Part 37

1K 145 29
                                    

Gak drama amat sih. Yg pnting nyampe maksudnya.

..







Setelah kepulangan mereka secara bersama. Malam ini setelah makan malam dan tentu setelah Kihoon meminum obatnya, mereka langsung di hakimi di ruang kerja sang ayah. Sementara, Kiyoon dan Yoongi duduk di sofa, Kihoon berdiri seraya menundukkan kepala di hadapan sang ibu.

Rae Na sebagai sang ibu merasa kesal bercampur sedih menatap sang anak. Hatinya hancur mengetahui rahasia si bungsu. Rae Na ingin menangis. Dia merutuki dirinya sendiri karena kebodohannya.

Banyak tanda yang di tunjukkan sang anak. Tapi, sedikitpun dia tidak mencari tahu. Dari mulai sang anak yang menghindari makanan pedas, bahkan makanan yang dia sukai. Tubuhnya yang makin kurus. Hingga Hee Jin yang mengatakan kalau Kihoon mengonsumsi obat. Rae Na merasa bodoh dalam hal ini.

"Kenapa kau tidak mengatakan apapun, ha?"

"Kau pikir ibumu ini siapa?"

"Jika sudah begini? Kau pikir akan dengan mudah sembuh?"

"Lalu, sampai kapan kau akan menahan sakitmu?"

"Sampai kapan kau akan merahasiakan ini dari ibu?"

"Apa salah ibu padamu? Kenapa kau lakukan ini pada ibu?"

Rae Na sampai terjatuh ke lantai. Dia menangis. Tangannya memegang erat tangan sang anak.

Inilah yang di takutkan Kihoon. Ibunya akan meraung menyalahkan diri sendiri dan terlalu mengkhawatirkannya.

Pada akhirnya, Kihoon menangis. Setidaknya air matanya mengalir walaupun tanpa suara.

Tidak tega sang istri akan menghakimi anaknya lebih dalam, Yoongi mulai mendekat. "Bagaimana kau mendapatkan uang untuk membeli obat?"

Ini bedanya ayah dengan ibunya. Yoongi tidak akan membuat anaknya semakin tertekan dalam setiap masalahnya. "Bangun dan dengarkan anakmu bicara" perintah Yoongi pada istrinya.

Sedikitpun Kihoon tidak berani mengangkat kepalanya. Apalagi menatap mata kedua orang tuanya.

"Aku menyisihkan uang saku dari ayah dan ibu. Aku tidak pernah jajan"

Ya, itulah kenapa makin hari bukannya sembuh justru sakitnya makin parah. Kihoon memilih tidak makan di sekolah agar uangnya utuh dan bisa untuk membeli obat. Cara yang salah memang. Pasalnya, hanya itu yang bisa Kiyoon lakukan.

"Kau tahu, jika kau telat makan akan semakin sakit?"

"Aku tahu"

"Apa yang di katakan dokter saat kau di periksa?"

"Aku tidak pernah ke dokter"

"Ke tempat kau biasa membeli obat"

"Aku di minta periksa ke rumah sakit untuk melakun Ct-Scan atau MRI"

"Lalu, kenapa kau tidak bilang apapun, ha? Itu artinya sakitmu sudah parah" ini sang ibu di tengah isakannya.

"Maaf! Aku hanya tidak ingin ibu dan ayah khawatir atau cemas"

"Kau tahu? Kau masih tanggungan ayah dan ibu. Apa yang kau butuhkan adalah tanggung jawab ayah dan ibu"

Yoongi segera mendekap sang anak dengan satu tangannya. Berusaha menenangkan agar sang anak tidak merasa tersudut.

"Pergilah tidur" ucap sang ayah seraya melepas dekapannya.

Masih dengan kepala tertunduknya, Kihoon berjalan meninggalkan ruangan. Menyisakan tiga orang di sana.

"Jangan membuatnya merasa tertekan. Jika kau tidak mau melihatnya semakin sakit" pesan Yoongi pada sang istri.

Sekarang dua pasang mata beralih pada anak sulungnya. Membuat yang di tatap reflek menunduk. Siap-siap saja sekarang dialah yang akan di hakimi.







..

Setelah semua yang di ceritakan anak sulungnya, Rae Na masuk ke kamar si bungsu. Di lihatnya tubuh kurus itu terbaring dalam ranjangnya. Dia segera mendekatinya.

"Maafkan ibu, jika karena ibu kau semakin sakit. Jika kau mengatakannya dari awal, ibu pasti tidak akan menyakitimu. Maafkan ibu, sayang" suara seraknya menandakan dia menahan tangis.

Kihoon tiba-tiba melenguh. Peluhnya mulai muncul di sudut wajahnya. "Kihoon?" gumam sang ibu.

Tangannya terulur menyentuh kening anaknya. "Kau demam?" paniknya.

"Akh!" Kihoon tiba-tiba terbangun. Tangannya meremat perutnya sendiri.

"Kihoon?!"

"Ibu, sakit. Sakit, bu. Akh!"

"Kihoon! Kau kenapa?" Cemas bercampur khawatir langsung menguasai.

Kihoon terus mengerang sakit dengan peluh sang semakin deras mengalir.

"Ada apa?!"

Yoongi dan Kihoon langsung masuk ke kamar mereka. Di lihatnya si bungsu tampak kesakitan luar biasa. Bahkan tak henti-hentinya mengguling ke kanan-kiri.

"Kihoon! Tenang, sayang!" Panik Rae Na.

"Kita bawa ke rumah sakit sekarang" sahut Yoongi.

"Akh! Tt-tidak m-mau. Aku tidak m-mau" tolaknya.

"Tapi, kau sakit, sayang"

"Tidak m-mau. Besok aku a-ku,  akh! b-besok aku ulangan. Aku harus ke sekolah"

"Persetan dengan ulangan, bodoh!" Bentak Kiyoon.

"KIYOON!" Giliran dia yang di bentak sang ibu. "Jaga bicaramu! "

"Diam kalian! siapkan mobilnya" perintah Yoongi yang sudah mengangkat tubuh anak bungsunya.








To be continue--

Bodolah sama feelnya. Buruk pasti.

Terima kasih yang udah nyempetin mampir. Jangan di paksain ya shay.

Oh ya, Loona kambek tuh kalo mau liat hyun jin sama hee jin.

Lavyu

Ryeozka

FIX! LOVE / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang