Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu. Tapi Haluna belum juga pulang, padahal di sekolah nya sudah mulai sepi. Dia masih setia menemani Fasha latihan basket di lapangan sekolah nya. Ralat! Dipaksa menemani .
"Bang kapan balik? Luna mau ke rumah Ami nih." Haluna berteriak ke arah Fasha.
Fasha tak merespon ucapan adik nya itu, dia tetap fokus latihan basket dengan teman-teman nya, karena seminggu lagi sekolah nya akan ada turnamen basket antar sekolah. Sudah seharusnya mereka menyiapkan diri semantap mungkin bukan?
Haluna berdiri sambil melipat tangannya di dada, wajah nya yang datar terus memperhatikan abang nya itu. Sudah lebih dari setengah jam dia menunggu Fasha, tadinya Haluna ingin pulang bersama teman nya atau bahkan dengan Fahmi tapi Fasha melarang nya. Entah kenapa abang nya ini tumben sekali minta Haluna untuk menemani nya, biasanya dia tidak tegaan jika melihat adik perempuan nya ini menunggu lama.
Fasha mengambil handuk kecil di tangan Haluna lalu mengelap wajah nya dengan asal, bajunya bahkan sudah basah karena penuh dengan keringat. Tapi tetap saja abang nya ini masih terlihat tampan.
Fasha duduk di sebelah Haluna lalu mengusap puncak kepala nya dengan sayang. "Cape nunggu ya?" Haluna mengangguk sebagai jawaban.
"Maafin abang ya, abang lagi pengen di temenin Luna makanya abang gak kasih kamu pulang sama temen-temen kamu. Abang juga keterlaluan si, seharusnya gak ngebiarin kamu nunggu, abang tau kamu cape. Maafin ya?" Fasha mengelus pipi Haluna pelan. Hampir saja gadis ini baper berkat ulah abang nya ini.
"Gpp bang, Luna maklum ko. Udh ayo buruan pulang Luna mau kerumah Ami nih." Haluna beranjak dari duduk nya.
"Ngapain?" Fasha mengerutkan kening nya bingung.
"Mau ketemu nenek."
"Ketemu nenek apa Fahmi nya?" goda Fasha.
"Ih bang Aca, dua dua nya si." Haluna terkekeh.
Setelah pamit dengan teman-teman Fasha, mereka langsung segera meninggalkan sekolah.
***
Haluna Mega Putri : Amii, jemput Luna dong dirumah😚
Fahmi Azri : jalan aja sendiri, punya kaki di gunain dengan baik. Manja!
Haluna Mega Putri : Ami mah gak romantis, gak kaya di film film😥yaudh deh gpp, Luna rela jalan sendirian demi Ami tercinteh. Muach😘
Fahmi Azri : 😍
"Mampus! Gue salah ngirim emot,bisa kepedean ini bocah." Fahmi melempar ponsel nya ke kasur.
Haluna Mega Putri : terima kasih Ya Allah karna sekarang Ami udh sadar juga klo Luna sayang Ami, makin cinteh yaampun😳💋
(READ)
Fahmi terlihat frustasi, bagaimana bisa dia menekan emot yang salah? Dia yakin, pasti Haluna lompat-lompat kegirangan atau bahkan sujud syukur karena Fahmi menekan emot yang seperti itu.
Haluna memasuki kamar Fasha tanpa permisi, sudah kebiasaan nya sejak kecil seperti itu. Fasha tidak pernah memarahinya atau protes.
"Bang Aca anterin Luna ke rumah Ami ya." pinta Haluna.
"Gak bisa Lun, abang ada tugas banyak banget. Kamu naek taksi aja ya."
"Yahh elah bang, klo misal nya si Dimas Anggara lagi gak sibuk ngurusin nikahan nya, Devano gak sibuk nyanyi, Ari Irham gak sibuk syuting juga aku minta anterin sama mereka." ketus Haluna.
Fasha menoyor kening Haluna pelan, "dasar Ratu Halu!"
"Udh ah Luna mau naek ojek online aja, siapa tau abang ojek nya ganteng kaya artis terus masih muda abis itu jadian deh kaya di FTV. Hahaha" Haluna tertawa geli lalu meninggal kan Fasha yang menggelengkan kepala nya heran.
Setelah pamit dengan Maya, Haluna langsung menemui si tukang ojek online yang ia pesan 5 menit yg lalu.
"Neng Haluna ya?" Tanya si tukang ojek online.
"Abang tau aja, abang peramal ya? Yaampun di ramal ramal gini berasa jadi milea sayah." Tukang ojek online itu menautkan alis nya.
"Abang mau tau gk saya mau kemana?" ucap Haluna.
"Ke komplek Nusa Indah kan neng?"
"Maksud nya kerumah siapa bang?"
"Ya mana saya tau neng, kan di aplikasinya gak di kasih tau eneng mau kerumah siapa."
"Berarti abang bukan peramal."
"Siapa bilang saya peramal astaga!" Tukang ojek online itu sudah mulai terlihat frustasi, Haluna hanya terkekeh pelan.
Selama di perjalan Haluna menyanyi dengan ria, semua lagu dia nyanyi kan, mulai dari genre pop, melayu, roker,dangdut,bahkan lagu anak anak pun di nyanyikan. Bukan hanya menyanyi, tapi tangan dan ekspresi nya pun dia tunjukan. Banyak orang yang memperhatikan nya, tapi Haluna tetap seperti itu. tukang ojek online itu melihat Haluna dengan prihatin. Di pikiran nya terlintas "Anak broken home mungkin"
"Kasian mana masih muda"
"Mudah mudahan bini gue gk ngelahirin anak kaya dia. Amit amit ya Tuhan"
"orang tua nya frustrasi kali ya punya anak model gini"
"Astaga, maafin saya Tuhan udh ngejelek jelekin anak orang"
•••
Vote dan komen. Makasihhh:*

KAMU SEDANG MEMBACA
HALUNA (END)
Roman pour AdolescentsMencintai bukanlah perihal waktu, Bosan tidak nya itu urusan ku. Karena di cerita ini kalian akan mengenalku dengan 'gadis yang tak kenal waktu' Maksudnya, bukan karena aku tidak mengetahui setiap jam nya ya! Jam tetaplah tolak ukur waktu. 1 jam te...