My Cold Boy (42)

15.6K 643 26
                                    

Happy reading.....

Keheningan menemani kedua insan yang tengah duduk di dalam mobil. Hanna bertugas untuk menyetir kali ini. Jika kalian berharap kepada Raja, bisa bisa tangan cowok itu harus diamputasi besok. Raja sebenarnya sangat ingin mencairkan suasana tetapi ia bingung harus memulai dari mana. Ia terlalu dingin hanya untuk sekedar melempar gurauan atau hal-hal tak penting, tetapi jika keheningan ini terus terjadi hubungannya dengan Hanna tak akan membaik. Ahh Raja rindu Hanna yang tak berhenti mengajaknya bicara, bukan Hanna yang diam seribu bahasa seperti ini.

Raja mengubah posisi duduknya pelan, ekor matanya lalu melirik ke arah Hanna yang nampaknya tak berniat meliriknya sama sekali.

"Lo bagus," ujar Raja pada akhirnya, ia berniat memuji penampilan gadis itu barusan tapi nampaknya lagi dan lagi tidak ada respon. Cowok itu kemudian menghela nafas berat sambil dengan terang terangan menatap Hanna, susah rasanya merangkai kata.

"Apasih liat liat?" Tanya Hanna bengis, lama ditatap seperti itu membuat Hanna mungkin risih sendiri.

"Tadi lo tampilnya bagus."

Raja tanpa sadar melempar tatapan intimidasinya pada Hanna yang hanya membalas ucapannya dengan memutar bola matanya malas. Oke hal ini tidak baik Hanna nampaknya tidak nyaman.

"Lo nggak usah liatin gue kenapa sih!" Marah Hanna akhirnya.

"Kenapa?"

"Isshh, dulu aja gue ngesot-ngesot nggak di peduliin," gumam Hanna sangat pelan tetapi masih dapat didengar dengan sempurna oleh Raja.

"Sekarang lo diem aja gue peduli," jawab Raja sambil menyungging senyum tipis dan Hanna terlihat terkejut karena ucapannya di dengar padahal ia merasa berbicara dalam hati.

"Tapi gue nggak peduli tuh," balas Hanna acuh.

"Lo harus."

"Ada hak apa lo nyuruh-nyuruh gue? Please deh nggak usah ngajak berantem."

Raja memejamkan matanya pelan sambil menarik nafas dalam,"Gue cuma mintak satu kesempatan Hanna Sabrina, tolong kasih gue kesempatan itu."

Emosi Hanna tiba-tiba saja naik di permukaan ia kemudian memilih memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Mungkin  saja karena ia takut kehilangan fokus mengemudi saat bertengkar.

"Kesempatan kata lo? Punya hati nggak sih hah?  Nggak inget apa yang udah lo lakuin sama gue? Apa blm cukup hah?"

Raja lagi dan lagi terdiam tanpa kata, pikirannya berkecamuk berputar entah kemana. Perdebatan seperti ini sudah sering terjadi tapi kenapa ujung masih tetap sama.

"Please Raja jangan buat situasi semakin sulit, udah dari lama gue nahan kalimat gue barusan dan Gue harap lo ngerti."

Raja meraih tangan Hanna dengan tangannya yang tak terluka ada raut sendu di garis wajah cowok itu.

"Gue minta maaf, gue bener-bener bodoh waktu itu. Gue nggak bisa bedain rasa yang gue alami. Gue sadar pada saat lo natap gue dengan tatapan kecewa lo di depan rumah Jenny dada gue sesek, tapi nyatanya sekali lagi logika gue nutup hati gue yang sebenarnya udah lo ambil jauh sebelum hari itu." Semua ucapan Raja bukanlah omong kosong semata. Cowok seperti Raja tak akan mungkin mau memberikan perhatian perhatian kecil untuk seseorang yang tidak ia sukai dan sayangnya cowok itu tak menyadarinya.

Hanna menarik tangannya, matanya nampak berkaca-kaca sambil menatap ke luar jendela.

"Please Hanna setidaknya kasih gue kesempatan untuk berjuang."

"Lo nggak perlu berjuang atau apapun itu karena sekarang udah nggak ada waktu."

"Maksud lo dengan nggak ada waktu itu apa?" Tanya Raja dengan tampang dingin dan datarnya, entak kenapa perkataan Hanna memiliki pesan tersirat yang membuat Raja takut.

My Cold Boy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang