Part 59

946 137 45
                                    

Ternyata setelah saya baca part kemaren pendek sekali ya?










••

Banyak cerita di SMA.

Ya, ku rasa benar adanya. Cinta, perkelahian, canda, tawa, dan tentunya prestasi. Semua itu hanya akan kita dapatkan di SMA.

Tapi, bagaimana dengan dua sejoli ini?

Kiyoon, berkelahi? Pernah.

Bercanda? Pernah. Walaupun hanya di rumah, mungkin.

Tertawa? Pernah. Walaupun sekali dalam setahun, mungkin.

Prestasi? Semua yang ada padanya adalah prestasi.

Cinta? Masih di ragukan.

Hyun Jin, berkelahi? Hampir setiap hari.

Bercanda? Setiap hari.

Tertawa? Setiap saat.

Prestasi? Jangan tanyakan. Atau kau akan menyakitinya.

Cinta? Tak terbalas.

"Kau tahu? Hanya kau yang berani pada Kiyoon itu" Ini teman satu meja Hyun Jin. Entah sejak kapan mereka jadi dekat. Panggil saja dia Yi. Seperti Hyun Jin biasa memanggilnya.

(jangan tanya Yi siapa. Yang Itu Pokoknya. original cast. Bingung kalo kudu nama idol mulu. Lagian peran dia gak banyak kok)

"Ck! Memang apa yang harus di takutkan dari orang sepertinya?" Pekik Hyun Jin.

"Bukan takut. Hanya saja tidak ada yang berani mengganggunya. Lagipula dia tidak pernah mengganggu kami. Berbaur dengan kami saja jarang"

"Ck! Dia itu memang menyebalkan"

"Aku heran padamu, hampir semua siswa mengaguminya. Tapi, kau selalu kesal padanya"

Dengan berapi-api Hyun Jin menjawab. "Dia itu hanya pria menyebalkan yang tidak jelas. Suka mengganggu, tidak tahu diri, menyebalkan, menyebalkan, dan menyebalkan. Harusnya dia itu di buang saja ke jurang. Aku benar-benar kesal padanya"

"Benarkah?" sahut seseorang di belakangnya. Siapa lagi kalau bukan Kiyoon yang menyeringai dengan tatapan angkuhnya.

"Sejak kapan kau berada di situ?"

"Makanya, gunakan matamu untuk melihat"

"Kau pikir mataku untuk apa?! Bahkan mataku sudah lelah melihatmu setiap hari"

"Aku tidak percaya padamu"

"Terserah, sialan!"

Setelah itu Kiyoon duduk di tempatnya. Hyun Jin kembali mengalihkan atensinya pada teman sebangkunya yang pura-pura fokus pada buku di hadapannya.

"Kau lihat? Dia itu menyebalkan"

"Tetap saja dia banyak yang suka, Hyun Jin. Hati-hati nanti kau bisa suka padanya"

"Apa?!"

"Semua orang iri padamu. Kau adalah teman kecilnya. Mungkin, jika kami adalah teman kecilnya, kami bisa dekat dengannya" ucapnya lirih. Jangan sampai orang yang di bicarakan dapat mendengarnya.

"Lalu, apa hebatnya? Kau tau? Saat TK dulu tidak ada yang namanya dia baik padaku. Setiap saat ketus padaku berteriak padaku. Padahal aku hanya ingin berteman dengannya. Dia itu menyebalkan Yi. Dia itu memang tidak bisa di ajak berteman dari kecil"

Samar-samar Kiyoon mendengar apa yang di bicarakan Hyun Jin. Membuatnya mengingat beberapa hal kecil yang masih tersimpan di otaknya.

..

Jika biasanya Kiyoon akan bersama sang ayah. Malam ini dia bersama sang adik di kamarnya. Kiyoon yang duduk di meja belajar dengan komputernya. Kihoon yang duduk di tempat tidur dengan kamera dan ponselnya.

"Kakak?"

"Hmm?"

"Apa kau menyukai kak Jinnie?"

Kiyoon mengernyit. Kemudian membalikkan badannya menghadap sang adik. "Kenapa? Kau sendiri bagaimana dengan anak paman Jeon itu?"

"Siapa? Hee Jin? Aku berteman baik dengannya"

"Kau bisa berteman juga"

"Jangan mengganggap aku sama dengan kakak. Jangan kira aku tidak tahu, kak. Kau bertengkar dengan Kak Hyun Jin dan membuatnya menangis, kan?"

"Hei! Aku tidak seperti itu" elaknya.

"Ibu bilang, kalau kita tidak menyukai gadis yang menyukai kita. Maka, tolak dengan baik-baik. Kita masih bisa berteman. Jangan menyakitinya. Atau kita akan menyesal seperti ayah. Begitu"

Seketika Kiyoon ingat kata-kata sang ayah. "Jangan suka menyakiti seorang gadis. Apalagi dia yang kau sukai. Atau kau akan menyesal seperti ayah"

"Hei! Seorang Min Kiyoon bisa melamun juga?"

"Aku ini manusia. Kau pikir aku robot?! Dan di mana sopanmu itu?!"

"Cih! Kau ingin di hormati? Kau saja tidak menghormati perempuan" sindir sang adik yang langsung mendapat pukulan di kepalanya.

"Apalagi kau ini?! Dari mana kau dapat kata-kata seperti itu?"

"Ibu yang bilang" jawabnya santai tanpa melihat sang kakak sedikitpun.

"Ibu lagi. Kenapa apa-apa ibu?!"

"Terus siapa? Ayah? Yang dekat dengan ayah kan kakak"

"Ah, sudahlah! Kembali sana ke kamarmu!"

"Kamarku sedang di bersihkan ibu"

"Dasar manja" gerutu Kiyoon.

"Biar"



"Kiyoon, Kihoon! Apa yang kalian debatkan? Cepat belajar  dan tidur. Jangan berisik, ayah sedang bekerja" tegur sang ibu yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Ayah, kan memang setiap hari bekerja" sahut Kihoon.

Sejujurnya, si bungsu ini merasa kurang perhatian kedua orangtuanya. Setiap hari mereka bekerja. Tak jarang harus pulang larut. Bahkan terkadang akhir pekan pun harus bekerja. Belum lagi sang kakak yang harus berlaga dengan bulu bebeknya. Namun, sikap baik mereka saat bersama membuatnya tak berani menegur atau meminta.

"Kenapa? Ayah di sini" Yoongi tiba-tiba datang dan berdiri di samping sang istri.














"Natal kita liburan" lanjutnya.














To be continue--

Hehe baru ap. Kehabisan kuota akutuh. Gara2 itu malah jd mager. Ungtung selesai jd bisa ap.




Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang