Part 21

1.1K 144 29
                                    

Ku ingin buat kaver baru. Ku sudah tak punya aplikasi edit apapun. Hpku ini sudah tak punya cukup ruang menyimpan aplikasi. Yg ku punya hanya WA sama WP huhuhu...

Inginku inginku inginku ku ingin... Hiks...

°°

"Kenapa tidak kena kepalanya saja? Lalu, mati di tempat" geram Yeri yang berada di depan lokernya. "Sial!"

"Apa?!" Sahut Lisa yang berada di belakangnya.

"Apa?!" Bentak Yeri.

"Hei! Kenapa kau tidak cari tahu ada apa dengan tangan Kiyoon?"

"Memang kenapa?!" Pekiknya.

"Biasanya kau bersemangat jika menyangkut Kiyoon"

"Karena aku yang membuatnya seperti itu" Yeri langsung membungkam mulutnya sendiri.

"Apa?! Bi-bisa kau ulang sekali lagi?"

"Tidak ada pengulangan" Yeri melangkahkan kaki berusaha menghindar.

"Tunggu!" Lisa berusaha menahan tangan temannya. "Kau harus cerita padaku"

Yeri memejamkan matanya. Tangannya sudah bergetar. Bahkan, dia menggigit bibir bawahnya sendiri.

"Katakan padaku, apa yang sudah kau lakukan?"

Kiyoon tengah berjalan menuju loker. Mendengar itu dia langsung bersembunyi dibalik dinding tidak jauh dari lokernya.

"Baik!" Yeri menjeda ucapannya untuk mengambil napas. Lalu, menceritakan semuanya. Membuat Lisa tercengang dengan menutup mulutnya.

"Tapi, sungguh aku tidak sengaja. Demi apapun. Awalnya memang begitu. Tapi, kau tahu, kan aku tidak sejahat itu. Aku, aku ha-"

"Hanya sengaja mencelakainya"

Keduanya tersentak. Orang yang di bicarakan sudah berdiri di depan mereka.

"Ki-Kiyoon?" Gumam Lisa. Sementara, Yeri tertegun di tempatnya. Lidahnya sudah kelu untuk berkata-kata.

"Kau pikir ini sebuah drama? Apa menurutmu aku akan diam saja setelah mendengarnya?"

"Kiyoon, aku mohon jangan katakan pada siapapun. Jangan laporkan pada guru. Aku sungguh minta maaf. Aku-"

"Apa? Kenapa kau ingin di laporkan pada guru?" Tanya Hyun Jin yang tiba-tiba datang.

"Dia yang telah menjatuhkan pot bunga di kepalamu" sahut Kiyoon. "Jangan-jangan kau juga yang menyebarkan gosip tentangnya. Benar, bukan?"

Yeri menatap nanar orang-orang di depannya. Dia sudah ketakutan.

"Benarkah? Apa seperti itu?"

"Itu, i-itu-"

"Bukan, itu salahku" sahut Lisa seraya menunduk.

••

Siang itu, Lisa melewati ruang olahraga. Karena ada suara pantulan bola, Lisa mendekat. Di sana ternyata ada Kiyoon dan Hyun Jin tengah berbincang. Merasa perbincangan mereka menarik, Lisa mendengarkan dengan baik di tempat persembunyiannya.

Paginya, Lisa cepat-cepat menuju kelas untuk menemui temannya. "Yeri, Yeri, Yeri!"

"Hm?"

"Kau tahu, ibu Hyun Jin sudah tidak ada. Dan kau tahu? Istri ayahnya yang sekarang, dulu adalah orang yang hampir membuat orang tua Kiyoon bercerai"

"APA?!"

Itu bukan Yeri. Justru teman sekelasnya yang baru saja datang dan duduk tidak jauh dari mereka. Itu sebabnya, gosip berkembang secara cepat dan menyebar kemana-mana.

••

"Maaf, itu salahku" ucap Lisa, lirih.

"Lalu? Lalu, bagaimana dengan pot itu? Kenapa kau ingin melakukannya padaku?"

"SUDAH KU BILANG AKU TIDAK SENGAJA"

"Bagaimana mungkin pot bisa jatuh dari lantai tiga jika tidak ada gempa? Katakan saja, kenapa kau ingin mencelakaiku?"

Sepertinya, Yeri sudah tidak bisa menahan amarah lagi. Terbukti, dari sorot matanya yang semakin tajam.

"KARENA HIDUP KALIAN TERLALU SEMPURNA. KALIAN BISA HIDUP DENGAN MUDAH. HIDUP KALIAN TERLALU INDAH. KAU, KAU BAHKAN MENGENAL KIYOON LEBIH DULU. KAU DEKAT DENGAN ORANG TUANYA. BEGITUPUN ORANG TUA KIYOON. KALIAN MENDAPATKAN APA YANG KALIAN INGINKAN. TAPI, AKU? AKU HARUS SELALU BERJUANG UNTUK MENDAPATKAN APA YANG KU INGINKAN. ORANG TUAKU-" Yeri menangis. Tidak kuasa menahan kenyataan pahit dalam hidupnya.

"Aku, bahkan orang tuaku tidak peduli padaku. Aku hanya ingin dekat dengan orang yang ku suka pun begitu sulit. Aku juga butuh di perhatikan. Setidaknya, itu bisa menghiburku. Nyatanya, aku selalu di abaikan. Mungkin, aku sudah seperti Oh Hani dalam Playfull Kiss" Yeri tersenyum miris dengan air mata yang terus mengalir.

..





Kiyoon dan Hyun Jin telah melewati gerbang sekolah. Agak merasa bersalah di hati Hyun Jin telah menuduh teman sekelasnya.

"Kau masih mau menuduhku?"

"Maaf! Mana ku tahu kalau begitu ceritanya"

"Lain kali, berpikirlah lebih dulu sebelum menuduh"

"Hm"

Keduanya terus berjalan melewati hari yang mulia senja.

"Tapi, aku kasian juga pada Yeri"

"Untuk apa kasihan pada orang seperti itu?"

"Kau tidak akan pernah tahu, Yoon. Karena dari awal kau sudah hidup dengan mudah dengan orang tua yang penuh kasih sayang. Tapi, orang seperti kami? Aku bahkan tidak tahu kapan aku di peluk ibuku"

Atensi Kiyoon tertuju pada wajah gadis di sebelahnya. Wajah yang biasanya tampak bar-bar dan idiot itu berubah lebih dewasa. "Ibuku pergi saat aku masih berusia satu tahun. Aku tidak tahu apa-apa. Setiap kali, ayahku hanya menunjukkan foto ibu. Tapi, aku tidak bisa mengingat apapun tentangnya. Sekarang? Ya, aku punya ibu juga punya adik. Tapi, seperti yang kau lihat. Tetap saja, dia hanya ibu tiri. Terkadang, aku juga tidak percaya diri dengan keadaan yang ku alami" Hyun Jin menatap Kiyoon dengan senyum tipis.

"Jadi, cobalah bersikap baik padanya. Mungkin perlahan kau akan mencintainya" ucap Hyun Jin menepuk pundak Kiyoon lalu berlari meninggalkannya.

"Aku duluan!" Seru Hyun Jin yang sudah cukup jauh di depan.





To be continue--

Hayoloh! Ada Hyun Jin teman masa kecil, Lisa di 'Bayangkan' ada Yeri yang ngaku oh hani di Playfull Kiss. Heemm siapa jodoh Kiyoon?

Gue nulis sambil nonton Inggris vs Kroasia jd keteteran.

Kroasia menang, yeaaa!

Untung selesai.

Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang