Bab 10

455 34 8
                                    

Cinta memang mengundang rasa bahagia. Saling melengkapi satu sama lain,kadang kekurangan pada salah satu nya akan di tutupi dengan kelebihan lain nya. Memang seperti itu, cinta saling melengkapi.

Saling bercumbu mesra menunjukan rasa sayang, cinta, dan juga takut kehilangan nya. Semua masalah yg dua insane hadapi akan di topang bersama. Walau kadang masalah yg berat sekali pun di lalui nya bersama-sama.

Begitulah cinta yg sebenarnya.
Bukan seperti aku, yg menopang semua masalah ku sendiri. Tanpa ada seseorang di samping ku yg mungkin hanya sekedar menyemangati.

Lihat lah aku. Siapa aku? Dan siapa dia? Aku dan dia hanya sebatas teman kecil yg terhalang keakraban nya oleh orang tua masing-masing. Mereka sungguh sangat egois bukan? Membawa masalah nya ke dalam kehidupan anak nya. Bukan kah itu buruk?

Aku mencintai nya, dan mencintai nya, juga mencintai nya,serta mencintai nya. Tak ada kata lain. AKU MENCINTAI NYA.

Oh Tuhan. Apakah memang ada doraemon di dunia nyata ini? Jika iya, bolehkah aku meminjam alat pemutar waktu? Agar aku tak pernah kenal dengan sosok laki-laki yg sekarang membuat pikiran ku kacau. Aku rasa aku akan memilih demikian.

Dan Ya. Lagi-lagi aku bermimpi. Mengapa ekspetasi ku terlalu tinggi? Sehingga pikiran-pikiran yg di luar realita itu keluar? Berharap ia menjadi milik ku, misalnya.

Sudahlah. Otak ku sudah tak mampu lagi untuk berfikir jernih.





Author

"Lun kamu kenapa? Kenapa pulang malem gini? Kenapa gak bilang abang dulu biar abang jemput. Kamu lupa klo kamu punya abang?" cecar Fasha.

"Luna cape bang. Mau istirahat." Haluna melangkahkan kaki nya menuju kamar.

Haluna sangat tak bersemangat di hari ini. Bukan karena banyak PR yang menggunung, bukan juga karena ulangan Matematika besok. Tapi ini semua karena kejadian tadi sore yang membuat ia merasa sakit yang sangat hebat di dada nya.

Ia berdiri di depan jendela kamar nya. Sesekali memejamkan mata lalu melihat langit yang nampak bersahabat dengan nya. Mendung dan memberi tanda hujan akan segera turun.

Bukan Haluna nama nya jika satu hari saja tidak menjahili Fahmi. Tapi tadi dan mungkin besok, besok lusa atau seterusnya tak akan pernah. Sudah di bilang dari awal kan? HALUNA MENCINTAI FAHMI. Dan mencintai itu tidak harus memiliki. Ia sadar itu. Mulai sekarang ia akan menerapkan sikap cuek, dingin dan tak perduli nya. Semoga saja berhasil.

Drtt.. Drtt..

Ponsel Haluna bergetar pertanda ada pesan masuk. Dengan penasaran ia membuka pesan itu. Selang beberapa detik mata nya membulat sempurna saat mendapati nama yang tertera di benda persegi panjang milik nya.

FahmiAzri💋
P
P
Lun
Udh tidur ya?
Maaf ganggu

Ya ampun

Baru saja di bicarakan

Baru saja ingin melupakan. Tapi malah muncul lagi. Seakan ia sudah tau skenario nya sehingga datang dan menggagalkan benteng yang sudah di bangun tinggi-tinggi.

HalunaMegaPutri

Iya?

Haluna berusaha mengetik sesingkat mungkin agar niat nya tidak runtuh begitu saja. Padahal jarang sekali bahkan untuk pertama kali nya Fahmi spam Chat.

HALUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang