat tante melewatinya" ucap Ana sambil mengusap pelan air matanya dengan tisu

Menghela napasnya Raga menjawab "Jo hanya butuh waktu tante. Dia baru saja kehilangan"

"Kamu harus membantu Jo agar semua ini cepat selesai. Tante akan pindah keluar negeri besok. Tante tidak mau bertemu Davi lagi. Anak itu benar-benar!!" Geram Ana

Raga terkejut dengan keputusan mama Davi. Raga pun juga tidak mau bertemu Davi lagi, sahabatnya satu itu entah kenapa berubah menjadi sangat berengsek. Padahal dialah yang seorang playboy. Tapi Davi memang pantas ditinggalkan, biar saja dia menikmati hasil kesalahannya. Yang Ana dan Raga belum tau saat ini adalah Davi yang sudah berpisah dengan Donna.

"Raga akan ngelakuin apapun agar Jo segera lepas dari semua penderitaannya ini"

"Apa kamu mencintainya?" Tanya Ana

Raga tersentak dengan pertanyaan Ana, dia sangat mengerti dengan pertanyaan mama Davi tersebut "Maksud tante?"

"Raga, kamu jangan membohongi tante. Tante dapat melihat jelas cinta kamu untuk Johana. Tante tidak akan menuduhmu berusaha merebut Johana dari Davi" ucap Ana

"Kamulah yang lebih pantas untuk Jo. Berjuanglah..tante dukung kamu. Johana pantas untuk mendapatkan laki-laki yang lebih baik dan bahagia"

Melihat Raga yang hanya diam, Ana melanjutkan

"Johana sudah tante anggap seperti anak sendiri. Jadi tante mohon jaga Johana dengan baik, tolong buat dia bahagia"

"Tapi semua itu tidak akan mudah, tante. Rasa benci Jo yang begitu besar adalah cerminan rasa cinta yang begitu besar juga kepada Davi. Jo terlalu kecewa karena orang yang paling dicintainya adalah orang yang menyakitinya dan membuat dia kehilangan orang yang disayanginya. Dan tidak akan mudah, Raga bisa menghapus bayangan Davi di hati Johana" ujar Raga yang akhirnya bersuara sembari tersenyum miris

"Kamu belum berjuang tapi sudah menyerah. Padahal kamu playboy kampungan" canda Ana saat suasana sudah sedikit mencair

Raga hanya menghendikan bahunya ke atas dan pasrah akan hubungannya dengan Johana. Dia tidak mau terlalu terburu-buru untuk mendekati Jo. Tidak mungkin saat seperti ini, Raga mengambil kesempatan. Pasti sebelum berjuang dia sudah ditolak duluan.

**********

Semenjak menandatangani surat perceraian sebulan yang lalu hidup Davi kacau. Dia selalu ditemani mimpi-mimpi tentang putrinya. Mimpi-mimpi yang sama setiap malamnya, yang selalu menyalahkannya dan membuatnya menjadi tidak bisa tertidur dengan nyenyak. Entah sejak kapan Davi jadi suka merokok dan minum-minuman keras. Karena dengan mabuk, Davi baru bisa tertidur. Seperti malam ini dia sedang duduk dibalkon kamar Johana sambil menghisap sebatang rokok. Ya..Davi kembali tidur dikamarnya yang lama, tapi terlambat karena saat dia kembali kekamar itu, Johana sudah tidak ada lagi dikamar mereka berdua. Donna pun sudah keluar dari rumahnya dan sekarang tinggal di kontrakan kecil bersama Bi Inah karena Davi yang memerintahkannya. Bi Inah diminta membantu Donna yang baru melahirkan. Saat ini Davi benar-benar terpuruk sendirian. Tidak ada yang menguatkannya, Davi ditinggalkan sahabat satu-satunya dan juga ditinggalkan sang mama karena kesalahannya sendiri.