Part 46

909 124 10
                                    

I'm back!!





°°

AAAAAAA!!!!

Teriakan frustasi di sertai tangis itu memenuhi ruang ganti yang sepi. Ada gadis di sana yang terduduk di sudut ruangan menekuk lututnya.

Hanya raut sedih atau mungkin menjurus depresi karena putus asa. Kehilangan kepercayaan diri dan kesempatan bisa jadi masalahnya.

Hiks, hiks,

"Bangunlah!"

"Aku kalah lagi. Bagaimana mungkin aku bisa bangun?! Bagaimana, Kiyoon?!" Dari pekikannya, terlihat jelas gadis ini teramat frustrasi.

"Masih banyak kesempatan"

"Berapa kali pertandingan yang ku lewati? Aku selalu kalah, Kiyoon. KALAH!"

"Kau hanya butuh berlatih lebih keras. Bangunlah!" Sepenuh hati Kiyoon berusaha membangunkan rekan seperjuangannya.

"Tidak. Aku tidak bisa. Aku menyerah, Kiyoon. Aku menyerah"

Hiks hiks

"Aku hanya orang yang kalah. Aku tidak ingin lagi mengecewakan kalian. Aku tidak ingin lagi mengecewakan negara ini. Aku,,," mata yang penuh air mata menatap dalam pria di hadapannya.



"Aku berhenti menjadi atlet"

"Jangan gila!" Seketika Kiyoon mengguncang tubuh lemah di hadapannya.

"Aku tidak bisa. Aku tetap keluar. A-aku-"

"Masih banyak pertandingan. Ini bukan pertandingan terakhir"

"Lalu untuk apa jika aku selalu kalah? Untuk apa jika aku hanya mengecewakan. Ini pertandingan terakhirku, Kiyoon. Aku menyerah" tangis itu kembali pecah.

"Kau akan lebih mengecewakan jika putus asa di tengah jalan"

"Lalu, aku harus bagaimana? BAGAIMANA?"

"Tidak lama lagi pertandingan akan di mulai. Kau bisa tunjukkan bahwa kau bisa. Kau mampu. Bekerja keraslah, aku akan membantumu"

"Baiklah! Aku akan ikut. Jika aku kalah lagi, aku benar-benar berhenti, Kiyoon" ucap gadis itu penuh emosi.

"Baik. Terserah padamu"

Kejadian itu terjadi beberapa waktu lalu dalam laga melawan negara tetangga. Dan sore tadi dalam sesi latihan, Kiyoon benar-benar membantunya. Satu yang ada di pikirannya bagaimana jika dia benar-benar kalah. Tapi, bagaimana cara yang tepat membangkitkan semangatnya dan memperoleh kemenangan di laga selanjutnya. Sungguh, itu bukan hanya PR pelatih. Tapi, Kiyoon pun mendapatkan PR itu juga.

Kiyoon benar-benar gelisah. Dalam perjalan pulang pun dia terus memikirkan cara memberi motivasi pada rekannya.

Di tengah berpikir, dia melihat dua sosok saling berpandangan di tengah lapangan kecil yang ada di taman. Sungguh, Kiyoon tidak asing dengan dua sosok itu.

"Kakak? Bolehkah aku hanya memanggilmu nama?"

"Em? Kalau kau merasa lebih nyaman, terserah saja"

"Hyun Jin!"

Hyun Jin justru tertawa mendengarnya.

"Kenapa tertawa?" Heran Jihoon.

"Aku merasa aneh kau panggil seperti itu" Hyun Jin masih setia dengan tawanya.

Sungguh, dalam pandangan Kiyoon, teman kecilnya itu sangat bahagia. Bahkan di depannya dia tidak pernah tertawa seperti itu.

"Hyun Jin, aku ingin mengatakan sesuatu"

"Ya sudah katakan saja. Kau ini kenapa? Kau serius sekali"

Di tempatnya Kiyoon masih setia memandang dua orang di depan sana. Sedikit-sedikit dia masih dapat mendengar percakapan diantara keduanya.

"Aku,,, aku ingin kau menganggapku bukan sebagai adik kelas atau teman"

Mendengar itu, Hyun Jin langsung mengernyitkan dahinya. "M-maksudmu?"

"Emmm, lihatlah aku sebagai seorang pria. A-aku tahu usiaku lebih muda darimu. Ta-tapi-" Jihoon menjeda ucapannya. Memikirkan kalimat yang tepat untuk gadis di depannya. "Aku akan mencoba dewasa untukmu"

"Jihoon? Aku-"

"Kim Hyun Jin" Jihoon maju satu langkah. "Aku" Jihoon melangkah lagi, hingga Hyun Jin sontak mundur. Harap-harap cemas dengan apa yang akan di lakukan pria yang dua tahun lebih muda ini.

"Jihoon?"

"Kim Hyun Jin"

Melihat sorot matanya, Hyun Jin mundur lagi. Namun kedua pundaknya segera di tahan oleh tangan adik kelasnya. Hingga wajah mereka begitu dekat.

Hal itu tak luput dari pandangan seorang Min Kiyoon yang sempat terhentak hingga satu kakinya tanpa sadar maju ke depan.

"Aku menyukaimu"

Mendengar itu, Kiyoon sempat membulatkan matanya. Walau  tidak lebih dari 2 detik. Sementara Hyun Jin masih diam mencerna ucapan pria di depannya.

Sungguh, Kiyoon penasaran dengan jawaban yang akan di lontarkan gadis itu. Membuatnya kesal sendiri.

Tak kunjung mendengar jawaban, Kiyoon berlalu dari sana. Persetan dengan hal bodoh itu. Dia sudah terlanjur pusing dengan rekan seperjuangannya.

Jadi, kata siapa Kiyoon gelisah karena memikirkan Hyun Jin. Ada yang lebih penting ternyata.

Ah entahlah!

Kiyoon terlalu banyak pikiran.




To be continue--

Heheheeee....

Enibadi mis mi? Its min, mis dis buk?

Mengumpatlah kalian. 😀😀😀😀

Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang