Bab 7

510 36 0
                                    

Biarkan aku mencintai mu dalam diam.  Aku memendam nya karena aku tak yakin cinta ini akan berakhir bahagia.

~FahmiAzri

Turn on music : Devano Danendra_Menyimpan rasa

Kau diam-diam aku jatuh cinta
Kepadamu
Ku bosan sudah ku menyimpan rasa
Kepadamu

Tapi tak mampu
Ku berkata didepanmu
Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta

Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia

Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apa
Ku bosan sudah ku menyimpan rasa
Kepadamu

Tapi tak mampu
Ku berkata didepanmu
Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta

Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia

Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apa
Tak bisa ku paksakan dirimu
Tuk jadi kekasihku

Bila tak jodoh ku
Aku tak mudah
Mencintai
Tapi mengapa denganmu

Aku jatuh cinta
Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu

Aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia
Tapi jika belum jodoh

Aku bisa apa
Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apa

•••

Fahmi berjalan dengan gontai memasuki rumah nya. Sesampainya ia di dalam rumah, nek Dian sudah menyambut nya dengan senyuman tulus. Entah kenapa senyuman nek Dian selalu berhasil menyejukan hati Fahmi, tak jarang ia sangat merindukan senyuman dari seorang ibu.

"Udh pulang. Gimana sekolah hari ini?hm?" tanya nek Dian sambil merangkul cucu kesayangan nya itu.

"Yaa lumayan"

"Koq lumayan? Seperti nya cucu ku lagi di mabuk asmara bukan?" Nek Dian menaik-turunkan alis nya

"Maksud nenek apa? Ngaco aja nih"

"Haluna gimana kabar nya? Kapan dia datang untuk menemui mu?" Fahmi terdiam saat nek Dian kembali menyebut nama itu lagi. Jantung nya berdetak tak karuan, pikiran nya melayang entah ke mana. Ada perasaan bersalah karena terlalu kasar terhadap Haluna tadi.

"Fahmi mau ganti baju dulu ya nek" Fahmi mengalihkan pembicaraan, mungkin salting karena harus membicarakan gadis itu.

Fahmi membuka pintu kamar nya lalu membaring kan diri di atas kasur.  Ia terus-menerus teringat apa yg terjadi di jam istirahat. Fahmi tau, Haluna pasti kecewa dan sakit hati tapi Fahmi pun juga merasa kan hal yg sama.

"Hah? Ngimpi lo! Jangan berharap sama gue, dan impian lo itu ketinggian. Halu!"

"Tapi mimpi Luna lebih indah dari kenyataan!"

HALUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang