Part 48

1K 136 55
                                    

YoonJin moment.

Love Rain. Eakk



..

Lihatlah di depan sana. Siapa yang tengah jalan sendirian itu?

Kiyoon tentu tahu siapa itu. Tapi, kenapa hanya sendiri?

Dimana sahabat tercintanya?

Ah, tidak. Mungkin sekarang sudah menjadi pujaan hati tercinta.

Uh! Apakah Kiyoon tertohok? Salahmu sendiri, Kiyoon. Kau terlalu lamban. Berharap saja belum terlambat.

Hei! Memangnya Kiyoon menyukai Hyun Jin? Halah! Jangan banyak mengelak, Kiyoon. Jujur saja kau ingin kebersamaan seperti saat kecil duku, kan?

Jangan bilang diam-diam kau merindukannya?

Ya, bisa jadi. Lagi pula tidak masalah, bukan? Di hari-harinya, Hyun Jin juga pasti merindukanmu. Kecuali, dia menerima pernyataan cinta dari pria muda bermarga Park itu.

Byuurrr!

"Hujan!"

Gadis berseragam itu segera menepi di halte bus terdekat. Berharap saja hujan segera reda dan bisa segera pulang.

Selang bebera detik datanglah seorang pria yang sudah setengah basah. Hyun Jin sontak menggeser tubuhnya satu langkah.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Tegur sang pria yang tidak lain adalah Min Kiyoon. Si otak seribu tapi, menyebalkan.

Hyun Jin mengernyitkan dahinya. Mengelak pertanyaan orang di sampingnya. "Seperti apa? Hanya melihat rambutmu yang basah"

"Begitu?"

"Ya. Kenapa?"

"Bukan karena aku tampan dengan keadaan basah?" Goda Kiyoon.

"Sadar diri Min Kiyoon. Kau itu-"

"Ah, ya. Kau kan sudah punya kekasih. Pasti hanya dia yang terlihat tampan di matamu"

"Apa maksudmu berkata seperti itu?! Siapa yang kau maksud kekasih?!"

Baiklah. Min Kiyoon, kau berhasil memancing amarah seorang Kim Hyun Jin.

"Ck! Kasihan sekali dia dengan orang sepertimu"

"Apa maksudmu, sialan?!"

"Kau tidak mau pulang? Hujan hampir reda" tanya Kiyoon halus.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, Min Kiyoon! Jelaskan apa maksudmu?"

"Maksud yang mana?"

"Min Kiyoon, berhenti membuatku kesal. Kenapa kau selalu menyebalkan? Apa kau begitu membenciku? Dari kecil kau tidak pernah bisa berdamai denganku. Padahal aku hanya ingin berteman denganmu"

Hyun Jin menarik satu ujung bibirnya. Perih. Begitu yang di rasakan hatinya. Dimana sang teman kecil selalu bertingkah acuh tak acuh. Tahukah, Hyun Jin terluka? Hingga matanya nanar penuh emosi. Beruntungnya ada hujan. Jadi, Kiyoon tidak bisa melihat itu.

"Begitu hinakah aku di matamu? Apa karena aku bodoh, aku tidak cantik, kau begitu membenciku?!" Hyun Jin menjeda ucapannya. "Kalaupun kau memang tidak suka padaku. Kau tidak perlu menggangguku. Kau tidak perlu membuatku kesal. Bersikaplah seperti dengan yang lainnya. Aku membencimu, Min Kiyoon. Aku MEMBENCIMU!!"

Dengan perasaan perih. Setelah melepaskan segala Unek-unek dalam hatinya Hyun Jin meninggalkannya. Memilih berjalan cepat di bawah guyuran hujan yang masih cukup deras.

"Kim Hyun Jin apa yang sudah kau katakan padanya? Bodoh sekali. Apa yang kau lakukan? Perasaan macam apa ini? Menyesal, kece-"

Argh!

Ya, Hyun Jin terpeleset jalanan yang licin karena monolognya sendiri. Kini dia semakin kesal. Sangat kesal.

Ingin menangis tapi, di jalan. Tidak menangis tapi, hatinya begitu kacau.

Semampunya, dia berusaha berdiri. Tidak mungkin, kan terduduk terus di jalan dengan genangan air hujan?

Akh!

Yak, dan rupanya kaki itu terkilir. Lengkap sudah menderitaanmu hari ini Hyun Jin. Dan jangan harap akan ada yang menolongmu.

"Bangunlah!" Sebuah uluran tangan tepat berada di depan wajahnya. Suaranya yang dingin sangat mudah di kenali.

Min Kiyoon menolongnya?

Ya, kalau bukan dia siapa lagi.

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri" tolak Hyun Jin ketus.

Hyun Jin kembali mencoba berdiri. Lagi, dia gagal. Kakinya begitu ngilu. Hanya ringisan yang keluar dari mulutnya.

Baiklah. Bolehkah Hyun Jin kini benar-benar menangis? Sakit sekali, kawan. Dari kaki hingga hatinya.

Bukan lagi sebuah tangan. Namun, punggung lebar tersedia di depannya. Hyun Jin diam, mencerna apa yang di lakukan seorang Min Kiyoon di depannya. "Mau pulang atau tetap duduk disini? Cepat naik! Jika kau mau menunggu bus, tidak ada. Bus sangat jarang saat hujan lebat seperti ini"

"Tapi-"

"Kalau kau bisa berdiri akan ku tinggal"

Perlahan Hyun Jin meraih bahu Kiyoon. Menerima tawaran ini tidak buruk, bukan? Lagipula, kakinya benar-benar sakit.





..

Setengah perjalanan sudah mereka lewati. Hanya hening yang menguasai keduanya. Ya, walaupun sesekali Hyun Jin tersenyum tidak jelas tanpa sepengetahuan orang yang tengah menggendongnya.

"Apa kau benar-benar membenciku?" Tanya Kiyoon tiba-tiba.

"Y-ya, ya aku membencimu" jawab Hyun Jin terbata.

"Apa aku begitu menyebalkan bagiku?"

"Sama seperti aku begitu bodoh di matamu"

"Bagaimana jika aku tidak menganggapmu bodoh?"

"Berhenti di sana. Itu rumahku"

Benar saja, Kiyoon berhenti di depan rumah cukup besar itu. Menurunkan Hyun Jin dari punggungnya dengan hati-hati. Kini keduanya saling berhadapan. Dengan Hyun Jin yang bertumpu dengan satu kaki dan berpegang pada gagang pintu.

"Apa kau menyukai Jihoon?"

"Jihoon?"

"Bukankah dia menyatakan cinta padamu?Apa kau menerimanya?"

"Belum. Aku belum memberi jawaban. Bagiku dia hanya adik. Sudah. Terima kasih, sudah mengangarku. Aku masuk kalau kau tidak mau mampir"

Hyun Jin hampir membuka pintu. Namun, seketika tangannya di tarik hingga tubuhnya menabrak orang yang menariknya.








Cuuups~~~




To be continue--

Gimana?

Tuhkan ada cewek di belakang mereka. Hiks, kok agak nyeri gimana gitu ya? Gimana kalo ada yg menyimpan rasa sama dia.

Di book life scenario. Ada cewek yg berada di belakang yoongi. Hiks kenapa beneran. Yg baca pasti tau.

 Yg baca pasti tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang