My Cold Boy (32)

20.3K 947 123
                                    

Sahabat dan pacar adalah dua orang yang aku kira menyayangiku tapi nyatanya malah mereka menyakitiku begitu dalamnya dan pada saat yang bersamaan. Coba kalian bayangkan bagaimana hancurnya aku.

Happy reading.....

Setelah tiga hari yang membosankan, akhirnya Hanna di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Beberapa teman dan wali kelas datang menjenguknya kemaren. Kecuali orang yang sangat Hanna tunggu kedatangannya. Huhhh, cowok itu benar benar tak menujukan batang hidungnya, sebegitu tidak pedulikah dia? Padahal Hanna yakin, Kennan pasti sudah memberi tahu Raja tentang keadaannya.

Hanna menatap layar ponselnya, menunggu seseorang di sebrang sana menjawab panggilannya. Hanna ingin berusaha sedikit lagi, sambil berharap Raja memintanya tetap tinggal, dan jika itu benar terjadi tentu saja Hanna akan tetap disini, bagaimanapun caranya. Tetapi nampaknya itu hanya sebuah harapan belaka, pasalnya ini sudah panggilan kesekian kalinya sejak 2 hari lalu dan Raja sama sekali tidak berniat mengangkat telepon darinya. Gadis itu menghembuskan nafas berat, sambil menatap pasrah ke arah ponselnya. Kalau terus begini, lebih baik ia datang ke rumahnya saja.

Setelah memantapkan hatinya, Hanna sesegera mungkin mengganti bajunya, memoles sedikit wajahnya agar tidak terlihat pucat. Gadis itu segera menyambar 3 hoodie milik Raja yang ada padanya. Jika nanti semuanya benar benar berakhir ia tidak ingin ada hal sekecil apapun yang menyangkut cowok itu tersisa di kehidupannya. Ya tidak sedikitpun.

Hanna mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, meluncur di atas jalan yang licin bekas air hujan yang baru saja berhenti. Siap tidak siap, Hanna akan menerima apapun yang terjadi nantinya. Walau hanya sesak yang ia dapatkan, setidaknya Hanna sudah mencoba.

Tok... tok... tok...

Hanna mengetuk pintu di depannya beberapa kali, tetapi si penghuni rumah tidak kunjung membuka pintu membuat gadis itu mengernyitkan alisnya heran. Biasanya Bi Asih selalu cepat saat Hanna bertamu kesini, tapi sekarang dia kemana?

Lama menunggu, Hanna memilih beranjak dari tempatnya. Tetapi sebelum itu ia mengambil note kecil yang selalu ada di tasnya. Tangannya mulai menulis kata demi kata, berharap Raja membaca saat pulang nanti. Ya,,, semoga dengan ini cowok itu mengubungi Hanna sebelum keberangkatannya besok.

Kalau kamu baca ini, aku harap kamu bisa luangin waktu sebentar aja buat angkat telpon aku. Aku mohon.

Salam rindu Hanna

Hanna mendunduk, lalu memasukan lipatan kertas itu lewat celah di bawah pintu. Langkah kaki menuntunnya menuju mobil merah yang terparkir di halaman luas keluarga Atmaja. Netranya menatap lama ke arah paper bag berisikan hoodie milik Raja. Gadis itu menghembuskan nafasnya berat, mungkin dia akan menitipkan barang ini pada Jenny saja, sekalian berpamitan. Ahh iya, sahabanya itu tidak ada kabar sejak Hanna masuk rumah sakit. Ponselnya juga tidak bisa di hubungi, jadi Hanna memilih langsung kerumahnya saja.

Hari sudah nampak gelap, tetapi Hanna baru memasuki komplek perumahan Jenny yang sedikit seram. Hal itu membuat gadis mungil yang sedang murung itu mempercepat laju mobilnya.

Dan saat sampai di depan rumah Jenny, tebak apa yang Hanna lihat?

Tepat di depan pintu masuk, dua orang yang sangat Hanna kenali tengah berpelukan mesra. Tubuh Hanna menegang, lidahnya terasa kelu, tak bisa berkata kata. Hal yang sama terjadi pada hatinya, yang terasa di remas remas dengan hebatnya. Rasa sakit menghimpit dadanya dengan tak berperasaan. Ia sampai tak bisa untuk sekedar membuka mulutnya. Semuanya sangat mengejutkan dan juga  menyakitkan. Apa ini? Penglihatannya tidak salah kan? Jenny itu sahabatnya, dia tidak mungkin seperti ini kan? Hanna berteriak dalam hati, tangisnya mengeras tanpa bisa ia kendalikan.

My Cold Boy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang