My Cold Boy (39)

17.6K 705 42
                                    


Happy reading

Dinginnya udara pagi berhembus menyapa kulit wajah Raja yang kini diam dengan tatapan menerawang ke depan. Cowok dingin itu tengah berdiri sambil menumpukan tubuhnya pada tembok sebatas pinggang di depannya. Suasana pagi yang sangat menyejukkan bagi sebagian orang itu entah kenapa menjadi begitu menyesakkan untuk Raja. Penolakan demi penolakan yang ia terima seakan menyiksanya bersama dengan oksigen yang kian menipis.

Tadi pagi-pagi sekali ia datang ke rumah Hanna untuk menjemput gadis itu. Sang empu sama sekali tak mau keluar dari kamarnya walau sekeras apapun Raja merayu. Cowok itu mengepalkan tangannya kuat saat Dion datang dan langsung membuat Hanna keluar dengan terburu-buru. Bahkan  tak butuh waktu hingga lima menit untuk Hanna datang sambil tersenyum manis pada Dion tanpa mau menatapnya sama sekali. Rasanya benar-benar menyakitkan jika kalian ingin tahu. Tetapi tak mungkin kan ia menarik paksa Hanna dan membuatnya membenci Raja lebih banyak dari ini. Pada akhirnya Ia menyusul mereka yang sudah melesat menuju sekolah tanpa menyapa Raja sama sekali. Diacuhkan seperti ini membuat suasana hatinya menjadi tak baik oleh karena itu sesampainya di samping sekolah ia membeli sebungkus rokok di warung mbak dan langsung menuju atap sekolah untuk menenangkan diri.

Raja merogoh saku hoodienya dengan tatapan yang masih mengarah ke depan. Sesekali ia melirik ke arah gerbang sekolah untuk memastikan Hanna datang dengan selamat. Entah singgah kemana Dion mengemudi mobilnya hingga Raja kehilangan jejak tadi. Sebungkus rokok ia keluarkan dari sana lalu tanpa pikir panjang mengambil salah satu dari beberapa batang rokok yang berjejer rapi di sana. Sekali lagi cowok dingin itu menarik nafasnya dalam sebelum mengarahkan pematik pada benda beracun di tangannya. Belum sempat Raja mengisap asapnya yang candu sekaligus beracun itu pandanganya bertemu dengan Hanna yang terlihat menatapnya dari bawah sana. Raja menghentikan kegiatannya membuat rokok di tangannya yang sudah mengepulkan asap melayang di udara. Tetapi hal itu tak berlangsung lama, Hanna kembali melangkah tanpa peduli sama sekali dengan Raja yang kini tengah mematung. Dulu jika Hanna melihatnya merokok gadis itu pasti akan memaksanya untuk mematikan benda itu atau kalau tidak Hanna akan langsung merampasnya lalu menginjaknya dengan kejam. Sekarang semua itu sudah tak ada lagi Hanna sudah tak peduli dengan Raja.

Raja tersadar lalu memejamkan matanya pelan. Perlahan ia lempar rokok miliknya lalu menginjaknya asal. Ia jadi seperti maling yang ketauan mencuri tetapi si korban sama sekali tak peduli dengan itu. Sesak sekali rasanya saat Hanna mengabaikannya. Ini tak bisa di biarkan, Raja harus berusaha lebih keras lagi.

Derap kaki bersentuhan dengan lantai menciptakan irama tak beratur di sepanjang koridor. Tatapan dingin angkuhnya mendukung proporsi tubuhnya yang sempurna. Persis sekali dengan tokoh komik atau novel yang sering kalian baca.

"Hanna Sabrina," panggil Raja saat berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Hanna yang kini nampak terkejut. Gadis itu memutar bola matanya malas lalu kembali melangkah pergi dari sana.

"Tunggu sebentar."

"Kenapa sih!?" Kesal Hanna sambil mendengus.

Raja tersenyum kecil lalu tangannya tergerak merapikan surai lembut Hanna yang sedikit berantakan.

"Lo ya, siapa yang nyuruh lo sentuh - sentuh!?" Hanna menjauh dirinya dari jangkauan Raja sembari menujuk cowok di depannya dengan nada permusuhan.

"Nggak ada."

"Nyebelin banget sih lo, pergi sana," usir Hanna mengibaskan tangannya.

"Lo gemesin kalo marah," gombal Raja terdengar tulus tetapi dengan nada super kaku. Memangnya siapa yang akan luluh dengan gombalan seperti itu.

"Gue nggak peduli dan gue mohon untuk hari ini jangan ganggu gue, ngerti!?"

"Gue enggak, gue lagi perjuangin lo bukan ganggu."

My Cold Boy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang