Part 2

2.6K 242 61
                                    

I will try..
Thank you for your support to me.







"Kiyoon, selamat! Kau menang lagi"

"Aku memang selalu menang, kan?" Dingin Kiyoon yang langsung berlalu dari sana dan menunda gantinya.

Inget dong itu kata2 siapa

Sang gadis mencibir kecewa atas perlakuan sang pria yang selalu sama. Tidak melihatnya dan selalu mengabaikannya.

"Hei! Yeri! Sedang apa kau di ruang ganti pria. Jika ketahuan kau bisa di tegur" Tegur salah satu temannya.

-

Rae Na tersenyum haru menatap gambar-gambar dirinya bersama suami dan dua anaknya. Sepuluh tahun lebih album foto itu telah tersimpan aman padanya.

Perlahan cairan bening itu mulai mengalir melewati wajah putihnya.

"Apa yang kau tangisi?" Tanya sang suami yang baru saja duduk di sebelahnya.

Tangan kanannya mulai menghapus lelehan air matanya. "Tidak. Aku hanya teringat masa-masa di album ini. Tidak ku sangka pernikahan kita hampir 20tahun"

"Lalu?"

"Aku merindukan masa-masa itu. Saat anak-anak masih kecil dan masih sangat polos"

"Sampai sekarang aku juga masih polos, bu" sahut si bungsu yang datang tiba-tiba dari belakang mereka.

"Benarkah?"

"Tentu saja!" Kihoon, si anak bungsu menyerobot duduk di tengah-tengah dua orang tuanya.

"Kakakmu belum pulang? Ini sudah hampir waktu makan malam" cemas sang ibu.

"Kakak, kan ada turnamen antar kelas hari ini"

"Aku pulang!!" Yang di nanti pun datang. Membunyikan seruan nyaring pada telinga masing-masing.

Anak itu tampak tertegun melihat pemandangan di depannya. Dimana sang adik di apit oleh ayah dan ibunya.

Dengan tergesa, Kiyoon bergegas ke arah mereka. "Hei! Pinggir kau! Apa yang kau lakukan?!" Kiyoon menggeser paksa sang adik hingga dia bisa duduk di antara mereka.

"Apa-apaan kakak ini?!" Protes sang adik.

"Apa?! Enak saja kalian duduk-duduk santai. Aku saja lelah, lapar-"

"Bilang saja kakak iri"

"Apa kau bilang?!"

"Iri. Kakak iri, kan? Aku pulang lebih awal dan bisa bersama dengan ayah juga ibu"

"Kalau benar kenapa?! Ada yang salah?!"

"Sudah! Kalian berisik sekali. Kalian seperti dua gadis yang bertengkar" tegur sang ibu, jengah.

"Kakak yang mulai duluan" kata Kihoon yang tidak terima.

"Aku?! Kenapa aku?!"

"Diam! Kiyoon, pergi mandi!" Perintah sang ibu yang duduk di sebelahnya.

Tanpa pikir panjang, Kiyoon langsung berdiri. Tak lupa memberi kecupan pada kening wanita yang berkedudukan sebagai ibu tercinta.

"Kakak benar-benar aneh. Jangan sampai kakak menikah muda seperti ayah. Aku tidak tahu nasib yang akan di alami istrinya" remeh sang adik di hadapan orang tuanya.

"Kau juga aneh, sayang. Ayahmu juga" kekeh sang ibu.

Yoongi langsung menatap tajam istrinya.

"Ayah! Kenapa diam saja?"

"Lalu, ayah harus bagaimana? Apa ayah harus membalas ucapan orang yang lebih aneh dari kita?" Seringai sang ayah sambil melirik sang istri dari sudut matanya.

"Apa maksudmu?!" Sinis Rae Na.

Bukan menjawab, Yoongi memilih berlalu ke arah ruang makan.

"Menyusul ayah, ah!" Gumam Kihoon yang mengendap-endap menghindari sang ibu kalau-kalau akan menerkamnya menggantikan sang ayah.

"KALIAAANN!!" Geram Rae Na.

--

Suasana makan malam berjalan seperti biasa. Hening dan harmonis. Atau sang ayah akan membanting sendok di meja jika terjadi keramaian seperti beberapa waktu lalu.

Dua anaknya berdebat hingga terjadi keributan. Sang ayah yang marah langsung membanting kasar sendoknya lalu meninggalkan ruang makan. Tidak sampai di situ. YoonHoon masih harus kena omel sang ibu. Berakhirlah dua anak itu saling menyalahkan hingga ke kamar masing-masing.

"Ayah, ibu? Aku ingin kalian datang pada turnamenku nanti"

"Hanya ayah dan ibu? Aku-" sahut sang adik yang berhasil di potong sang ibu.

"Sstt! Ayah dan ibu akan usahakan. Kalau ayah tidak bisa. Ibu pasti akan usahakan"

"Terima kasih, bu!"

"Jika turnamen ini bisa membawaku ke pelatihan nasional, aku akan tinggal di asrama dan hanya bisa pulang seminggu sekali atau mungkin sebulan sekali" jelas Kiyoon.

"Tidak apa-apa. Kami selalu mendukungmu. Ibu dan ayah hanya bisa memfasilitasi. Selebihnya, kau yang usaha sendiri. Tapi, ingat! Kau harus bertanggung jawab dengan pilihanmu" jawab sang ibu, halus.

"Baiklah! Aku mengerti"

Mereka kembali menikmati makan malamnya. Menyisakan si bungsu yang terlihat gusar di tempat duduknya.

"Ayah?"

Panggilnya tiba-tiba. Sang ayah hanya menatapnya. "Boleh aku minta sesuatu?"

Harap-harap cemas Kihoon ingin mengatakan keinginannya. Takut kalau-kalau ayahnya marah.

"Belikan aku kamera"





To be continue--

Gak jadi ku hapus kui. Siapa yang seneng?

Oh ya,, hayoooo siapa yg tebakannya salah?

Gak nyangka ya?

Gue gituloh!

Lalu, konflik apa yang akan terjadi di antara mereka?

Don't miss it.

Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang