Huhuhu...
Hati-hati jelek!--
Ruang berkumpul keluarga untuk keluarga Min itu adalah ruang kerja sang ayah. Entah kenapa mereka lebih suka berkumpul di sana daripada ruang tengah ataupun ruang makan.
"Apa yang di katakan guru?" Yoongi yang duduk di samping Rae Na mulai buka suara.
"Kiyoon, dengarkan ibu! Kau terpilih mendapatkan beasiswa sekolah di Amerika"
"Amerika?!" Sela Kihoon yang justru duduk di kursi kerja ayahnya.
"Pilihan ada padamu. Jika kau mau maka, kau harus melepas impianmu menjadi atlet. Tapi, jika kau memilih jadi atlet maka, kau harus melepas beasiswa itu"
"Bagaimana menurut ibu?" Tanya Kiyoon yang tiduran di sofa seberang ayah dan ibunya.
"Ibu terserah padamu. Jika kau mengambil kesempatan itu, kau akan mudah di terima di universitas mana saja. Termasuk universitas di luar negeri"
"Bagaimana kalau ayah?"
"Sama seperti ibumu"
"Ck! Kalian selalu seperti itu. Tidak bisakah kalian beda pendapat?" Jengah Kiyoon.
"Kalau kami beda pendapat, kami akan bertengkar" kekeh Rae Na yang menyandarkan kepalanya pada pundak sang suami.
Tangan Yoongi mulai membelai rambut sang istri. Sesekali mengecup kepalanya. Menciptakan pemandangan yang manis. Tapi, tidak bagi Kiyoon. Pemandangan itu sungguh memuakkan. Sampai-sampai dia harus membuang napas kasar.
"Kau ingat? Dulu kau ingin jadi artis. Bukan atlet. Dan Kihoon, dulu kau ingin jadi dokter" ujar sang ibu.
"Apa?! Benarkah? Kapan aku bilang?" Sahut Kihoon.
"Saat kau masih tiga tahun. Tapi, itu terserah pada kalian. Kesuksesan ada pada kalian. Ibu hanya bisa mendukung"
Kihoon mulai mendekat. Lalu duduk di dekat ibunya. "Kenapa aku mau jadi dokter?"
"Kau bilang, jika ibu sakit kau bisa mengobati ibu"
"Begitu? Lalu, ibu pilih yang mana?"
"Kalau ibu, jujur pilih kau menjadi dokter. Bukan karena jika ibu sakit kau bisa mengobati ibu. Tapi, fotografer itu bisa kau pelajari sebagai hobi. Jika menjadi dokter kau harus benar-benar sekolah kedokteran. Tapi, itu terserah padamu. Jadi fotografer juga tidak salah. Kau bisa membangun studio nantinya"
"Baiklah. Aku akan jadi dokter seperti yang ibu mau"
"Kenapa begitu?"
"Karena aku sayang ibu"
..
"Baiklah! Hari ini ada siswa baru yang masuk di klub kita"
Kata sang pelatih di klub bulu tangkis sekolah di mana Kiyoon ada di dalamnya.
Seorang siswi mulai maju ke depan untuk memperkenalkan diri. "Halo, aku Kim Yeri. Senang bisa bergabung dengan kalian"
Melihat siapa yang ada di depannya. Kiyoon sedikit terlonjak. Namun, tetap mempertahankan sikap dinginnya.
Setelah selesai dengan perbincangan kecil mereka segera melakukan pemanasan. Begitupun Kiyoon yang berlatih dengan teman satu timnya.
"Kiyoon, bisa kau mengajariku?" Yeri datang dan menyela permainan mereka.
Sontak Kiyoon menangkap bola yang terbang ke arahnya. "Kau bisa berlatih dengan yang lain"
"Kiyoon, kau bisa mengajarinya. Dia masih baru" pinta sang pelatih yang berdiri tidak jauh dari mereka.
Dengan sekali hembusan napas dengan terpaksa Kiyoon menyetujuinya. Dari sudut bibirnya, Yeri tampak tersenyum senang.
Sesekali Kiyoon menjelaskan. Meski Yeri justru fokus pada wajah tampan pria yang melatihnya.
"Hei! Arahkan bolanya padaku. Apa yang kau lakukan?" Tegur Kiyoon.
"Em, oh? Bagaimana caranya?"
"Tadi sudah ku ajari, bukan?"
"Bisa kau mengulanginya?"
Dari jarak yang cukup jauh, tampak Hyun Jin melihat cara mereka berlatih. "Apa itu yang namanya Yeri?" Gumamnya.
"Ck! Dasar Kiyoon bodoh. Gadis cantik begitu di tolak. Andai aku laki-laki justru aku pasti yang mengejarnya" lanjut Hyun Jin yang masih menikmati pemandangan langka di depan sana. Di mana Kiyoon seolah memeluk dari belakang untuk mengajari cara menangkis bola.
Hyun Jin sedikit tersenyum miris. "Romantis" bisik hatinya.
To be continue--
Huhu sambil nonton bola aing. Jd ngaret.
Ah! Argentina kalah sama Kroasia. Syedih!
Yowislah. Bukan tim andalan kok.
Typo, jelek. Maafkan.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX! LOVE / END
FanfictionWelcome to other side of Min's Family. "Biarkan cinta mencari cintanya sendiri" • Edisi spesial untuk Min Kiyoon dan Min Kihoon di masa remaja. lengkap kisah keluarga pasangan Min Yoongi dan Min Rae Na. Semua terangkum dalam kisah keluarga yang di k...