Anak emak momen.
..
"Kau kenapa, hem?"
Jadi, Kiyoon tengah tiduran di ranjang sang ibu sambil bermain ponsel. Sementara sang ibu duduk di pinggiran ranjang mengamati anak sulungnya.
"Kau menyukai Jinnie?"
"Apa?! Kenapa ibu tanya seperti itu?"
"Kalau kau menyukainya, katakan padanya. Jangan seperti ayahmu"
"Memang ayah kenapa?" Kiyoon sedikit melirik sang ibu. Ingin segera mendengar cerita tentang ayahnya.
"Ayahmu melamar ibu, setelah ibu bilang kalau akan menikah dengan orang lain"
"Lalu, kenapa ibu memilih ayah?"
"Karena dari awal memang itu yang ibu mau"
"Apa ibu begitu mencintai ayah?"
"Kalau bukan karena itu, ibu tidak akan bertahan sejauh ini, kan?" Jawab sang ibu dengan senyum manisnya.
Kiyoon menggeser tubuhnya. Mengubah posisi, menjadikan paha sang ibu sebagai bantal. Walaupun tangannya masih memegang ponsel. Tapi, matanya tertuju pada wajah sang ibu yang membelai lembut rambutnya.
"Apa ada orang yang akan mencintaiku seperti itu?"
"Gadis mana yang tidak mencintai anak ibu ini?" Tukas sang ibu yang terus tersenyum.
"Ibu selalu seperti itu" gerutu sang anak. "Aku tidak yakin dengan kata-kata ibu"
"Kenapa? Apa ada yang tidak suka padamu?" Sedetik kemudian sang ibu memasang wajah terkejut. "Apa Jinie tidak suka padamu?"
"Ck! Kenapa dia lagi?"
"Benar atau tidak? Pasti kau membuat kesalahan padanya?"
"Kenapa ibu berpikir seperti itu?"
"Karena kau seperti ayahmu"
"Ck! Kenapa aku selalu di samakan dengan ayah?"
"Lalu, kau mau di samakan dengan siapa? Anjing tetangga?"
Tiba-tiba muncul gelak tawa dari ambang pintu. Ibu dan anak ini segera memandang ke sana. Siapa lagi kalau bukan si bungsu Kihoon di sana.
"Kakak bukan hanya sama. Tapi, memang anjingnya"
Katanya yang langsung dihadiahi umpatan dari sang kakak.
"Hei! Minggir kau! Siapa yang menyuruhmu tidur di pangkuan ibu?!" Ketus Kihoon seraya memukul lengan Kiyoon.
"Sudah, sudah! Kalian ini" Rae Na segera menengahi. "Kihoon, ayahmu belum selesai?"
"Belum. Pintunya masih tertutup" jawabnya yang sudah berbaring di samping ibu dan kakaknya.
"Apa yang ibu dan kakak bicarakan?" Tanya Kihoon, penasaran.
"Apa?! Anak kecil tidak perlu tahu" Sungut Kiyoon.
"Daripada kau, sudah dewasa masih kekanak-kanakan" balas Kihoon tidak mau kalah.
Sontak Kihoon bangkit. Ingin menghabisi adiknya, mungkin?
"Ssstt! Sudah! Ibu tidak suka kalian ribut. Mengerti?"
Kiyoon pun akhirnya kembali pada posisi semula. "Ibu, bagaimana cara membangkitkan semangat seseorang?"
"Ada apa? Ada masalah?"
"Ah! Andai saja itu ibu, aku tidak perlu melakukan hal ini"
"Kenapa?"
"Karena ibu selalu bersemangat. Ibu tidak pernah putus asa"
"Ibu juga selalu ceria" Kihoon menyela.
"Sebelum itu, ibu ingin bertanya pada kalian. Apa yang kalian takutkan di dunia ini?"
"Tentu saja kemarahan ibu" sahut si sulung. "Tidak ada yang lebih menakutkan kecuali saat ibu marah"
"iissh! Kau ini. Bagaimana denganmu Kihoon?"
"Aku takut menjadi tumbuh besar dan dewasa"
"Kenapa?" Tanya Kiyoon malas.
Kihoon dengan mata teduhnya menatap sang ibu. "Aku takut ibu tidak memanjakanku lagi. Ayah tidak akan menggendongku lagi. Ah! Orang dewasa itu rumit. Kalau itu mungkin, aku ingin jadi anak kecil terus" jawab Kihoon panjang lebar.
"Menjijikkan" gumam Kiyoon menanggapi jawaban sang adik.
"Bagaimana dengan ibu?" Kihoon balik bertanya.
"Kalau ibu" Rae Na berpikir sejenak. "Kehilangan orang-orang yang ibu sayangi, melihat mereka terluka, melihat mereka hidup tanpa senyum. Itu yang ibu takutkan"
"Ibu selalu punya jawaban yang hebat" kagum Kihoon dengan senyum manisnya.
Rae Na merangkul kedua anaknya. "Baiklah. Apa yang ingin kau ceritakan, Kiyoon?"
Cklek!
Baru Kiyoon ingin bercerita, pintu kamar terbuka. Menampakkan sang ayah yang terlihat lelah.
"Apa yang kalian lakukan di kamar ayah dan ibu?"
"Tidak ada" jawab si bungsu.
"Kalau begitu, kembali ke kamar. Jangan mengganggu kekasih ayah"
Kiyoon bangkit dan duduk. Begitu pula Kihoon. "Enak saja. Ibu juga kekasihku" sahut Kihoon cepat.
Plakk!
Kiyoon memukul kening sang adik. "Jaga bicaramu, sialan!"
"Kau juga, Kiyoon!" Tegur sang ibu. "Dan ayah, Ya ampun! Kita ini sudah tua" lanjut Rae Na pada sang suami yang sudah ikut duduk di ranjang.
Bukan menjawab, tiga pria bermarga Min ini hanya diam saling menatap. Kini Rae Na di buat jengah oleh ketiganya.
"Baik! Sekarang kalau sudah berkumpul begini, mau apa?"
Ketiganya masih diam. Membuat satu-satunya wanita di antara mereka ini semakin kesal.
"Sudahlah! Minggir kalian! Aku mau ambil minum" pekik Rae Na yang langsung beranjak dari sana.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Mereka terkikik mengejek wanita yang baru saja hilang di balik pintu.
To be continue--
Wuwuwuwu,,,,,,,
LMKM chaps 3 hampir 100k kawan. Taehyungku semuah
BTS kambek, udah pada koleksi mp3nya belum.
Tetep epiphany paling uwo menurut akuh.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX! LOVE / END
FanfictionWelcome to other side of Min's Family. "Biarkan cinta mencari cintanya sendiri" • Edisi spesial untuk Min Kiyoon dan Min Kihoon di masa remaja. lengkap kisah keluarga pasangan Min Yoongi dan Min Rae Na. Semua terangkum dalam kisah keluarga yang di k...