Part 24

1.1K 145 36
                                    

Masih nunggu, kan?

..



"PUKUL! PUKUL SAJA! PUKUL AKU!" Teriak Kihoon dalam tidurnya dengan air mata yang mengalir.

"Kihoon? Hei! Kihoon!" Sang kakek menepuk-nepuk lengan cucunya berusaha membangunkan.

"PUKUL! PUKUL! PU-"

"Hei, Kihoon! Cucu kakek! Bangun!"

Kihoon melenguh dan membelalakkan matanya. Di tatapnya sang kakek yang tersenyum duduk di pinggir ranjang. "Kakek?"

"Kau mimpi apa, hem?"

"Aku mimpi?"

Tangan Kakek Jang terulur menghapus lelehan air mata di wajah cucunya. "Kau sampai menangis"

Tangan Kihoon reflek mengelap wajahnya sendiri. "Benarkah?"

..


"Pukul! Pukul saja aku! Pukul! Pukul saja!"

Suara dari gambar anak yang tersungkur dengan bersimbah darah itu mengusik tidurnya. Hingga dia harus terbangun dan frustasi di buatnya.

Ya, bukan hanya Kihoon yang bermimpi. Kiyoon pun di hantui oleh kelakuannya sendiri.

"Sial!" Umpat Kiyoon yang sudah terduduk seraya mengacak rambutnya.

..


Rae Na pun tidak bisa tidur nyenyak mengingat anak bungsunya. Bahkan saat membuat sarapan sekalipun dia tidak tenang.

"Harusnya semalam menjadi makan malam yang indah. Tapi, aku justru mengacaukannya" gumam Rae Na di meja dapur.

..




"Wow! Kakek masak banyak sekali. Kapan kakek masak? Kakek masih bisa masak?"

Sang kakek terkekeh. "Kau meremehkan kakekmu ini? Jika hanya membuat sepuluh menu setiap hari, kakek masih kuat"

"Hebat, hebat!" Puji Kihoon seraya menyuap makanan di depannya.

"Jadi, kau tidak sekolah?"

"Tidak. Aku tidak punya seragam, buku, ataupun sepatu di sini. Jadi, libur saja. Kalau hanya libur satu hari aku tidak akan bodoh, kek" ucap Kihoon dengan mulut penuh makanan. Sang kakek hanya tertawa mendengarnya.

"Lalu, kau mau apa seharian?"

"Membantu kakek bisa, kan? Aku bisa membantu Paman Kyungsoo di dapur"

"Mau bantu apa? Mengacaukan dapur?"

"Tidak apa, kan?"

Keduanya tertawa dan terus menikmati makanan di hadapannya.

..

Kiyoon memasuki area kantin. Dia duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Walaupun tetap dengan gaya tampannya, sesungguhnya dia sedang gelisah.

Melihat itu, Hyun Jin berniat menghampiri. Sayang, ada Yeri lebih dulu menghampirinya.

'Cinta akan mencari cintanya sendiri'

'Mungkin perlahan kau bisa mencintainya'

"Apa peduliku? Mereka sudah dekat itu bagus. Berarti tugasku selesai. Bukankah begitu?" Gumam Hyun Jin sebelum berbalik dan memilih meninggalkan kantin.

Tak lama setelah itu bel pun berbunyi. Semua siswa berhambur masuk kelas masing-masing.

"Selamat siang semua? Hari ini siap untuk ulangan? Persiapkan diri kalian"

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang