Part 19

1K 161 28
                                    

Gak boong kan. Walau lg kacau.



..

Yeri berjalan cepat melewati koridor sekolah. Tangannya menggeram dengan mata tajam.

Tiba-tiba langkahnya terhenti kala melihat Hyun Jin keluar dari kelasnya. Namun, sekian detik kemudian dia kembali berjalan.

"Yeri!"

Yeri berjalan melewati Hyun Jin begitu saja. Bahkan seolah tidak melihatnya.

"Ada apa dengannya? Ada masalah apa lagi?" Gumamnya.

Entah kenapa Yeri berjalan cepat menaiki tangga. Hingga dia berhenti di lantai tiga. Tangannya seolah meremas besi pembatasnya. Matanya tertuju ke bawah pada beberapa siswa yang berlalu lalang untuk pulang.

Tidak sengaja, kakinya menendang pot kecil yang di tumbuhi tanaman kerdil di depannya. Beruntung pot itu tidak jatuh kebawah.

"Dream high?" Gumamnya dalam hati.

Tiba-tiba dia jadi gusar. Kakinya semakin mendorong pot kecil di depannya. Sembari menatap ke bawah dengan seksama.

Dengan gemetar dia semakin mendorong maju hingga separuh pot itu mengambang. Percayalah, jika Yeri semakin mendorongnya barang satu centi saja pot itu akan jatuh dan mengenai orang yang ada di bawahnya.

Sejujurnya, dia gemetar. Ada juga perasaan takut. Namun, nalurinya seolah mendorongnya untuk melakukan sesuatu.

Yah!

Sepersekian detik kemudian, pot itu benar-benar meluncur kebawah. Semoga saja sasarannya tepat.






"HYUN JIN!"

Hyun Jin memutar kepalanya saat ada suara memanggilnya.

Brruukk!

Praakk!

Sempurna!

Drama Dream High era 2011 berhasil di mainkan. Di mana sang tokoh utama mendapatkan keberuntungan dan si pemberi keberuntungan justru yang terluka.

Ya, Hyun Jin terdorong hingga ambruk dan dilindungi oleh orang yang menindihnya.

"K-kiyoon?"

"Aarrg!" Kiyoon merintih. Pot itu tepat mengenai tangan kanannya hingga pecah. Sementara tangan kirinya digunakan untuk menahan kepala Hyun Jin agar tidak terbentur.

"T-tanganm-muh!"

Hyun Jin pingsan di tempat karena terkejut.

Di lantai tiga, Yeri bersandar pada dinding dengan tubuh yang bergetar. Dia merutuki dirinya sendiri akan kecerobohannya.

"Apa yang harus kulakukan?" Lirihnya dengan mata nanar.

..

..

"Kihoon? Ibu pulang!" Teriak Rae Na yang sudah membuka pintu.

"Kihoon!" Tidak ada jawaban, membuat Rae Na kembali berteriak.

Berulang kali berteriak masih tidak ada jawaban. Rae Na segera menuju kamarnya. Nihil, hanya ada ponsel dan kamera yang tergeletak di meja. Lalu, dia pergi ke mana?

Rae Na kembali turun ke bawah. Tepat saat sang suami tiba di rumah. "Kihoon!!"

"Ada apa?" Tanya Yoongi.

"Kihoon tidak ada di rumah"

"Mungkin di kamar"

"Tidak ada. Aku sudah mencarinya. Dia tidak membawa ponsel dan kameranya. Tidak mungkin Kihoon belum pulang. Ini sudah hampir jam makan malam"

"Mungkin hanya keluar sebentar"

Yoongi masih berusaha santai. Sementara, Rae Na sudah cemas luar biasa.

..

Mau tidak mau, Hyun Jin mengantar Kiyoon ke asramanya. Bukan apa. Hanya wujud terimakasih saja. Karena Kiyoon sampai merelakan lengannya di perban.

"Jangan bilang ibuku" pesan Kiyoon setibanya di depan asrama.

"Kenapa?"

"Lakukan saja!"

Hyun Jin mengedikkan bahunya. "Baiklah"

Hyun Jin mulai meninggalkan teman sekelasnya. Dia tidak ingin berlama-lama di sana. Lagi pula hari semakin malam. Akan bahaya jika orang tuanya marah.

"Kau tidak apa-apa pulang sendiri?" Tanya Kiyoon tiba-tiba.

Hyun Jin menoleh. "Tidak. Aku sudah biasa. Lagi pula ayahku polisi. Jika terjadi apa-apa padaku, ayah akan langsung bertindak" jawabnya seolah menyombongkan diri.

Segera dia melanjutkan jalannya. Semakin lama semakin cepat. Kiyoon pun masih memandangnya dari sana hingga yang di pandang menghilang di belokan jalan.

"Sial! Ada apa dengan dadaku ini?" -Hyun Jin.



..

Kembali pada YoonRae yang masih di rundung kecemasan. Hari semakin malam. Tapi, anak bungsunya masih belum muncul juga.

"Yoongi, ayo cari Kihoon" panik Rae Na.

"Mau cari kemana?"

"Kemana saja. Apa kau tidak khawatir padanya?"

Sementara yang di cari, masih menikmati berbagai macam makanan yang ada di restoran kakeknya.

"Kau sungguh tidak mau pulang?" Tanya sang kakek.

"Tidak, kek. Apa aku tidak boleh menginap di sini?"

"Bukan begitu. Memang-"

Kihoon menguap. "Kakek aku jadi ngantuk. Makanannya terlalu enak. Aku habis banyak jadi ngantuk"

"Tidurlah di kamar"

"Emm, sebentar lagi"

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. YoonRae pun memutuskan mencari anaknya dengan mobil.

"Kihoon, kau di mana, sayang?" Cemas Rae Na. Sang suami mengusap lembut rambut istrinya, memberi ketenangan.

Tiba-tiba ponsel Rae Na berbunyi. Cepat-cepat Rae Na mengangkatnya. "Ayah?" Rae Na melirik Yoongi.

"Halo, ayah?"

"Kau sungguh tidak menjemput Kihoon? Tidak biasanya kau tidak ikut, jika Kihoon ingin kesini"






To be continue--

Fyuhh!

Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang