Part 35

1K 148 17
                                    

Sebelumnya, saya minta maaf karena sering telat balas komentar kalian. Percayalah! Kuota saya tengah  di ambang penghabisan. Apalagi kuota sore, benar² habis. Jd komen setelah jam 12 siang psti saya balas setelah jam 12 malam. Wong komen sblm jm 12 siang aja saya balas abis jm 12 mlm. 😁😁 piss ya shay.

..

Makan malam kala itu di lalui tanpa anak bungsu kesayangan. Kihoon yang sudah cukup lelah menahan sakit memilih tidur di sofa setelah minum obat.

"Biar ku lihat dulu" kata Yoongi kala itu. Setelahnya di susul sang ibu yang juga ingin memastikan.

Melihat anaknya terpejam di sofa Yoongi segera mendekatinya. "Dia tidur. Akan ku pindahkan ke kamar"

"Tapi-" sergah Rae Na yang tidak rela makan malamnya tanpa keluarga utuh.

"Kau tidak lihat? Wajahnya sangat pucat. Kau ingin membangunkannya hanya untuk makan ayam bakar? " ketus Yoongi saat itu.

Rae Na pasrah. Membenarkan apa yang di katakan sang suami.

Berujunglah Yoongi mengangkat tubuh anak bungsunya pindah ke kamar. Rae Na pun masih terus mengikutinya. Memastikan bahwa anaknya tidur dalam posisi yang nyaman.

Ya ampun gue mau jd kihoon di gendong terus sm ayah. Ayah sayang sekali rupanya sama anak kecil ini.

Kini hari telah berganti. Bahkan Kiyoon tengah mengikuti turnamen tingkat internasional di China. Sebagai pemain tunggal putra bersama satu seniornya dia harus mendapatkan hasil yang membanggakan. Dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan berharganya. Atau semua pihak akan kecewa.

"Jangan takut. Kau punya kemampuan. Bersiaplah! Pertandingan akan segera di mulai" Begitu pesan pelatih padanya kala berada di ruang ganti.

Tidak muluk-muluk untuk hasil kali ini. Bisa masuk semi final saja sudah baik. Berhubung ini kali pertama  dia mengikuti kejuaraan internasional. Setidaknya, tidak berakhir di babak penyisihan.

Riuh penonton semakin menggema. Keinginan untuk menguasi permainan membuncah di hati. Peluit panjang sebagai bukti bahwa Min Kiyoon harus berhasil menyuguhkan laga terbaiknya.


..

Kelas begitu bising dengan kata-kata pujian yang berlebihan. Ya, setidaknya itu menurut Kim Hyun Jin yang baru saja masuk ke sana.

Bagaimana tidak? Jika seisi kelas membicarakan hasil pertandingan Min Kiyoon semalam. Tapi, berbeda Hyun Jin yang tidak tertarik sama sekali. Sudah jelas pria otak seribu itu pasti berhasil. Untuk apa di bahas berulang kali. Lagi pula masih ada tahap selanjutnya yang harus di lewati.

"Kiyooon!!! I love you!!"

"Kiyooon!! Kau membuat kami bangga"

"Kiyooon!! Harusnya kau jadi milikku"

"Kiyooo!!"

Kiyoon, Kiyoon dan Kiyoon lainnya menggema bebas di kelasnya. Sungguh, Hyun Jin makin muak berada di sana.

"Hei! Kau tidak bangga pada teman kita? Dia benar-benar keren" tegur salah satu siswi.

"Hei! Hanya kau di sini yang paling dekat dengannya. Apa kau mengucapkan selamat padanya?" Ucap satu lainnya.

"Tidak"

"Tidak? Hei! Kenapa kau bodoh sekali"

"Baginya, itu hal mudah. Sudah jelas dia akan berhasil. Aku tidak peduli"






Hingga pulang sekolah Hyun Jin masih merasa kesal dengan ucapan teman-temannya. Begitu banggakah mereka padanya? Lalu, bagaimana dengannya? Siapa orang yang bangga padanya?

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang