Part 52

948 136 32
                                    

Uwwwuuu...  Gue up 4 kali hari ini. Uwaooo!!






..

Dan di hari minggu ini, Hyun Jin dan Jihoon bertemu. Bertemu di taman waktu itu. Dimana seorang Jihoon menyatakan cinta. Namun, tak mendapat balasnya. Dan ini rencananya. Menanyakan kembali pernyataannya.

"Kau sudah lama?" Tanya Hyun Jin yang baru saja tiba. Ya, ini masih cukup pagi untuk berolahraga.

"Baru saja"

"Cukup ramai, ya?"

"Ini, kan hari minggu. Jadi banyak orang"

"Benar juga"

Ramai, ya benar. Tapi, hati Hyun Jin tetap sepi.

Pada akhirnya, mereka berkeliling menggunakan skateboard masing-masing. Sesekali bercanda ringan mengusir kecanggungan.

"Hyun Jin?"

"Ya?"

"Bagaimana dengan pernyataanku waktu itu?"

"P-pernyataan?"

Jihoon berhenti. Dia naik ke papan milik milik Hyun Jin. Jadi, Jihoon sekarang ada di belakang tubuh Hyun Jin. Bahkan tubuh mereka saling menempel karena sempitnya papan.

"Hei! A-apa yang kau lakukan?!"

"Ayo jalan! Pelan-pelan saja"

"Ta-tapi kita bisa jatuh"

"Aku akan melindungimu"

Jihoon sudah mendorong maju papan yang di injaknya. Hingga Hyun Jin menjerit. "Hei! Jihoon!"

Jihoon justru tertawa melihat reaksi kakak yang menjadi pujaan hatinya. Hyun Jin merentangkan tangannya menjaga keseimbangan. Dan justru tangan itu di raih oleh Jihoon.

Andai, andai saja yang di belakangnya si otak seribu. Bukan seorang pria yang justru lebih muda darinya.

Astaga! Apa yang Hyun Jin pikirkan? Tolong, tolong ingatkan dia bahwa si otak seribu hanya menganggapnya teman.

Ah, ya. Mungkin memang benar, cinta pertama memang tidak bisa di miliki.

Hyun Jin menggeleng. Tersadar dari lamunannya. "Jihoon! Turunlah!"

"Tidak"

"Aku tidak mau mencium tanah, Jihoon!"

"Aku akan turun jika kau menjawab pernyataanku"

"Baiklah! Aku akan menjawabmu jika kau turun" balas Hyun Jin.

Jihoon mengalah. Dia turun dari papan. Namun, tatapannya tidak turun dari mata Hyun Jin.

"A-aku-" Hyun Jin tampak bingung. Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

"Kakak, aku menyukaimu. Tidak bisakah kakak mencoba menyukaiku?"

"Jihoon, A-a-aku... "

Atensi Hyun Jin tiba-tiba teralih pada sepeda yang baru saja lewat di samping mereka. "Kiyoon?" gumamnya.

"Kakak?" Panggil Jihoon agar mengalihkan matanya.

"I-iya? Jihoon, ku harap kau tidak sakit hati. Tapi, aku ini lebih tua darimu. Bagiku, kau sama seperti adikku. Kita beeteman saja, ya"

"Apa ini artinya kakak menolakku? Apa ini karena kau mencintainya?"

"S-siapa maksudmu?"

Jihoon diam. Tidak mungkin Hyun Jin tidak tahu maksudnya.

"Jihoon, kau bisa menyimpan cintamu. Mungkin suatu saat aku membutuhkannya. Tapi, akan lebih baik kau simpan untuk gadis lain. Maka, kau tidak akan sakit hati" Hyun Jin mengulum senyum tipis.

Sedetik kemudian dia langsung meluncur dengan papannya. Ah, pasti mengejar Kiyoon. "Jihoon, ayo!" Seru Hyun Jin yang sadar Jihoon tidak mengejarnya.

"Ck! Cepat sekali dia" gerutu Hyun Jin yang jauh di belakang Kiyoon.

Ssrkk!

Yap! Akhirnya, terkejar juga. Sekarang, Hyun Jin sudah ada di sampingnya.

"Kau datang juga?"

"Aku bersepeda"

"Aku tahu. Tapi, kenapa kau tiba-tiba datang?"

"Taman ini milik pemerintah. Apa aku tidak boleh datang?" Sinisnya.

"Baiklah" jengah Hyun Jin.

Tiba-tiba di depan ada sepeda yang mengarah padanya. Hyun Jin menghindar tapi, juatru oleng. Untungnya, Kiyoon sigap menangkap lengannya.

"Ceroboh!" ledek Kiyoon.

Segera Hyun Jin menatap nyalang pria yang menyelamatkannya. "Niat menolong atau tidak?!" Geramnya.

Seketika tangan itu di lepas. Membuat tubuh Hyun Jin yang belum seimbang hampir terjatuh lagi.

"KIYOON!!" Teriak Hyun Jin yang melaju tak beraturan membuat Kiyoon sedikit mengulum senyum.

Hyun Jin semakin berteriak. Pasalnya, dia tidak bisa mengontrol laju papannya. Segera, Kiyoon mengejar dengan sepedanya.

Kyaaa!!

Kiyoon menarik Hyun Jin hingga kedekapannya tanpa turun dari sepeda. Membiarkan papan skateboard itu melaju sendiri.

Sejenak, mata mereka bertemu. Sangat dekat. Ya, bahkan hidung mereka hampir bersentuhan. Sudah dekat, Kiyoon justru semakin mendekat. Membuat jantung Hyun Jin berdegup tidak karuan. Wajahnya memanas seketika.

Oh, sesungguhnya Kiyoon juga sama. Walaupun tidak terlihat. Bagaimanapun Hyun Jin itu teman dekatnya saat kecil. Seperti apapun dia kini. Kiyoon lebih mengenalnya di banding siapapun.
















"Kalau tidak bisa. Jangan coba-coba" bisik Kiyoon di depan muka yang tidak di sangka-sangka. Sontak Hyun Jin memicingkan mata, kesal. Kiyoon hanya menarik satu ujung bibirnya, mengejek.

"Sial-"

Cuuu~~

Seorang pengguna jalan tak sengaja menabrak Hyun Jin. Alhasil, ya ya kalian tahu.








To be continue---

Mau bilang apa ya gue.

Besok kalo bisa pasti up lagi.


Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang