Bab 51

185 12 6
                                    

"YAAMPUN BRO! KANGEN BANGET GUE SAMA LO. SUMPAH YA, GAK ADA LO HIDUP GUE HAMPA JIR! GUE JADI NO LIFE PISAN." Ucap Galih kegirangan.

"Makanya ikut gue ke Berlin dong."

"Gak deh, mending gue disini aja. Sebagus bagus nya negeri orang, lebih nyaman negeri sendiri. Lagi juga kasian doi ntar LDR."

Fahmi tertegun. Galih yang sadar dengan ucapannya, merutuki dirinya sendiri. Bodoh banget! Harusnya gak ngomong gitu. Pikir nya.

"Sorry Mi, gak maksud kaya gitu. Bener deh."

Fahmi tersenyum, "gpp. Oiya udh jadi?" Galih mengangguk.

"Udh, langsung masuk aja gih. Gue mau keluar dulu, ada urusan mendadak."

Setelah menunggu Galih pergi dari rumah nya, Fahmi menuntun Haluna menuju taman belakang rumah Galih.

Haluna mengerjapkan mata nya tak percaya, Fahmi mewujudkan impian nya. Lebih tepat nya impian mereka. Membangun rumah pohon yang waktu itu ia janjikan sebagai rumah tempat mereka bertemu.

"Maaf ya aku gak bisa mewujudkannya di taman belakang sekolah. Soalnya itu gak mungkin, bisa bisa di seret ke kepsek nanti." Kekeh Fahmi.

"Yaampun Amiii, ini aja udh bagus. Kirain Luna cuma bercanda."

"Selagi aku bisa, aku akan wujudkan."
"Mau naik?" Haluna mengangguk.

Di sini, di rumah pohon yang di dekor indah ini menjadi saksi kebahagiaan Haluna. Ia menangis seraya senyum yang tak henti-henti nya mengembang menampakkan kebahagiaan yang ia rasakan.

Pajangan foto nya dan Fahmi tersusun rapi. Pernak-pernik yang di hias seindah mungkin menambah kesan romantis.

Matanya berbinar mengambil buket bunga mawar merah, dan membaca surat kecil yang berada di dalam buket nya.

Untuk Haluna ku,
Tak ada kata yang bisa ku ungkapkan seberapa beruntung nya aku menjadi bagian dari hidup mu. Dan sangat beruntung nya aku dicintai gadis yang selalu menemani ku yang hidup dalam lingkar permasalahan.

Maaf aku pernah membawa mu ke dalam masalah ku. Membuat mu harus bersusah payah menghadapi nya. Dan sekarang, kamu harus menerima aku yang tidak lagi berpijak di negara yang sama. Tak bisa menemani mu setiap di butuhkan.

Aku ini laki-laki seperti apa ya yang tega membuat wanita nya menunggu?

Membuat langkah mu berat untuk menuju kedepan. Banyak hal yang buruk berdatangan menghampiri hari-hari mu.

Maaf juga karena aku pernah membuat mu menjadi wanita yang menyedihkan. Di tambah harus menopang rindu saat kita berjauhan.

Namun satu yang harus kamu tau, aku mencintai mu lebih dari apapun.

"Amii?"

"Iya Lun?"

"Makasih ya, ini indah banget. Luna seneng." Mata gadis ini berbinar melihat semua yang Fahmi berikan untuk nya.

Fahmi menangkup wajah nya, sedetik kemudian----

Cup!

Fahmi mencium bibir tipis Haluna. Alhasil Haluna menutup matanya, jantung nya sudah berirama tak jelas. Tangannya dingin. Sampai-sampai ia menahan napas nya.

HALUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang