Belum jadi Hiatus, shay!
--
Hari berlalu.
Hubungan Kiyoon dan Hyun Jin masih canggung. Bahkan, keduanya belum berani menegur sama sekali. Sekedar memastikan apakah mereka teman masa kecil atau bukan. Meskipun, firasat mereka mengatakan begitu.
Di jam istirahat ini, Hyun Jin memilih bermain basket di ruang olahraga. Dia sedang meluapkan kekesalan karena pelajaran yang tidak sesuai dengannya.
"Menyebalkan!" Umpatnya bersamaan dengan lemparan bola ke ring.
Brug brug brug
Bola itu di biarkan menggelinding ke sembarang arah. Hyun Jin segera membuang napasnya frustasi.
"Jangan membuang bola ke sembarang arah bisa hilang"
Hyun Jin terhenyak. Seseorang telah mengejutkannya. Dia segera menoleh pada sumber suara.
"K-kau?"
Orang itu segera melempar bola kearahnya lagi. "Sekarang bukan jam olahraga"
"Ya, aku tahu. Kenapa kau di sini? Tidakkah kau belajar agar nilaimu selalu bagus?" Balas Hyun Jin ketus.
"Tanpa belajar pun nilaiku tetap bagus"
"Ya ya ya, kau memang masih sombong seperti dulu"
"Kau masih menyebalkan seperti dulu" balasnya tidak mau kalah.
"Min Kiyoon memang tidak pernah berubah"
"Apa ada yang berubah darimu?" Dingin Kiyoon.
"Apa kau tidak lihat?"
Kesal, Hyun Jin melempar kembali bola di tangannya. Lalu berlalu meninggalkan teman masa kecilnya di tengah lapangan.
Sepanjang melewati koridor tak henti-hentinya mulut Hyun Jin mengumpat tidak jelas.
"Menyebalkan. Benar-benar menyebalkan. Ayah memang keterlaluan. Tega-teganya memasukkanku ke sekolah ini" geramnya yang penuh kekesalan.
Tiba-tiba atensinya tertuju pada seseorang yang baru saja memasuki area parkir.
"Bibi?" Gumamnya.
"Hyun Jin!" Seru sang bibi yang ternyata juga melihatnya.
Hyun Jin pun berlari kecil menuju ke arah sang bibi. "Bibi? Ada apa bibi kemari?"
"Entahlah. Kata Kiyoon guru ingin bicara dengan bibi atau paman. Tapi, kau tahu, kan? Pamanmu itu tidak pernah ada waktu"
Pamanmu, nju!
"Apa perlu ku antar?" Hyun Jin menawarkan diri.
"Terserah jika kau mau. Oh, ya? Kau lihat Kiyoon?"
"Dia-, ah! Itu dia" Hyun Jin langsung memasang wajah kelamnya.
"Kalian sudah berteman lagi?"
Mereka saling diam. Hyun Jin bahkan sempat menyeringai tanpa di ketahui keduanya.
"Ibu mau ke ruang guru, kan? Sekarang saja. Sebentar lagi aku masuk kelas" ucap Kiyoon mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah. Jinnie, kau jadi mengantar bibi?"
"Em? Aa? Oh! Tidak usah, bi. Sudah ada anak bibi"
"Ya, sudah! Sepertinya ada sesuatu di antara kalian"
"Apa?!" Kaget Hyun Jin.
"Jangan mengada-ada, bu"
"Kalian masih suka bertengkar rupanya" gumam Rae Na.
Sementara, ibu dan anak ini menuju ruang guru. Hyun Jin kembali ke kelas. Melewati koridor yang penuh dengan bisik-bisik para siswi.
"Anak baru itu kenal dengan ibu Kiyoon"
"Bagaimana bisa si anak baru itu dekat dengan ibunya?"
"Astaga! Yeri saja kalah"
"Anak baru itu benar-benar beruntung"
"Aku iri padanya. Aku jadi kesal"
"Dan aku mulai membenci anak itu"
"Aku benci dia dari awal. Dari penampilannya saja buruk"
Hyun Jin sudah berusaha keras menulikan pendengarnya. Namun, kalimat-kalimat buruk itu mampu menembus telinganya.
"Aku benar-benar tidak akan punya teman" gumam Hyun Jin dalam hati.
Tanpa di sadari, di sudut sana ada seorang gadis yang menggeram menahan amarahnya.
"Kau kalah satu langkah, Yeri" ejek teman di sebelahnya.
"Benar-benar sialan" umpatnya pelan.
"Kau punya rencana?"
"Tunggu saja"
To be Continue--
Yuhuuu...
Sedikit mendrama mungkin. Tp ku usahakan gak kaya sinetron. Acuan gue ttp chap 3.
Semoga kalian suka.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX! LOVE / END
FanfictionWelcome to other side of Min's Family. "Biarkan cinta mencari cintanya sendiri" • Edisi spesial untuk Min Kiyoon dan Min Kihoon di masa remaja. lengkap kisah keluarga pasangan Min Yoongi dan Min Rae Na. Semua terangkum dalam kisah keluarga yang di k...