Demi kalian. Aku dabelkan.
..
Berkat pertempuran itu, kini keduanya berada di rumah makan yang pernah di rencanakan waktu itu. Jangan khawatir malam. Karena, dengan berani Kiyoon menjemput sang gadis sampai di rumahnya. Ya, walaupun dengan alasan ada tugas yang harus di selesaikan untuk ujian akhir.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan?" Tanya Hyun Jin yang sudah duduk di salah satu meja pelanggan.
"Makan"
"Hanya itu?"
"Memang kau mau apa?" Tanya Kiyoon malas.
Hyun Jin sedikit mendongak. Pikirannya menerawang entah kemana. "Seperti-"
"Temani aku makan" potong Kiyoon menghentikan khayalan orang di depannya.
"Hanya menemani? Kau tidak memberiku makan?"
Belum sempat menjawab, makanan yang si pesan Kiyoon secara sepihak datang.
"Wow! Sepertinya lezat" puji Hyun Jin yang sudah siap melahap menu di depannya.
"Aku tahu kau belum pernah makan seperti ini"
"Enak saja" cibir Hyun Jin.
.
.
Selesai menghabiskan makannya, mereka ke taman yang tidak jauh dari rumah makan. Bukan berencana ke sana seperti dalam fanfiction kebanyakan. Itu hanya karena mereka lelah berjalan. Buruknya Tuan Min, tahu anaknya ingin bertemu seorang gadis tidak di izinkan membawa mobil. Dengan beralaskan, "Kau belum punya SIM. Usiamu juga belum legal"
Mereka duduk pada salah satu kursi di pinggir lapangan kecil di sana. Hyun Jin bersandar punggung Kiyoon yang membelakanginya. Memandang bintang seraya memainkan sehelai rumput yang sempat di raihnya. Pemandangan langka, kawan.
"Kenapa kau menciumku, kemarin?"
"Kau tidak suka?"
"Apa itu ciuman ketiga kita? Sebentar lagi pasti kau akan menyuruhku melupakannya. Tapi, kau tahu? Aku tidak bisa"
"Memang kapan saja kita melakukan itu?"
"Waktu itu di depan rumahku, di taman, dan kemarin"
"Di taman itu hanya ketidaksengajaan karena ada yang menabrakmu. Tapi, jika itu di hitung. Sudah empat kali"
"APA?!" Hyun Jin langsung menegakkan badannya. Menatap Kiyoon yang sudah menoleh lebih dulu. "E-empat ka-kali? K-kapan kau melakukannya?"
"Kau ingin tahu?" Goda Kiyoon seraya menurunkan kakinya yang sempat di tekuk ke atas kursi.
"Katakan! kapan?"
"Saat kau tertidur di perpustakaan karena mendapat tugas tidak mengerjakan PR"
"K-kau?"
"Kenapa? Ya, itu saat masih kelas dua"
Hyun Jin tidak jadi membentak. Dia justru menghembuskan napas beratnya. Lalu menunduk. "Empat kali. Dan kau akan memintaku melupakannya"
"Jangan melupakannya. Aku tidak memintamu"
Tentu saja Hyun Jin terkejut. Dia bahkan mengernyitkan keningnya.
"Jangan pasang tampang idiotmu itu"
"Ck! Kau sadar apa yang kau katakan?" Begitu tanya Hyun Jin kemudian.
"Kau pikir aku mabuk?"
Hyun Jin mengedikkan bahunya. "Siapa tahu?"
"Kau tidak perlu menjauh dariku dan tidak perlu melupakannya"
Mereka terdiam. Hyun Jin sendiri masih mencerna ucapan pria di depannya. Sebenarnya apa yang di maksudkan. Kenapa dia tidak bisa memahaminya?
Hffft!
"Em, berarti taruhan kita selesai?" Tanya Hyun Jin setelah menghela napas panjang.
"Belum"
"Kenapa?"
"Kau harus mendapat nilai baik di ujian akhir"
"Baik! Asal kau mau membantuku"
"Aku akan membantumu"
Hyun Jin mulai berdiri dan menarik tangan Kiyoon. Lalu, mengajak Kiyoon pulang. "Ayo pulang"
..
Setengah perjalanan di lalui. Tak jarang mereka saling bercanda. Bahkan Hyun Jin sampai tertawa saat menggoda Kiyoon.
"Oh, ya. Aku pernah bertemu ibumu. Ibumu menceritakan banyak hal tentangmu"
"Tentang apa saja?"
"Banyak. Aku sampai tidak menyangka kalau kau sangat kekanakan saat di rumah"
"Kau percaya?"
"Tentu saja. Ibumu tidak mungkin bohong, kan?"
Tiba-tiba Hyun Jin tertawa. "Kau pernah menangis karena adikmu, kan? Astaga! Aku ingin melihat wajahmu saat menangis. Pasti lucu"
"Ibu!" Geram Kiyoon.
"Jangan marah pada ibumu. Dia sangat baik. Oh, ya. Terima kasih sudah mengantarku sampai di rumah"
"Emm"
Hyun Jin berjalan memasuki gerbang. Meninggalkan Kiyoon yang masih berdiri memandangnya. Namun, tiba-tiba dia berbalik tepat saat Kiyoon ingin beranjak. "Kiyoon!"
Kiyoon kembali menatap gadis bermarga Kim itu.
"Apa maksud dari ciumanmu itu?"
..
Kiyoon memasuki rumah dengan senyum merekah. Kebetulan kedua orangtuanya juga Kihoon sedang berkumpul di ruang tengah.
"Ekhm! Yang dari kencan. Senyumnya~" Goda sang ibu.
"Huf! Bahkan sampai tidak menyapa" tambah sang ayah.
"Mungkin dia sedang bahagia" tambah lagi Kihoon.
Kiyoon masih tak berhenti mengulas senyum. Setengah malu sebenarnya. "Ibu, ayah, aku pulang" ucapnya kemudian.
Kemudian dia mendekat dan mencium kening sang ibu. Lalu duduk di samping sang ayah.
"Cih! Kekanakan" cibir Kihoon.
To be continue--
Dabel loh ya.
Gimana? Menurut kalian hubungan YoonJin?
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX! LOVE / END
FanfictionWelcome to other side of Min's Family. "Biarkan cinta mencari cintanya sendiri" • Edisi spesial untuk Min Kiyoon dan Min Kihoon di masa remaja. lengkap kisah keluarga pasangan Min Yoongi dan Min Rae Na. Semua terangkum dalam kisah keluarga yang di k...