My cold boy (7)

21.1K 916 1
                                    

Happy reading...

Pagi yang buruk, tapi tak seburuk nasib seorang Hanna. Dia lagi dan lagi terlambat bangun, padahal dia sudah membuat alarm dengan volume yang paling tinggi. Miris, gadis itu akhirnya harus mengendap-ngedap di antara kebun bunga taman sekolah. Ia berusaha mengelabuhi Miss Rum yang sedang patroli di dekat pintu masuk. Hanna kadang heran kenapa juga hidupnya kaku begitu, kayak nggak pernah muda aja. Belum lagi peraturan konyol yang kadang dia buat sesuka hati, huhh semoga saja dia cepat melahirkan dan segera cuti. Ah, Hanna dan seluruh penghuni SMA Harapan Bangsa akan langsung sujud syukur dan membuat perayaan satu minggu penuh.

Acara menyelinapnya hampir sukses, jika saja saat Hanna sudah melewati Miss Rum, dia tidak melihat Jenny yang kebetulan lewat dan berancang- ancang meneriakinya. Dengan tatapan memohon, Hanna menempelkan jari telunjuk ke bibirnya berharap gadis itu tetap diam. Tetapi lihat apa yang sahabatnya itu lakukan.

"Hanna ngapain lewat situ, disini aja kan bisa," teriaknya dengan wajah sok polos sekaligus mengejek lalu melangkah pergi tanpa dosa. Jenny itu memang punya kebiasaan membully Hanna.

Tamat sudah riwayatnya sekarang. Awas saja anak itu, Hanna akan buat pembalasan.

"Siapa disana?" Marah Miss Rum dengan suara tegas dan lantangnya.

"Kucing Miss, meoww " jawab Hanna sambil mengeong beberapa kali.

"Ohh kucing," gumamnya menganggukkan kepala.

"Iya kucing"

"Keluar kamu!" Miss Rum mengarahkan telunjuknya ke tempat Hanna sembunyi,"kamu kira saya bodoh"

"Kapan saya bilang Miss bodoh?" Tanya Hanna sok polos.

"Kamu tuh ya bener-bener," geramnya kesal.

"Maaf Miss" Hanna menunduk dengan wajah melasnya.

"Maaf maaf, bersihkan gudang sekolah atas dan bawah sekarang."

"Yah Miss... Nanti saya telat masuk kelas gimana?" Hanna merapatkan kedua tanganya di depan dada," pulang sekolah ya Miss, tolong."

Miss Rum memijat kepalanya pelan
"Aduhhh kamu ini, ya sudah tapi inget jangan coba-coba kabur"

"Siap, makasi Miss," ujar Hanna dengan semangat. Ia memang tidak akan coba-coba kabur, ia akan kabur beneran. Tawa Hanna dalam hati.

"Udah sana pergi, liat kamu saya jadi mual," usirnya dengan kata kata menusuk. Tangannya mengusap perutnya yang mulai membesar.

Hanna cemberut lalu segera berlari menjauhi Miss Rum, takut takut beruang hamil itu berubah pikiran.
Dirinya mendadak kembali dongkol mengingat Jenny. Bisa bisanya dia punya sahabat macam begitu, lihat saja akan dia omeli habis-habisan nanti.

Hanna berjalan pelan menuju kelas. Ia merogoh sakunya, mengambil selembar roti yang ia bungkus dengan tisu lalu melahapnya kasar. Tak peduli dengan Buk Ari yang mungkin sudah berada di kelas menjelaskan rumus matematika yang sangat rumit itu. Katanya matematika itu ilmu yang menyenangkan, tapi sungguh, Hanna benci matematika, seberapa keras pun dia belajar tetap saja nilainya di bawah 7. Sebel Hanna tuhh, andai saja yang mengajar matematika itu seganteng Raja mungkin nilainya akan naik sedikit, kira kira 0,5 lah. Tapi sudahlah jangan berharap hal yang tidak mungkin, yang realistis saja misalnya Raja menjadi suami masa depannya gitu. Aiih, itu lebih tidak realistis sebenarnya Hanna.

Sampai di kelas, nasib baik nampaknya berpihak pada Hanna, ternyata Buk Ari tidak ada dan sepertinya juga tidak ada tugas karena suasana kelas yang nampak ramai dan heboh. Gadis mungil itu menghembuskan nafasnya lega Lalu segera menghampiri Jenny. Ia mengeluarkan tatapan mengerikannya, mungkin jika bisa ia sudah keluar tanduk lalu hidungnya menyemburkan asap panas.

My Cold Boy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang