Part 11

1.2K 169 19
                                    

Dabel up, biar cpt nyampe 1k.

"Aku sudah putuskan" kata Kiyoon pada guru pembimbing. "Aku tidak akan mengambil beasiswa. Aku akan melanjutkan jadi atlet saja"

"Kau yakin? Ini kesempatan langka. Hanya orang tertentu yang bisa menerima beasiswa itu. Dari setiap negara hanya beberapa siswa yang bisa masuk"

"Tidak. Aku akan ikut pelatihan nasional mulai minggu depan"

Sang pembimbing menepuk bahu anak didiknya. "Selamat berjuang. Ku percayakan padamu"

"Terimakasih, guru"

"Ku harap kau bisa segera ikut turnamen setidaknya tingkat nasional"

"Akan ku usahakan"

Sang guru segera meninggalkannya di ruang olahraga sendiri. Kiyoon bergegas membereskan bawaannya untuk pulang.

"Kiyoon!"

-

Ya, itu tadi Hyun Jin yang datang menghampirinya. Kini mereka tengah duduk di salah satu kursi yang ada di ruang olahraga. Suasananya benar-benar hening. Mungkin saja semua siswa sudah pulang.

"Kau selalu menyebalkan"

"Sama sepertimu, kan?"

"Tidak. Kata siapa?"

"Kataku"

Suasana hening sejenak. Sebelum, Hyun Jin mengambil keputusan untuk bertanya.

"Kau pasti kenal Yeri, kan?"

"Tidak"

"Gadis secantik itu siapa yang tidak tahu?"

"Aku"

"Kau tahu, dia menyukaimu?"

"Ya, mungkin saja"

"Kalau begitu, kenapa kau selalu mengabaikannya?"

"Menurutmu aku harus bagaimana?"

"Sshh! Kau tidak bisa seperti itu. Kau menyakitinya?"

"Bagaimana denganmu? Apa kau tidak sakit?"

"A-apa? A-aku? Tentu saja tidak. Aku tidak menyukaimu. Jadi, aku tidak perlu tersakiti"

"Aku tahu tujuanmu"

"Tujuan apa?"

"Kau ingin aku mendekatinya, kan? Kau ingin aku mencintainya dan bersamanya"

"Kalaupun begitu, memang apa salahnya?"

"Salahnya adalah kau terlalu ikut campur dalam urusan cinta. Masa depanku masih panjang, Untuk apa memikirkan hal seperti itu? Apa jangan-jangan kau bahkan sudah berpikir untuk menikah?"

"Aku? Menikah? Menurutmu ada orang yang mau menikah denganku dengan penampilan seperti ini?"

Kiyoon mulai berdiri dan berjalan beberapa langkah. Lalu berbalik dengan sedikit seringaian. "Aku, mungkin"

Merasa di permainkan, Hyun Jin segera mengambil bola basket yang entah sejak kapan ada di sampingnya. Lalu, memantulkan ke arahnya.

"Kiyoon, sialan!"

"Aku juga bisa basket. Mau main?"

Lagi, Hyun Jin merasa di permainkan. "Kembalikan bolanya!" Kesal Hyun Jin.

Kiyoon yang semakin senang menggoda teman kecilnya mulai memainkan bola hingga menggiring menuju ring.

"Hei!" Hyun Jin segera mengejarnya. Terjadilah adu bola basket di antara mereka.

Tanpa sadar di ambang pintu terdapat gadis yang memandang mereka. Tangannya sudah menggeram kuat menahan kecewa. "Percuma" gumamnya.

..

"Ibu belum masak, kan?"

Tanya si bungsu pada ibunya yang duduk di sofa ruang tengah.

"Hm!"

"Kita makan di luar saja, bu"

"Hm? Kenapa?"

"Sesekali. Lagi pula sebentar lagi kakak jarang di rumah"

Sang ibu tampak berpikir. "Emm, tapi ayahmu belum pu-"

Glek!

"Itu ayah" sahut Kihoon cepat.

Rae Na segera berdiri untuk menyambut sang suami. Seperti biasa, jika tidak pulang bersama Yoongi akan mengecup kening sang istri di depan pintu.

"Kihoon ingin makan di luar" katanya.

"Iya, ayah. Ayolah!"

"Di mana kakakmu?" Tanya Yoongi yang berjalan sambil merangkul sang istri.

"Masih mandi"

"Kalau begitu ayah mandi dulu"

"Sungguh?" Kihoon sudah berbinar. Sementara, sang ibu hanya tersenyum.



..

Mereka sedang menunggu pesanan datang. Masih seperti masa kecil sambil bercanda ringan. Hanya saja posisi duduk mereka yang berbeda. Jika biasanya Kihoon akan duduk di samping sang ibu. Kini dua anak ini duduk bersama.

"Kenapa harus makan di luar?" Tanya Kiyoon.

"Adikmu yang minta" jawab sang ibu. "Katanya sebentar lagi kau jarang di rumah"

"Oh, benarkah? Wow! Adikku ini ternyata peduli sekali" kata Kiyoon seraya merangkul erat Kihoon yang ada di sampingnya hingga memasukkannya dalam ketiak.

"Kakak!!" Pekik Kihoon. Matanya langsung menatap tajam.






To be continue--

Td siang ketiduran.

He

Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang