11

21.7K 973 3
                                    

         
          Ruang makan dirumah mewah itu tampak sepi. Hanya dua orang yang berada dimeja makan tersebut. Di kepala meja duduk seorang wanita paruh baya dan anak laki-laki satu-satunya yang terlihat duduk disampingnya sibuk memegang handphone. Sang Mama heran dengan anaknya yang hanya melihat handphonenya sambil tersenyum-senyum sendiri. Tapi mamanya senang melihat perubahan dalam diri putranya. Rasanya sudah lama anaknya tidak tersenyum selebar ini. Dalam hatinya dia bertanya seperti apa perempuan yang sudah mampu membuat anaknya tersenyum lagi seperti ini. Semoga perempuan itu benar-benar mampu menghapus Donna dari pikiran kamu,Dav. Sang mama bergumam didalam hati.

"Gimana perkembangan hubungan kamu dengan Johana dan kapan kamu akan mengenalkan Johana ke mama? Tanya mama Davi

"Ya..begitulah. Kami sudah lebih dekat sekarang,ma. Nanti ya ma..aku baru mulai dekat" jawab Davi sekenanya

        Setelahnya Ana Mama Davi memutuskan untuk tidak bertanya soal Johana lebih lanjut karena melihat Davi enggan membahasnya. Mereka lebih membicarakan tentang perkembangan perusahaan mereka. Semenjak sang ayah meninggal lima tahun yang lalu. Davi harus memutar otak bagaimana caranya mempertahankan perusahaan yang dibangun oleh ayahnya. Untunglah karena kecakapan Davi dalam berbisnis perusahaan mereka bisa makin sukses seperti sekarang ini. Apalagi semenjak kejadian dua tahun yang lalu. Sewaktu Davi ditinggalkan wanita itu. Davi makin gila kerja. Ternyata ada hikmah dibalik musibah. Perusahaan yang dibangun ayahnya makin sukses.

Davi berdiri "Aku berangkat ya,ma" sambil mencium pipi kanan mamanya.

"Hati-hati jangan lupa makan nanti siang" ingat sang mama

      Davi berjalan kearah mobilnya. Sang supir segera membukakan pintu mobil untuknya. Setelah duduk didalam mobil dan mobil mulai melaju. Davi menekan tombol handphonenya untuk menelpon yang akhir-akhir ini sering diteleponnya. Toko bunga..ya Davi menelpon toko bunga.

"Bagaimana apa pesanan saya hari ini sudah sampai?" Tanya Davi

"...."

"Kekantornya kan bukan kerumah?"

"...."

"Oke baiklah terima kasih. Besok kalian kirimkan lagi ke tempat yang sama. Besok saya telepon lagi"

"...."

"Hmm...ya sudah" tutup Davi

     Davi hanya sedang memastikan bunga kirimannya sampai di kantor Wanita yang sedang didekatinya. Dua hari ini bunga itu sampai kerumah wanita itu. Dia tidak mau toko bunga itu salah kirim kerumahnya Johana karena saat ini Johana sedang berada dikantor. 

     Davi merasa dia sudah berhasil mengambil hati wanita itu sedikit demi sedikit. Dia memang belum bisa melupakan Donna mantan kekasihnya. Tapi dia ingin mencoba dengan yang baru. Davi sadar dia tidak mungkin terus memikirkan Donna.
Mungkin wanita itu sudah bahagia dengan suami dan anak-anaknya. Hati Davi terasa sakit ketika memikirkan kemungkinan itu. Senyum yang tadi terkembang mendadak lenyap hanya karena mengingat wanita yang sudah menyakiti hatinya.

        
                               *******

        Sesampainya di kantor. Jo menyapa beberapa temannya dengan senyum ramah. Terlihat Udin Office boy kantor keluar dari dalam lift yang akan dimasuki oleh Jo.

"Mbak dan mas ada yang mau nitip sarapan gak ya? Saya mau beli titipan sarapan ini" ujar Udin menyapa para karyawan yang sedang menunggu lift.

"Gue deh,din. Titip bubur ayam Bandung ya. Bilang cabenya banyakin" ucap Zika salah satu karyawan bagian HRD.

"Gue juga deh. Mie ayam dipengkolan yang gerobak kuning. Jangan salah beli ya,din" ucap Deka Sekretaris Wakil direktur.

"Ada lagi gak nih?" Tanya Udin

"Woi...buruan nih. Tangan gue pegel nahan pintu lift buat loe-loe pada. Gue tinggal nih" ancam Dodi.

       Jo sendiri sudah berada didalam lift bersama Dodi dan Rani. Tiba-tiba udin berkata

"Oh ya lupa saya mbak Jo. Tadi saya ada taruh bunga mawar lagi dimejanya mbak. Kayaknya pengirimnya sama yang kemarin"

"Alah...udah deh gue lepas nih. Gue mau kerja" Dodi melepas tangannya yang memegang pintu lift. Deka yang masih diluar pintu lift langsung teriak-teriak

"Eh..tunggu-tunggu. Tega amat sih loe. Didot
...didot" rengut Deka

"Ciyeeee....sekretaris direktur kita dapat bunga.. "  Deka langsung merubah mukanya dari cemberut ke menggoda. Yang lain langsung ikut menyoraki Jo. Cuma Dodi yang diam sambil memainkan handphonenya menunduk seperti biasa.

    Dodi ini adalah karyawan yang dingin. Mulutnya ketus tapi baik kok kadang suka menolong. Omongannya suka benar tapi telak. Buktinya tadi..dia mau nahan pintu lift buat teman-temannya. Hehehe..

        Johana hanya senyum-senyum kali ini. Dia malu tapi juga bahagia. Dia sadar dinding pertahanan yang dia bangun tidak cukup kokoh. Dia akhirnya mengakui sudah jatuh cinta kepada pria yang mengirimi bunga itu. Pria yang selalu mengirimnya pesan-pesan berisi rayuan-rayuan basinya yang Jo sukai. Pria yang kata ibunya tampan, sopan dan mapan.

        Johana tidak mempercayai kalau ada pria seperti Davi yang bisa katanya jatuh cinta kepadanya. Bahkan Davi bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih cantik darinya. Tapi seperti yang dibilang teman-temannya. Lebih baik Jo jalani saja. Sepertinya Jo harus mulai belajar menghadapi masalah percintaan. Nanti dia akan membaca-baca internet soal. Bagaimana mengatasi patah hati? Jadi nanti kalau seandainya nanti hubungan dia dan Davi gagal dia sudah siap.

"Aduh...loe kalo mau ciyeee...ciyeeee...jangan dikuping gue. Sakit..suara loe cempreng" ujar Dodi ke Deka.

Lamunannya lenyap karena bentakan marah dari Dodi ke Deka.

"Is..loe apaan dah" kesal Deka

        Dodi dan Deka memang terkenal tidak cocok. Dodi itu paling tidak suka dengan tiga wanita digedung ini karena dianggap biang berisik. Deka si suara cempreng. Anita dan Cici situkang gosip. Tak lama terdengar suara Ting..menandakan kami sudah akan sampai dilantai masing-masing. Johana sendiri dan Deka satu lantai karena Deka sekretaris wakil direktur. Ruangan Direktur dan wakilnya berada satu lantai tapi tidak bersebelahan.

                             **********

    

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang