Lanjut yuks! Mau end part berapa?
..
Anak yang baru menginjak remaja itu tengah tertidur pulas. Lenguhannya menandakan sedang mencari kenyamanan. Namun, rasa berat di perutnya membuatnya membuka mata.
Kihoon terkejut. Atensinya berpindah ke penjuru ruangan. Pasalnya, dia tidak tidur di tempat yang sama. Hingga dia menemukan sang ibu tengah memeluknya. "Ibu?" Gumamnya.
Sang ibu merasa terusik. Dia pun ikut membuka mata. "Kihoon? Pukul berapa sekarang? Kenapa sudah bangun?"
"Kenapa aku bisa di kamar? Bukankah aku di rumah kakek?"
Rae Na beringsut duduk menyandarkan tubuhnya di ikuti sang anak. "Kihoon, maafkan ibu. Jangan begini lagi. Ibu khawatir. Ibu takut. Ibu dan ayah mencarimu hampir semalaman"
"Kenapa harus mencariku? Aku hanya ke rumah kakek"
"Tapi, kau tidak bilang? Kau juga tidak membawa ponselmu"
"Ibu dan ayah, kan sibuk. Lagi pula aku bukan kakak, kan?"
"Kihoon, jangan seperti itu. Ibu dan ayah tidak pernah membedakan kalian. Kami menyayangi kalian. Maafkan ibu. Sungguh, ibu minta maaf. Kau mau memaafkan ibu, kan?" Rae Na mengecup lembut kepala anak bungsunya.
Kihoon hanya diam. Masih sedikit putus asa dan kecewa dengan sikap kedua orang tuanya.
"Kihoon? Maafkan ibu! Kalau kau tidak mau memaafkan ibu, ibu tidak akan pergi bekerja. Tidak akan kemana-mana. Ibu akan di rumah saja sepanjang hari" rajuknya.
"Kenapa?"
"Agar ibu bisa langsung mencarimu jika kau pergi tidak bilang-bilang barang sedetik saja. Ibu akan mencarimu sampai kau memaafkan ibu. Bahkan jika ibu harus kehujanan atau di sambar pe-"
"Sudah, ibu! Diam!"
Cups!
Kihoon mengecup kilat bibir sang ibu. Membuat sang ibu cukup terkejut. "Kenapa kau melakukan itu, hem?"
"Kakak juga sering melakukannya. Ayah juga. Kenapa aku tidak boleh?"
"Dasar anak ibu" Rae Na mengacak gemas rambut sang anak. "Jadi, kau sudah memaafkan ibu?" Senang Rae Na.
"Tanyakan saja pada kumamon ayah"
"Sudah! Sekarang, kau tidur lagi. Ibu mau buat sarapan dulu. Nanti, ibu bangunkan"
Kihoon kembali membaringkan tubuhnya. Sementara sang ibu segera turun dari kasur dan mengecup lembut kening sang anak.
Jadi, setelah mendapat telepon dari sang ayah. Rae Na dan Yoongi segera melaju kesana. Setibanya di sana terlihat sang anak sudah tertidur di atas sofa.
Karena waktu yang sudah malam mereka segera membawanya pulang. Sang ayah mengangkat tubuh itu dengan perlahan agar tidak terbangun. Yoongi membaringkannya di kursi belakang di temani sang ibu yang menjadikan pahanya sebagai bantal.
..
"Ayah, ibu?" Sapa Kihoon siap untuk sarapan. Tak lupa memberi kecupan pada pipi sang ibu.
"Sudah tidak marah lagi, hem?" Goda sang ayah.
"Memang siapa yang marah?"
"Lalu, siapa yang kemarin kabur-kaburan?" sang ayah mengacak rambut anaknya yang langsung di tepis oleh sang anak.
"Ayah!" pekik Kihoon.
..
Seorang pria mengenakan kemeja putih di padukan celana hitam dengan sepatu yang sesuai dengan pakaiannya baru saja turun dari mobil. Pemandangan itu mengundang decak kagum dan histeris para siswa. Pria itu terus menyusuri koridor tanpa mempedulikan sekitarnya.
"Ya ampun! Siapa itu?"
"Astaga! Pangeran dari mana itu?"
"Astaga, astaga, astaga! Tampannya?"
Namun, siswa satu ini justru tampak sangat terkejut. "Ayah?"
Siswa itu langsung berbalik arah. Hatinya tak luput dari umpatan. "Sial!"
Drrt!
Ayah
Tunggu di situ. Jangan kabur.Telat.
Ternyata sang ayah sudah melihatnya. Terbukti dari pesan yang di kirimnya.
Dengan hembusan napas berat, Kiyoon berbalik lagi dan menghampiri ayahnya. "Kenapa ayah ke sini?" Bisiknya.
"Ayah ingin bertemu kepala sekolah. Ada apa?"
"Ayah tidak lihat seperti apa mereka melihat ayah?"
"Kenapa? Ayah tidak tertarik dengan mereka. Ayah bukan pedofil"
"Ayaah, ada apa lagi? Waktu itu ibu. Sekarang, ayah. Ya ampun!"
"Kenapa tanganmu?"
"Apa? Ini? Tidak apa-apa. Hanya sedikit terluka"
Sang ayah memegang lengannya. Meneliti seberapa parah lukanya hingga di perban.
Arrgh!
Kiyoon setengah berteriak.
"Kau sudah ke dokter?"
"Mana sempat aku ke dokter. Lagi pula ini tidak apa-apa" elaknya.
Yeri baru saja melewati koridor bersama teman setianya, Lisa. Lisa tampak antusias dengan pemandangan di depannya. "Yeri, Yeri! Lihat itu!"
"Apa?" Balas Yeri malas karena sibuk dengan ponselnya.
"Lihat! Bukankah itu ayah Kiyoon? Ya ampun! Tampannya"
"Ayo kesana!" Ajak Yeri seketika.
Naas, baru beberapa langkah mereka sudah di kejutkan dengan suara yang tidak asing.
"Paman?!"
To be continue--
Kebayang gak sih yoongi ngegendong kihoon kaya bayi gitu. Ya ampun terharu akutuh.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX! LOVE / END
FanfictionWelcome to other side of Min's Family. "Biarkan cinta mencari cintanya sendiri" • Edisi spesial untuk Min Kiyoon dan Min Kihoon di masa remaja. lengkap kisah keluarga pasangan Min Yoongi dan Min Rae Na. Semua terangkum dalam kisah keluarga yang di k...