Part 58

902 133 25
                                    

Akutuh sering lupa mau bilang apa.


..

Pertandingan selesai. Gadis yang sempat putus asa itu teramat senang. Bagaimana tidak? Jika dia berhasil mengalahkan lawan. Tidak lain itu berkat bantuan seorang  Min Kiyoon, teman satu timnya.

"Kiyoon!" Di depan ruang ganti gadis itu bergegas memeluk temannya yang baru saja keluar dari sana.

Dia meluapkan rasa bahagianya di depan Kiyoon. "Terimakasih. Terimakasih banyak. Kau telah membantuku. Berkatmu aku menang hari ini. Terimakasih"

Tentu saja Kiyoon membalas pelukan itu. Bukan untuk maksud lain. Hanya sebagai ucapan selamat kepada rekan satu timnya.

"Selamat! Itu berkat kerja kerasmu"



Ckrk!

Tanpa mereka sadari di sudut koridor ada media pencari kabar tengah lewat dan mendapatkan gambar itu. Ah, ya. Setelah itu Kiyoon sadar. Karena dia melihat mereka lewat di depan mereka.


..

"Lalu, lalu kenapa kau tidak memberi penjelasan pada media?" Ini Hyun Jin. Dia tengah berjalan di samping orang yang di maksud.

Ya, entah apa yang terjadi yang jelas mereka pulang bersama. Terlalu ingin tahu tentang gadis yang memeluk Kiyoon, Hyun Jin memberanikan diri untuk bertanya. Anehnya,  Kiyoon mau saja menjelaskan semua dari awal. Aneh tidak?

"Untuk apa aku memberi penjelasan bodoh seperti itu? Mereka hanya akan terus mengusikku"

Hyun Jin hanya mengangguk-angguk. "Begitu, ya? Ah, ya? Bagaimana dengan orangtuamu? Apa mereka tahu?"

"Kau pikir orangtuaku buta teknologi? Tentu saja tahu"

"Lalu?"

"Biasa saja. Aku sudah jelaskan pada mereka"

"Benar. Ibumu, kan terlalu baik. Dia pasti mengerti"

Hyun Jin menunduk. Menyadari bahwa dia tidak punya ibu kandung. Walaupun ibu Ah Soon juga baik. Tapi, kebaikan ibu tiri dengan ibu kandung pasti terasa berbeda.

Jangan pikir Kiyoon tak menyadari perubahan wajah gadis di sampingnya. Terbukti dari tatapan yang mengarah padanya.

"Lupakan! Cepat sedikit. Atau kau mau hujan-hujanan" Kiyoon berusaha mengembalikan suasana. Dia berjalan lebih dulu dengan gaya angkuhnya yang membuat Hyun Jin kesal.

"Benar-benar sialan!" Gerutunya, pelan.

Merasa hujan akan segera turun. Kiyoon menghentikan bus yang baru saja lewat. Tidak mau hujan-hujanan lagi dan berujung harus menggendong si otak kosong di belakangnya.

"Naik bus saja. Hujan akan turun" Kata Kiyoon yang sudah di ambang pintu bus.

"Dari mana kau ta-"

Byuuurr!

Belum selesai Hyun Jin bicara, hujan sudah mengguyur dari arah depan. Segera Hyun Jin menyusul Kiyoon yang sudah di dalam. Menyusul duduk di sampingnya.

"Ini gara-gara ucapanmu" tuduh Hyun Jin.

"Aku? Makanya belajar. Agar kau tidak bodoh"

Lelah meladeni ucapan Kiyoon yang selalu merendahkannya, Hyun Jin hanya diam. Cukup merasa sakit dengan setiap ucapan yang selalu muncul dari bibir itu.


"Kiyoon, apa aku begitu tampak bodoh?" Tanya Hyun Jin tiba-tiba dengan nada lembut.

"Kau itu tidak bodoh" jawab Kiyoon yang berhasil membuat Hyun Jin menatapnya.






"Tapi, sangat bodoh" Lanjut Kiyoon. Seketika Hyun Jin memicing tajam padanya.

"Percuma bicara padamu" rutuk Hyun Jin.

Sungguh, sebenarnya Hyun Jin tidak sebodoh itu. Jika hanya mendapat 5 besar juara kelas saja dia mampu. Terbukti semester kemarin dia berada di peringkat 5. Sayangnya, Kiyoon yang sibuk dengan bulu bebeknya bisa berada di peringkat pertama. Jangan lupakan nilai yang hampir sepenuhnya sempurna.

Kalau ingin tahu salah satu pelajaran yang membuat nilai Kiyoon tidak sempurna, itu adalah pelajaran bahasa. Di mana ada puisi-puisi atau sejenisnya.








Lama perjalanan ternyata Hyun Jin tertidur. Tubuhnya hampir jatuh. Hingga Kiyoon harus menahannya.

Tanpa sadar, Kiyoon tengah mengamati wajah lugu gadis di sampingnya. Ternyata saat tertidur begini dia jauh dari kata bar-bar. Dia lebih tampak kasihan. Sendu, lugu, polos dan terpuruk sepertinya.

"Ibu, ibu dimana?" Hyun Jin berujar dalam tidurnya.

"Hiks, ibu Jinnie rindu ibu" air mata itu mengalir tanpa di sadari pemiliknya.

Tentu Kiyoon yang mendengar suara parau itu semakin menatap lekat gadis si rangkulannya.

"Jinnie,,, emh" Hyun Jin melenguh dan kembali tertidur.






To be continue--

Semoga kalian gak bosen ya walaupun gak pernah ada enceh2nya.

Jangan kawatir, kemaren itu baru rencana kok. Belum pasti juga. Butuh pertimbangan matang.

Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang