My Cold Boy (11)

21K 918 11
                                    


Happy reading.....

Sore hari yang cerah dan sedikit panas menemani Hanna yang sedang sibuk berkutat dengan mixer di tangannya, ia sesekali mengusap keringat di dahinya. Sudah dua kali cookies yang  coba ia buat gagal total dan ini percobaan terakhirnya, ya terakhirnya, sebelum emosinya naik dan siap melepar semua perabotan di sana. Gadis itu kembali mendengus kesal saat ponselnya tak henti berbunyi. Ia akhirnya meraih ponsel itu kasar, lalu mengapitnya di antara telinga dan bahunya.

"NAA," teriakan keras langsung menyapa indra pendengaran Hanna, hampir saja dia menjatuhkan buah kerja kerasnya yang masih belum jadi hingga sekarang itu ke atas lantai.

"Berdarah kuping gue Jen," marah Hanna dengan berlebihan, ia mengusap telinganya yang terasa panas.

"Kenapa nelfon?" Tanya Hanna heran, tak biasanya Jenny menelpon pagi-pagi, karena waktu Indonesia menggibahnya adalah di malam hari.

"Nggak kenapa, lagi bosen aja," jawab Jenny sambil terkekeh pelan, Jenny ini memang sosok sahabat laknat, giliran dia bosen aja nyarinya Hanna. Coba kalo lagi sengang, hmm ngilang pasti.

"Kamprett lo emang, sini main ke rumah."

"Nggak ah mager. Oh ya suara apa tu?kok ribut banget sih Na?" Keponya Jenny lagi keluar ya gini.

"Lagi bikin cookies, buat calon pacar hehe," jawab Hanna sambil menyicipi adonan di depannya, alisnya mengerut lucu, menerka nerka rasa yang kurang.

"Siapa sih Na, kepo tau."

"Ada deh nanti kalo udah taken gue kasih tau," ujar Hanna sambil terkekeh, bukan maksud hati ingin merahasiakan, hanya saja ia akan membuat Raja menjadi miliknya dulu baru dia akan pamer keseluruh dunia kalau pacarnya ganteng. Lebay banget emang Hanna tuh kalau udah menyangkut Raja.

"Ohh ya, kemaren gue ketemu mantan tau," lanjut Hanna mengalihkan pembicaraan.

"Ahh siapa? Anak SMA DJ itu? Gilaa, terus terus," ujarnya tak percaya. Pasti Jenny tengah berjingkrak tidak jelas, yah karena dulu dia lah yang menjadi mak comblang diantara mereka.

"Ya gue lari lah, takut gue sama masa lalu wkwkw," jawab Hanna sambil tertawa ngakak mengingat acara kaburnya tadi, dan sialnya ada anjing yang ikut mengejarnya. Nih ya kalau dia nggak berhasil kabur dan loncatin pagar orang  habis sudah hidup Hanna. Ngenes memang, udah di kejar mantan di kejar anjing lagi, keduanya sama-sama mengerikan.

"Anjirr orang ganteng lo ajak main kejar kejaran," ujar Jenny ikut tertawa.

"Udah ahh gue mau mandi dulu biar wangi, ntar bantu gue milih baju ya. Gue vidcall," pinta Hanna dengan sangat excited, tangannya dengan telaten membentuk adonan cookiesnya menjadi bentuk hewan hewan lucu, lalu memasukkannya ke dalam oven.

"Siap, serahkan pada stylish Jenny, gue jamin  sukses sama gebetan, langsung klepek klepek." Jenny mengakhiri sambungan telfon dengan gelak tawa mengglegarnya.

                             ***

Hanna kini berdiri di depan pintu besar dengan cat warna putih, tangannya memegang erat tali paper bag berisikan cookies yang tadi ia buat dengan sepenuh hati, seperti anak sendiri. Gadis itu menghentak hentakkan kakinya gugup. Ia menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya kasar beberapa kali. Aihh, bahkan belum bertemu dengan Raja saja mampu membuat jantung Hanna berdetak dengan begitu cepat.

Tok... tok... tok..

Hanna mengetuk pintu di depannya, lalu tak lama terdengar suara dari dalam.

My Cold Boy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang