Fahmi mengajak Haluna makan siang di salah satu rumah makan cepat saji di dekat sekolah mereka. Tentu saja Haluna tidak menolak nya. Mereka memesan makanan dan memakan nya dalam diam,sesekali Fahmi curi curi pandang melihat ke arah Haluna.
"Oiya Ami Luna mau nanya dong" Haluna mulai membuka pembicaraan
"Nanya apa?"
"Soal nek Dian itu emang bener ya?"
"Iya bener. Dan sekarang aku udh gak tinggal sama mereka lagi"
Haluna tersedak mendengar perkataan Fahmi,Fahmi yang menyadari itu langsung membantu Haluna meredakan tersedak dengan memberi minum.
Setelah sudah reda, Haluna melanjutkan pertanyaan yang sudah tertahan sejak tadi.
"Kok bisa? Terus Ami tinggal dimana sekarang? Terus makan dari mana? Biaya sekolah? Ami gak di cariin nek Dian atau om Danu?" pertanyaan beruntun Haluna membuat Fahmi geli sendiri,ia terkekeh mendengar kekhawatiran perempuan yang sangat ia cintai ini
"Ih kok malah ketawa si bukannya jawab!au ah,Luna ngambek!" Haluna mengerecutkan bibir nya gemas,ingin rasanya Fahmi mencium bibir itu walau singkat tak apa. Tapi itu tak akan terjadi,bisa bisa ia di tampar atau Haluna marah 7 hari 7 malam. Akhirnya Fahmi hanya membayangkan nya saja
"Emang bener bener ya cewek nya lagi ngambek malah diem!"
"Kamu ini ngomel ngomel mulu, gak cape emang?" Fahmi mengusap puncak kepala Haluna dengan sayang. Haluna yang mendapat perilaku itu ingin meleleh seperti lilin. Ia tersipu malu walau hanya sentuhan yang bisa di katakan wajar di lakukan oleh sepasang kekasih.
"Sekarang aku tinggal di kos-an deket sekolah. Dan untuk makan sehari hari sama uang jajan aku kerja di cafe nya ayah nya Irwan ya bantu bantu lah,lumayan Lun. Di zaman sekarang nyari kerjaan yang setengah hari buat anak pelajar kaya aku gini susah,apa lagi gaji ama uang harian nya lumayan banget. Bisa buat bayar sekolah juga. Ya kudu nabung si,hemat hemat dikit. Soal papa sama nek Dian ,mereka kaya nya gak nyari aku deh. Aku juga gak ngerti kok bisa jadi kaya gini ya? Tapi yaudah lah biarin aja,aku juga udh nyaman hidup kaya gini. Gak ada lagi cek-cok,gak ada bentak membentak. Jadi bebas aja gitu gak harus ngikutin kemauan orang lain yang gak sejalan sama pemikiran kita" Fahmi tersenyum miris menceritakan kehidupan nya yang sudah berubah 360°.
"Mama nya Ami kemana?"
Pertanyaan ituu..
Membuat senyum miris di mulut Fahmi berganti dengan raut wajah yang sendu. Benar benar nampak seperti orang yang menahan tangis. Dan itu juga membuat Haluna sedih
"Mama udh gak pernah pulang Lun, gak tau kemana. Mungkin udh cerai kali. Ya bodo amet si,dia ada atau nggak juga gak ngaruh buat hidup aku"
"Tapi kan itu orang tua Ami. Gak boleh gitu,Ami gak bakalan ada di dunia ini tanpa mereka. Ami harus bersyukur"
"Itu gak penting Lun yang penting sekarang aku punya cewek yang bisa bahagia in aku. Yang selalu ada buat aku" ucap Fahmi dan menggenggam tangan Haluna
"Maafin Luna. Karena Luna Ami jadi susah kaya gini. Ami jadi harus kerja ,dan ribut sama om Danu. Maafin Luna. Hiks~" Haluna menangis menyesali yang sudah terjadi. Ia berfikir Fahmi susah seperti ini karena Haluna. Seperti pembawa sial.
Fahmi mengapus air mata yang membasahi pipi Haluna dengan kedua ibu jari nya,ia sama sedih nya dengan Haluna.
Bukan!!
Bukan karena Fahmi mengiyakan perkataan Haluna yang ini semua terjadi karena nya. Tapi Fahmi ikut sedih jika Haluna juga sedih. Seperti ditusuk ribuan anak panah jika melihat orang yang kita sayang bersedih,apalagi menangis di depan kita.
"Heyy!kenapa ngomong gitu? Nggak Lun, aku gak nyalahin kamu. Ini semua terjadi karena emang Tuhan udh berkehendak. Aku seneng kok bisa kaya gini,banyak pelajaran yang aku ambil dari kejadian ini. Tentang penghianatan,mencintai dengan tulus,dan mandiri. Semenjak aku pergi dari rumah aku jadi mandiri Lun, aku bisa belajar cari uang sendiri. Percaya deh,nyari uang sendiri itu nikmat Lun. Kita jadi bisa menghargai apa yang udh kita dapat,bisa mengkontrol diri buat jangan beli yang emang kita blm butuh. Aku seneng ngelakuin ini. Jadi jangan beranggapan kalo ini semua salah kamu"
Haluna tersenyum mendengar penjelasan dari mulut Fahmi. Haluna benar benar bersyukur telah di pertemukan dengan laki laki sehebat dia. Mulai sekarang Haluna akan berdoa pada Tuhan supaya bisa dipersatukan diri nya dengan laki laki itu. Semoga saja.
***
Haluna POv
Dear diary..
Setahun telah berlalu. Dan sudah setahun juga aku dan Fahmi bersama. Rasanya... Benar benar lengkap hidup ku saat ada dia di sini. Ia masih sama,masih Fahmi yang terus mencintai dan menyayangi ku dengan cara nya.
Jujur saja,tak ada kata kata yang mampu untuk ku tuliskan bagaimana rasa bahagia itu muncul. Bahkan hanya dengan hal yang sederhana,itu mampu membuat ku begitu bahagia.
Ia bilang..
Aku ini wanita yang sangat ia cinta. Wanita yang menyayangi ia dengan begitu tulus, bahkan berbagai persoalan yang memungkinkan aku untuk melangkah mundur pun tak membuat aku gentar untuk tetap mendapat perhatian nya.
Hahahah!
Rasanya lucu jika mengingat bagaimana tergila-gila nya aku pada nya. Padahal dulu dia itu cuek bebek,dingin sekali seperti es. Mendekati nya saja aku sudah meriang. Tapi untung nya aku cepat cepat minum panadol biru. Dan besok nya saat ingin melihat dia aku minum tolak angin dulu. Biar gak masuk angin ,hehehe
Namun, tak ada jalan yang selalu rata. Tak ada ombak yang selalu tenang. Dan tak ada hubungan tanpa perbedaan pendapat.
Ya..
Jika kalian pikir bahagia ku dengan nya yang di artikan selalu lurus lurus aja,tak ada marahan,ngambek,dan lain sebagainya. Itu salah!
Aku dan dia sama seperti hubungan yang lain. Masih suka cek-cok. Tapi,masih bisa diatasi dengan baik kok. Buktinya aku dan dia masih bersama sampai sekarang.
Setiap kali ada masalah, aku maupun dia tak ada yang mengalah. Itu jika masalah yang sepele ya! Tak jarang hal yang kecil bisa di jadikan bahan untuk cek-cok. Tak ada yang mengalah,kami hanya diam. Nenangin diri tanpa ada komunikasi terlebih dahulu.
Jika sudah reda dan mulai merasa rindu,aku atau dia akan menghubungi lagi. Dan tidak membahas masalah yang sudah berlalu.
Setelah itu,aku dan Fahmi bertemu.
Mungkin masalah yang ada itu karena rindu. Sebab jika sudah bertemu masalah yang besar pun hilang begitu saja.
~~~
Suatu kebahagiaan jika kalian mau ngevote dan comment cerita ini.
Karena itu bikin aku jadi semangat untuk update:)Instagram ~ kartikatri.p_
KAMU SEDANG MEMBACA
HALUNA (END)
Teen FictionMencintai bukanlah perihal waktu, Bosan tidak nya itu urusan ku. Karena di cerita ini kalian akan mengenalku dengan 'gadis yang tak kenal waktu' Maksudnya, bukan karena aku tidak mengetahui setiap jam nya ya! Jam tetaplah tolak ukur waktu. 1 jam te...