Part 51

941 140 11
                                    

Ap egen.






Berkat kejadian itu, kini Hyun Jin harus jalan beriringan dengan dua pria yang sama menyebalkannya. Ah, tidak. Jihoon tidak menyebalkan. Hanya saja, atas pertanyaannya kala itu Hyun Jin belum memberi kepastian. Bagaimana jika dia menagihnya?

Benar-benar sial. Gadis seperti Hyun Jin harus berada dalam kecanggungan hanya karena dua pria di sampingnya.

"Kakak bisa main skateboard ternyata?" Kata Jihoon mulai buka suara setelah separuh perjalanan hanya saling bungkam.

"Em"

"Sejak kapan?"

"Kelas dua SMP"

Baiklah. Setidaknya ini bisa mengusir kecanggungan antara mereka.

"Bagaimana kalau kita bermain bersama?"

"Apa? Maksudku, kapan dan di mana?"

Seketika mata Kiyoon menatap tidak suka. Ah! Sepertinya sudah sejak tadi.

"Di taman waktu itu saja. Hari Minggu. Bagaimana?"

"B-baiklah"

Sungguh, Kiyoon tidak percaya. Bagaimana mungkin dia bisa menerima ajakannya?

"Kiyoon? Kau mau ikut?" Hyun Jin mencoba memberi tawaran.

Kini giliran Jihoon yang tampak ragu. Kenapa harus mengajak pria satu ini?

"Akan ku pikirkan" Kiyoon kemudian jalan mendahului mereka. Melangkahkan kaki dua kali lebih cepat.

"Ada apa dengannya? Dasar!" Gumam Hyun Jin.

"Hyun Jin?" panggil Jihoon dengan aura dewasanya. Sungguh, ini membuatnya takut. "Ba-"

"Ah! Oh, ya? Memang kau punya skateboard?" Hyun Jin menghindari pertanyaan adik di sampingnya.

"Belum, sih. Nanti aku akan minta pada ayah" jawabnya di sertai kekehan.

"Kau ini. Memang kau bisa?"

"Hanya permainan ini, tentu aku bisa"

Lihatlah Kiyoon yang sudah beberapa langkah di depan mereka. Wajahnya tampak tidak bersahabat.

Tunggu! Kenapa dia tiba-tiba berhenti?

"Ada apa?" Tanya Hyun Jin yang tiba di sampingnya.

Coba, coba lihat itu! Iya itu di sana, di depan itu. seorang ibu dan ayah tengah bercengkrama. Kiyoon tidak suka. Itu terlalu aneh menurut mata Kiyoon. Posisi terlalu dekat dan entah apa yang mereka bicarakan sampai begitu serius.

"Ibumu?" Lirih Hyun Jin.

Tanpa menjawab, Kiyoon berjalan menghampiri mereka. Di belakang Hyun Jin, Jihoon justru menyeringai.

"Ayah Benar-benar gila" bisik hatinya.

Ah, lihat Kiyoon sekarang. "Ibu?" Kiyoon menyapa sang ibu dengan wajah datarnya.

"K-kiyoon?"

Tanpa membalas lagi, Kiyoon berlalu dari sana.

"Kiyoon!" Teriak Rae Na. Sudah jelas Kiyoon-nya salah paham. "Permisi, aku harus mengejar anakku" pamitnya, tergesa-gesa. Bahkan panik.

Rae Na siap membuka pintu mobil. Tak di sangka tangan kirinya di tahan. Membuatnya harus kembali bertatapan dengan pria di sampingnya. Beruntung hal itu tidak di lihat oleh Hyun Jin dan Jihoon yang baru saja tiba. Tidak, setidaknya Jihoon tahu gelagat sang ayah.

"Permisi!" ucap Rae Na. "Hyun Jin, kau mau ikut bibi?"

"Tidak, bi. Terima kasih" jawab Hyun Jin.

Setelahnya, Rae Na langsung menjalankan mobil mengejar sang anak.

Menyadari sesuatu, Hyun Jin segera pamit pada Jimin dan Jihoon. "Paman, Jihoon, aku pergi dulu"

Dengan segera Hyun Jin meluncur dengan papannya. Mengejar Kiyoon juga. Setidaknya, dia cukup tahu yang di pikirkan si otak seribu.

"Hei! Otak seribu! Berhenti!" Itu yang di teriakkan Hyun Jin.

Ini yang di teriakkan Rae Na. "Kiyoon, sayang! Berhenti!"

Ah! Kiyoon di panggil dua perempuan cantik. Hei! Jangan pikirkan itu, sekarang.

"Kiyoon!"

Plaak!

Pukulan mendarat di kepala bagian belakang Kiyoon. "Ibumu memanggilmu, bodoh!"

"Kiyoon, ayo pulang. Masuklah!" Pinta sang ibu halus.

"Dengarkan ibumu. Jangan seperti anak kecil" omel Hyun Jin.

Seperti yang kita tahu, Kiyoon hanya diam memasang wajah dinginnya.

"Cepat masuk. Astaga! Otakmu itu seribu, gunakan satu saja untuk berpikir"

"Berisik!" Ketus Kiyoon menanggapi teman kelasnya.

Teman? Masih teman?

Kini Kiyoon sudah ada di mobil. Tinggal Hyun Jin yang berdiri di luar. "Jinnie, sungguh kau tidak ingin bibi antar? Kau baru sembuh, kan?"

"Tidak, bi. Terima kasih"

"Baiklah! Bibi duluan"


..

"Kiyoon, Kau tidak salah paham, kan?"

"Apa hubungan ibu dengan paman itu?"

"Kiyoon, ibu bisa jelaskan. Ibu tidak sengaja bertemu dengannya. Ibu-"

"Lalu, kenapa kalian betatapan?"

"Tatapan apa? Ibu tidak seperti itu"

"Apa dia menyukai ibu?"

"Kiyoon? Kenapa berpikir seperti itu?"

"Aku tahu, bu. Dia tidak punya istri. Aku-"

"Kiyoon, ibu ini sudah tua. Kau dan adikmu bahkan sudah besar. Bukan lagi saatnya seperti itu. Lagipula, cinta ibu sudah berhenti pada ayahmu. Ibu sudah tidak bisa mencintai pria lain lagi" begitu jawaban Rae Na layaknya seorang ibu. Lalu, mengacak surai lembut sang anak. Jangan lupakan senyuman lembutnya yang menenangkan.

"Ibu terlalu baik untuk seorang ibu"

"Kalau ibu tidak baik, ayahmu tidak suka pada ibu. Kalau ayahmu tidak suka mana ada pria lain yang menyukai ibu" canda sang ibu yang membuat Kiyoon geli sendiri. "Oh, ya. Bagaimana hubunganmu dengan Hyun Jin?"

"Hubungan apa?"

Begitulah. berujung mereka berdebat tidak jelas. Hingga sang anak terlihat marah.



To be continue--

Ehhee

Uwwwuuuu ada ikon di clossing ceremony asian games. Suju juga.

Semoga kalian gak bosen sama epep ini ya.

Semoga kalian gak bosen sama epep ini ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yg udh baca artikel ini. Kasian bat ikon. Tp emang kaya terasing sejak awal debut. Mana dulu harus di tunda juga.

Lavyu

RyeozKa

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang