FIX! LOVE / END

Part 30

Helo,  gaes?!

..

Ini sore hari. Ah, tidak! Lebih tepatnya  menjelang makan malam. Dimana seorang  Min Kiyoon baru saja menyelesaikan latihannya bersama angkatan seperjuangan. Terlebih dahulu dia menghubungi sang adik.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya yang masih berada di dalam kamar.

"Keadaan apa? Aku baik-baik saja" begitulah jawaban sang adik yang berada di kamar mandi. Dia tengah menahan sakit di perutnya.

"Bagaimana dengan perutmu?"

"Baik-baik saja. Ada satu kalau kakak lupa"

"Jangan bercanda, bocah!"

"Memang siapa yang bercanda?"

"Kihoon! Ayo makan malam! Ayah sudah menunggu"

Ya, itu teriakan sang ibu dari balik pintu.

"I-iya, bu!" Jawab Kihoon terbata karena menahan rasa sakit.

Arrgh!

"Ada apa?" Tanya Kiyoon, mendengar rintihan sang adik.

"Tidak. Ibu memanggilku untuk makan malam. Ku tutup teleponnya"

"Tunggu! Besok aku akan pulang" Kiyoon memberi informasi.

"Untuk apa?"

"Melihat keadaanmu"

"Aku baik-baik saja. Astaga! Kakak pikir aku ini gadis 5 tahun yang harus di awasi?" Bela Kihoon dengan keringat yang sudah memenuhi dahi. Sesekali dia meringis menahan diri agar tidak mengerang.

Akh!

"Sudah dulu"

Ssshh!

Tuutt

Kiyoon masih menggenggam ponselnya. Ada rasa ragu bahwa adiknya baik-baik saja.

Sementara Kihoon, dia segera menenggak obat di hadapannya. Tak lupa mencuci muka dan mengelapnya. Menghela napas dan menenangkan diri agar tidak dicurigai.

Yoongi dan Rae Na sudah menunggu di meja makan. Atensinya langsung berpindah pada anak bungsu yang menghampirinya.

"Kenapa lama sekali?" Tanya sang ibu.

"Tadi kakak telepon"

beruntung sekali kebohonganmu, Kihoon.

"Ada apa?" Kini sang ayah yang bertanya.

"Katanya besok akan pulang" santai Kihoon.

"Pulang? Kakakmu tidak bilang pada ibu dan ayah" kata sang ibu.

Kihoon hanya mengedikkan bahunya. Kepura-puraan yang sempurna, nak.

"Baiklah. Mungkin kakakmu belum sempat bilang. Sekarang, kau harus makan yang banyak. Kau makin kurus. Benar, kan ayah?" Rae Na menuang nasi pada piring sang anak. Tak lupa mengambilkan lauk untuk anak tercintanya.

"Ibu, ayam saja"

"Kenapa?"

"Sedang tidak ingin makanan pedas"

..

Melihat kebersamaan Kiyoon dengan Yeri, Hyun Jin hanya bisa tersenyum. Apa yang di rasakannya sungguh membuatnya terharu. Ya, mungkin saja.

"Mereka semakin dekat" gumamnya. Tak ingin terlalu lama melihat mereka, ia memilih berlalu ke perpustakaan.

Dia memilih tempat duduk paling ujung. Dekat kaca yang menghadapkannya pada taman belakang sekolah. Dia menumpukan kepalanya pada tangan"