Part 39

1K 148 71
                                    

Lav ephipany-nya bang Jin.

..



Pemeriksaan demi pemeriksaan sudah di lewati. Tinggal menunggu hasil yang akan di katakan dokter. Kihoon pun sudah berapa di kamarnya. Dia sibuk memainkan ponselnya.

Tak lama, ibu dan ayahnya datang. Rae Na berjalan lesu menghampiri sang anak, lalu memeluknya. Yoongi hanya menatap datar dua orang di depannya.

"Ada apa, bu? Ayah, ada apa?"

Bukan menjawab, Yoongi justru mendekati anaknya. Mengusap rambut sang anak penuh sayang.

"Ada apa? Apa aku akan mati? Tidak, kan? Setahuku sakitku tidak separah itu"

Sang ibu melepas pelukannya. Menatap lekat putra bungsu kesayangannya. "Tidak. Kau baik-baik saja. Asal kau mau melakukan satu hal"

"Satu hal? Apa?"

Tangan lembut Rae Na mengusap wajah anaknya. Betapa sulitnya mengatakan ini. Rentetan penolakan pun sudah pasti akan di rapalkan bocah 14 tahun itu.

Kihoon menatap bergantian kedua orangtuanya. Berharap jawaban muncul dari salah satu orang di depannya.











"Kau harus mau di operasi"

Begitu kata sang ayah yang mampu membuat mata sang ibu berubah nanar.

Kihoon menghela napas kasar. "Sudah ku duga"

"Kau tahu?" lirih sang ibu.

"Tidak. Kalau begitu, ayo pulang ayah. Ayah ayo pulang!" racau  Kihoon seketika.

"Jangan menolak, sayang" ucap sang ibu yang siap menumpahkan air matanya. Ah, bahkan sudah tumpah sepertinya.

"Ibu, aku ada tugas. Aku harus belajar. Tadi aku tidak ikut ujian. Berarti besok harus ikut"

"Jangan pikirkan apapun sekarang. Yang penting kau sembuh, sayang"

"Aku sudah sembuh, bu. Aku tidak sakit. Kenapa hanya sakit perut harus di operasi. Ayah, pulang saja"

"Demi ayah dan ibu, kau harus mau-"

Klerk

Ucapan sang ayah terpotong oleh suara pintu terbuka. Di sana Kiyoon menampakkan diri masih dengan seragam sekolahnya.

"Kakak, aku pulang saja"

Kiyoon tertegun mendengar ucapan sang adik. Sudah jelas ada sesuatu padanya.

"Ck! Alat apa ini?!" Kihoon menarik kasar alat yang menancap di tangannya. Sudah tidak peduli lagi. Sungguh, dia tidak mau mendapatkan perawatan seperti ini.

"Kihoon!"

Keduanya teriak bersama. Kepanikan langsung muncul di wajah sang ibu. Begitupun Kiyoon yang masih berdiri di sana.

"Aku tidak butuh ini. Kalau mau sembuh ya sembuh saja. Kalau mau mati ya mati saja" Kihoon marah. Ya, marah pada dirinya sendiri. Dia merasa menjadi anak lemah dan sial.

"Ada apa denganmu?" Tanya Kiyoon agak memekik seraya mendekati adiknya.

"Adikmu harus di operasi" sahut sang ayah.

"Apa sulitnya melakukan itu?!" Kiyoon semakin naik pitam pada sang adik. "Itu untuk kesembuhanmu"

"Kakak bilang begitu karena kakak sehat. Kakak bisa jadi atlet. Kakak bisa segalanya. Kakak tidak pernah merasa kurang" balas Kihoon sama marahnya. "Kakak hebat dan selalu hebat"

"Kenapa kau selalu iri padaku?! Apa yang kurang darimu?! Juara kelas, apa bedanya?!"

"Kihoon, ibu mohon! Demi ayah dan ibu" Rae Na benar-benar memohon.

"Kenapa harus di operasi?" Suara Kihoon mulai serak. Segera dia menenggelamkan kepalanya di balik bantal.


..

Hari semakin gelap. Bahkan ayah dan kakaknya sudah kembali lagi setelah pulang beberapa waktu lalu. Namun, Kihoon bersikukuh tidak mau makan.

Ya, sejak kejadian sore tadi Kihoon merajuk. Dia memilih asik dengan kamera yang baru saja di bawakan oleh sang ayah.

Hingga waktu berlalu dan Kihoon mulai tertidur. Bahkan Kiyoon juga sudah tertidur di sofa. berbeda dengan pasangan  ini. Mereka masih setia terjaga menemani anak-anaknya.

"Bagaimana cara membujuk Kihoon?" gelisah Rae Na.

"Tunggu saja sampai dia mau. Dia pasti memikirkan apa yang sudah kau katakan"

Ya, tadi Rae Na sempat menceritakan bahwa dulu dia juga pernah di operasi. Berharap sang anak mau melakukannya.

Rae Na sudah berada di pelukan Yoongi. Mencari ketenangan dari sosok yang telah bersamanya selama 20 tahun terakhir.

"Ayah, ibu!"

Atensi keduanya langsung tertuju pada sumber suara. Rupanya Kihoon terbangun. Mata sayunya menatap keduanya.

"Baiklah. Aku mau. Aku mau di operasi" ucapnya kemudian.

"Sungguh? Benarkah?" Rae Na langsung berbinar mendengarnya. Yoongi pun tersenyum manis padanya.

Malam ini, tepat pukul dua Kihoon memutuskan siap di operasi. Segera mungkin Yoongi memberitahu dokter. Maka, operasi akan segera di lakukan. setidaknya hari ini bisa terlaksana.

"Aku ingin tidur dengan ibu dan ayah" celoteh Kihoon. Segera Yoongi dan Rae Na memeluk bungsunya. Membuktikan bahwa mereka menyayangi kedua anaknya.

Doakan saja semua berjalan lancar.








To be continue--

Gimana kalo kihoon ku buat meninggal? Dramatis tuh kayanya.

Well betewe, menurut kalian gue lebih ngefeel kalo nulis pas momen tegang, romantis, sedih, bertengkar ato becanda?

Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang