Welcome to other side of Min's family.
SMA 21st Century Wings.
Gemuruh siswa menggema. Menandakan waktu mereka meninggalkan kelasnya. Namun berbeda dengan remaja satu ini. Dia masih mendapat wejangan dari gurunya.
"Turnamen seminggu lagi. Ku harap ini bisa mengantarmu ke pelatihan nasional"
"Aku akan berusaha"
Setelah terjadi perbincangan cukup lama mereka meninggalkan ruang olahraga. Ruang yang di gunakan untuk latihan bulu tangkis mereka.
..
Krek!
Pintu utama rumah bernuansa lama itu terbuka. Menampakkan remaja yang masih berseragam SMA.
"Aku pulang!" Serunya yang tidak mendapat sambutan dari siapa-siapa.
Bukan berarti tidak ada orang di dalamnya. Hanya saja sang penghuni yang duduk di sofa itu sibuk dengan permainan di ponsel pintarnya.
"Ibu belum pulang?"
"Memang kapan ibu pukul segini sudah pulang?"
"Kemarin"
"Itu karena ibu izin pulang lebih awal"
"Ah! Mereka selalu sibuk" gerutunya seraya menjatuhkan diri di samping adiknya.
"Sebentar lagi mungkin pulang"
"Minggir kau! Aku mau tidur"
"Kakak, tidurlah di kamar!"
"Di sini saja. Aku lelah sekali"
Tak perlu menunggu lama. Remaja itu sudah terlelap di samping adiknya.
-
"Kiyoon, Kihoon! Ibu pulang!" Seru sang ibu di ambang pintu di ikuti sang ayah di belakangnya.
"Astaga! Pukul berapa sekarang? Kenapa kakakmu belum mandi?"
Si bungsu hanya mengedikkan pundaknya.
"Kiyoon? Hei, bangun! Mandi dan tidurlah di kamar" sang ibu berusaha membangunkan. Berbeda dengan sang ayah yang acuh tak acuh dengan keadaan anaknya.
"Kiyoon? Hei!"
"Mungkin kakak sangat lelah. Turnamen di adakan minggu depan. Jadi, kakak latihan terus" bela sang adik.
"Kalau begitu, bangunkan kakakmu. Ibu juga mau mandi dan membuat makan malam"
Kata sang ibu sebelum berlalu dari hadapan dua anaknya.
-
Di tengah makan malam sang ibu memulai perbincangan ringan. Berusaha mencairkan rasa kecanggungan.
"Kakek memberikan rumah di salah satu komplek perumahan berkelas. Kalau kalian setuju, kita di suruh menempatinya"
"Pindah begitu maksud ibu?" Tanya di bungsu.
"Tidak perlu. Kenapa harus pindah? Rumah ini sudah bagus, kan?" putus Kiyoon, si sulung.
"Kalau ayah, bagaimana? Setuju atau tidak?" Sang ibu bertanya pada sang ayah.
"Terserah anak-anak"
-
"Kiyoon!"
"Kiyoon!"
"Kiyoon!"
"Kiyoon!"
"Kiyoon! Semangat!"
"Kiyoon-ku! Kau pasti menang!"
Setidaknya, begitulah teriakan para siswi yang menyaksikan aksi Kiyoon di lapangan.
Ya, ini adalah pertandingan antar kelas sebelum memasuki turnamen beberapa hari lagi.
"Kiyoon-ku! Kau harus menang! Lalu, jadi pacarku"
Plakk!
Akhh!
Sebuah tamparan keras mendarat di kepala siswi yang baru saja berteriak. "Diam kau! Kiyoon hanya milikku, bodoh!"
"Aaaaaa"
"Yayayaya"
Gemuruh tepuk tangan melengkapi serunya pertandingan. Terlebih saat Kiyoon mulai menangkis bola dan memasukkannya pada area lawan.
Bola kembali melayang. Suara pertemuan bola dengan raket menggema, memicu rasa tegang para penonton. Terlebih para gadis yang berteriak histeris.
Kiyoon sudah berada di ruang ganti. Peluh yang membasahi membuatnya tampak lebih seksi.
Kiyoon baru saja akan mengangkat bajunya. Namun, terhenti ketika seorang gadis menyapanya.
"Kiyoon, selamat! Kau menang lagi"
To be Continue--
Hayo siapa?
Gak usah kasih tau ah. Biar penasaran.
LMKM lovers, we back!
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX! LOVE / END
FanfictionWelcome to other side of Min's Family. "Biarkan cinta mencari cintanya sendiri" • Edisi spesial untuk Min Kiyoon dan Min Kihoon di masa remaja. lengkap kisah keluarga pasangan Min Yoongi dan Min Rae Na. Semua terangkum dalam kisah keluarga yang di k...