Bab 8

479 39 1
                                    

Haluna menenggelamkan kepala nya di atas meja, mata nya terpejam dengan damai. Rasa kantuk yang membuat ia malas untuk bersekolah semakin menjadi-jadi. Semalam ia begadang hanya untuk menyelesaikan tugas sejarah nya karena hari ini tugas itu akan di kumpulkan dan di lanjutkan dengan ulangan harian.

Fasha menawarkan diri untuk membantu nya namun Haluna menolak ,dengan alasan ingin mandiri dan tidak mau tergantung pada Fasha. Gadis itu sudah banyak merepotkan kakak laki-laki nya itu, bahkan setiap hari nya Fasha seakan menjadi guru jika di rumah.

"Lun"

Haluna terbangun dan langsung menoleh ke arah pemilik suara yg memanggil nya.

"Fahmi?" Matanya berbinar

"Gu..gue mau minta maaf"

"Maaf? Buat apa?"

"Itu.. Kemarin gue udh kasar sama lo, gue tau gue salah dan terlalu kasar sama lo sorry"

Haluna tersenyum simpul, ia menepuk 2 kali pundak Fahmi pelan "Anggap aja gk pernah terjadi apa-apa"

"Tapi gue tau lo kemarin gk dengan keadaan baik-baik aja" Pandangan nya kini menatap lurus dan.. Datar.

"I'm just fine"  Haluna kembali tersenyum dan Fahmi juga ikut tersenyum tipis.

Perlu di garis bawahi 'Fahmi juga ikut tersenyum'  dan ini adalah pertama kali nya Fahmi mengulum senyum tulus pada Haluna.

Mereka menatap manik mata satu sama lain, tidak ada yg melontarkan tanya atau mengeluarkan suara. Fahmi dan Haluna sibuk saling berpandangan, seolah ingin menyampaikan sesuatu namun ragu. Sorot mata Fahmi menjelaskan bahwa ia merindukan gadis yg berada di hadapannya ini. Sudah seminggu Haluna bersikap cuek dan tidak memperdulikan Fahmi seperti biasanya. Tapi sekarang ia bisa kembali melihat gadis ini tersenyum di depan nya.

Haluna yg baru pertama kali melihat Fahmi tersenyum pada nya membuat jantung nya berdetak lebih cepat, kupu-kupu yg ada di dalam perut nya seolah sedang berterbangan kesana kemari. Kejadian ini begitu langka, Haluna ingin mengabadikan momen seperti ini namun ia mengurungkan niat karena seseorang mengganggu momen indah ini.

"Kalian tumben akur" ucap Vika

"Lo udh sarapan?" Fahmi tidak menggubris ucapan Vika, Haluna menggelengkan kepala nya pelan sebagai jawaban.

Fahmi berdiri dari duduk nya lalu menarik Haluna ke kantin.

"Vika gue duluan" Haluna melambaikan tangannya.

"Bersenang-senang lah sayang" Vika menyunggingkan bibir nya.

Setelah sampai di kantin, Fahmi membeli satu roti , sebotol air mineral dan sekotak susu coklat.

"Makan"

"Roti nya cuma satu minum nya dua" gumam Haluna

"Abisin roti nya dulu klo kurang nanti nambah" Haluna mengangguk-anggukan kepalanya lalu segera memasuki roti itu ke dalam mulut nya.

"Lo gk makan?"

"Udh"

Haluna membulatkan bibir berbentuk huruf 'O' sebagai jawaban.

"WOI KEMANE AJA LO ANI GUE CARIIN JUGA" Galih dan yg lain tiba-tiba mengahampiri Haluna dan Fahmi.

"Ani?" Fahmi mengernyitkan kening nya bingung.

"Iya Ani. mantan nya Roma, temen nya Malkis, sodara nya Abon"

Irwan menoyor kepala nya pelan "Bapa dugong! Ngaur lo"

HALUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang